Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi berbagai cobaan hidup, baik berupa penyakit fisik maupun tekanan batin, sering kali membuat seseorang merasa terpuruk. Namun, ada satu amalan yang diyakini mampu membawa kesembuhan serta ketenangan jiwa, yaitu dzikir Nabi Ayyub Alaihissalam.
Dzikir ini diyakini tidak hanya memberikan ketenangan, tetapi juga kesembuhan fisik. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramahnya. Ia menyebutkan bahwa dzikir ini telah dipraktikkan oleh beberapa orang dengan hasil yang mengejutkan.
Menurut UAH, dzikir Nabi Ayyub terbukti ampuh dalam sejumlah kasus nyata. Dikutip Sabtu (10/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @RuhaniSejati, UAH menceritakan kisah seorang pria yang mengalami gangguan penglihatan. Awalnya, salah satu matanya tidak dapat melihat dengan jelas.
UAH menjelaskan bahwa setelah mengamalkan dzikir Nabi Ayub secara rutin, penglihatan pria tersebut mulai pulih. Pada hari ke-13 hingga ke-15, pandangannya yang semula gelap berangsur menjadi remang-remang. Pada suatu pagi, saat membuka kamar mandi, ia terkejut melihat cahaya terang.
Kejadian itu membuatnya langsung bersujud syukur. Tanpa disadari, ia bisa melihat kembali dengan jelas. Penglihatan yang tadinya buram kini kembali normal. Momen itu begitu mengharukan karena pria tersebut tak menyangka bahwa dirinya akan sembuh secepat itu.
Dzikir Nabi Ayyub sendiri merupakan ungkapan penuh kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi ujian berupa penyakit. Doa ini berbunyi:"Rabbahu anni massaniyad-dhurru wa anta ar-hamur-rahimin."Artinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Simak Video Pilihan Ini:
Satgas Pangan Cek Ketersediaan Bahan Pokok di Pasar Tradisional jelang Lebaran Idul Fitri 2025
Dzikir dan Diimbangi Ikhtiar
UAH menjelaskan bahwa dzikir ini bukan sekadar lafadz biasa, melainkan ungkapan kepasrahan dan permohonan yang mendalam kepada Allah. Dalam keadaan sakit, Nabi Ayub menunjukkan keteguhan iman dan tetap berserah diri kepada-Nya.
Menurut UAH, ketika membaca dzikir ini, hati harus dilandasi dengan keyakinan penuh akan kasih sayang Allah. Doa ini tidak hanya menguatkan batin, tetapi juga mampu memanggil pertolongan Allah dalam bentuk kesembuhan.
UAH menyebut bahwa dalam setiap bacaan dzikir, harus ada rasa pasrah dan yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik penyembuh. Tanpa keyakinan tersebut, bacaan hanya akan menjadi lafadz kosong tanpa makna.
Dzikir ini bisa dibaca kapan saja, terutama ketika merasakan sakit atau menghadapi persoalan hidup. UAH menyarankan agar dzikir ini dibaca secara rutin setelah sholat fardhu atau pada saat merasa terpuruk.
Selain berdzikir, UAH juga menekankan pentingnya berikhtiar secara medis. Dzikir tidak menggantikan upaya penyembuhan, melainkan melengkapinya dengan kekuatan spiritual.
Dalam ceramahnya, UAH juga mengajak umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir dan doa. Keajaiban dzikir Nabi Ayub adalah bukti bahwa ketulusan dan kepasrahan dapat mendatangkan pertolongan yang tak terduga.
Tidak sedikit yang merasakan manfaat dari dzikir ini. Beberapa orang mengaku merasakan ketenangan batin, bahkan ada yang memperoleh kesembuhan dari penyakit kronis. UAH berharap agar umat Islam dapat terus mengamalkan dzikir ini dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Kesabaran Hadapi Cobaan
Keberhasilan dzikir Nabi Ayub ini juga mengajarkan pentingnya bersabar dalam menghadapi cobaan. Ketika manusia ikhlas menerima ujian dan memohon pertolongan dengan penuh keyakinan, Allah pasti akan memberikan jalan keluar.
Dalam banyak kesempatan, UAH selalu mengingatkan bahwa doa dan dzikir merupakan bentuk kepasrahan hamba kepada Tuhannya. Jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi cobaan hidup, sebab Allah selalu bersama orang-orang yang berserah diri.
UAH menegaskan bahwa dzikir ini tidak hanya ampuh dalam menyembuhkan penyakit fisik, tetapi juga dalam meredakan kecemasan dan kegelisahan. Mengingat Allah dengan penuh kesungguhan akan membawa ketenangan dalam hati.
Ia juga berpesan agar umat tetap menjaga konsistensi dalam beribadah dan tidak mudah putus asa. Setiap cobaan adalah ujian keimanan yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal.
Semoga dengan mengamalkan dzikir Nabi Ayub, kita semua diberikan kekuatan menghadapi ujian hidup dan kesembuhan dari segala penyakit. Aamiin.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul