Waktu di Surga, Kenikmatan Abadi yang Dijanjikan Allah SWT

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Konsep waktu merupakan salah satu elemen fundamental dalam kehidupan manusia di dunia. Namun, bagaimana dengan waktu di surga, apakah sama dengan waktu di dunia?

Pertanyaan ini kerap muncul mengingat waktu di dunia begitu cepat berlalu. Detik, menit, jam, siang-malam, minggu, bulan kemudian tahun begitu cepat melintas.

Waktu juga tak akan terulang di kemudian hari, sebagaimana dianalogikan Ali bin Abi Thalib RA: "Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu diperoleh esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok," demikian dikutip Murniyetti, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dalam Jurnal Waktu dalam Perspektif Al-Qur'an.

Berikut ini adalah ulasan mengenai konsep waktu di surga dan perbandingannya dengan di dunia.

Waktu di Surga: Keabadian

Merujuk jurnal Surga dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Azhar) karya Iis Juhaeriah, surga digambarkan sebagai tempat yang kekal. Hamka menafsirkan Surah Hud: 107–108, mereka (penghuni surga-red) kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).

"Namun, kekekalan ini tidak terikat dengan langit dan bumi yang kita kenal di dunia," tulis Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar.

Ibnu Katsir, seperti dikutip Hamka, menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah jenis langit dan bumi yang baru, yang diciptakan khusus untuk akhirat.

Dalam perspektif tafsir Al-Azhar ada karakteristik khusus waktu di surga atau di akhirat, yaitu kekekalan absolut, merujuk pada sifat keabadian mutlak yang tidak terikat oleh batasan temporal apapun.

Penghuni surga akan tinggal selamanya tanpa ada akhir, kematian, atau pengusiran. Allah berfirman dalam QS. Al-Bayyinah ayat 8:

جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Artinya: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."

Di Surga Tidak Ada Siang Malam dan Penuaan

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam Buku Surga yang Allah Janjikan menerangkan bahwa waktu di surga tidak sama dengan waktu di dunia. Di surga, tidak ada lagi batasan siang dan malam, tidak ada penuaan, kelelahan, atau kebosanan. Semua kenikmatan bersifat abadi dan terus-menerus.

Di sisi lain, Hamka juga menegaskan dalam tafsirnya bahwa tidak ada kelelahan sebab suasana di waktu itu tidak ada yang melelahkan badan sebagaimana di dunia ini, dan tidak pula lesu pada ruhani." (Tafsir Al-Azhar, jilid 7, hlm. 381).

Iis Juhaeriah mengutip hadis qudsi yang menggambarkan bahwa pengalaman waktu di surga, seperti kenikmatan material dan immaterial, tidak dapat dibandingkan dengan pengalaman duniawi.

"Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum terlintas dalam pikiran seorang manusia mana pun juga." demikian dikutip dari Surga dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Azhar).

Hakikat Waktu di Dunia yang Membedakannya dengan Akhirat

Waktu di dunia memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari waktu di akhirat:

1. Cepat Berlalu

Waktu di dunia bersifat fana dan cepat habis.  Al-Qur'an menggambarkan hal ini dalam Surah Yunus: 45:

"Pada hari ketika Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat saja di siang hari."

2. Tidak Akan Kembali

Waktu yang telah berlalu tidak mungkin dapat diulang atau diganti. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti.

Islam menempatkan waktu pada posisi yang sangat penting. Allah bahkan bersumpah dengan waktu dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surah Al-Ashr: "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian." (QS. Al-Ashr: 1-2).

Surah Al-‘Ashr menegaskan pentingnya waktu dan bagaimana kebanyakan manusia menyia-nyiakannya. Allah bersumpah “Demi masa” untuk menunjukkan bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga, namun manusia sering lalai hingga terjerumus dalam kerugian baik di dunia maupun di akhirat.

Shalat lima waktu, misalnya, tidak hanya sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai pengingat akan siklus waktu dan manajemen kehidupan.

Berapa Lama 1 Hari di Surga?

Melansir kanal Islami Liputan6.com, perhitungan waktu di surga dan alam akhirat sangat berbeda dengan waktu di dunia. Konsep ini dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW untuk memberikan gambaran kepada umat manusia.

Merujuk buku 76 Pertanyaan Seputar Alam Barzakh karya Syekh Hamid Az-Zaini, kadar waktu di alam kubur sama dengan satu hari di akhirat karena alam kubur merupakan bagian dari alam akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW yang menyebut alam barzah atau kubur merupakan rumah pertama di akhirat.

Satu Hari Setara 1.000 Tahun

Berdasarkan riwayat hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa setengah hari di alam kubur sama dengan 500 tahun, maka satu hari akan setara dengan 1.000 tahun hidup di bumi.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 47, "Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." Ayat ini menegaskan bahwa perhitungan waktu di sisi Allah sangat berbeda dengan perhitungan manusia di dunia.

Perbedaan Konsep Waktu di Dunia dan Akhirat

Muhammad Nurani dalam buku Dahsyatnya Amalan Harian Rasulullah menguraikan perhitungan lebih detail. Satu jam di alam kubur (akhirat) disamakan dengan 41 tahun 8 bulan di dunia, satu menit seperti 236 hari, dan satu detik seperti 3 hari 22 jam (4 hari) di dunia.

Pemahaman tentang perbedaan waktu ini menunjukkan betapa panjangnya kehidupan di akhirat dibandingkan kehidupan dunia. Hal ini seharusnya membuat manusia lebih mempersiapkan bekal amal saleh untuk kehidupan yang jauh lebih panjang di akhirat.

Al-Qur'an menggunakan beberapa terma khusus untuk waktu:

  • Ajal: Menunjukkan batas akhir yang pasti
  • Dahr: Masa yang panjang dan berkepanjangan
  • Waqt: Kesempatan atau peluang terbatas
  • Ashr: Masa yang harus diisi dengan kerja produktif

Hikmah Mengetahui Kekekalan Waktu di Surga

Memahami bahwa surga itu kekal bukan cuma soal keyakinan agama, tapi juga pedoman hidup praktis yang bikin kita lebih bijak, tenang, dan bahagia—bahkan sejak masih di dunia.

1. Hidup Lebih Fokus pada Hal yang Bermakna

Sadar bahwa surga itu kekal membuat kita otomatis memilah prioritas. Hal-hal duniawi yang sementara jadi tidak begitu menguras energi dan perhatian. Kita lebih memilih investasi tenaga dan waktu untuk hal-hal yang dampaknya langgeng: menebar kebaikan, menjaga silaturahmi, dan berbuat manfaat bagi orang lain.

2. Tidak Takut Kehilangan atau Ketinggalan

Banyak kecemasan kita bersumber dari rasa takut kehilangan harta, peluang, atau status. Tapi ketika memahami bahwa kenikmatan surga jauh lebih lengkap dan abadi, kita jadi lebih legowo. Hidup terasa lebih ringan karena yang "hilang" di dunia tak ada apa-apanya dibanding yang menanti di surga.

3. Semangat Berbuat Baik

Bayangkan—surga menjanjikan kebahagiaan tanpa bosan, tanpa capek, tanpa sakit. Ini bikin kita termotivasi untuk terus berbuat baik, meski kadang hasilnya tidak langsung kelihatan. Ibaratnya, kita lagi menabung untuk liburan kekal yang jauh lebih menyenangkan daripada liburan mana pun di dunia.

4. Lebih Sabar Menghadapi Ujian

Masalah dan kesulitan hidup terasa lebih ringan ketika diyakini itu cuma sementara. Sementara surga menawarkan ketenangan abadi. Dengan mindset ini, kita bisa melalui hari-hari berat dengan hati lebih ikhlas dan pikiran lebih jernih.

5. Tidak Serakah dan Terburu-buru

Orang yang paham bahwa surga itu selamanya, tidak akan gelap mata mengejar hal-hal instan dan merugikan. Dia lebih tenang, lebih bisa menunggu, dan lebih percaya bahwa setiap kebaikan yang ditabung akan berbuah manis pada waktunya.

6. Hidup Jadi Lebih Tenang dan Berpikir Jernih

Pengetahuan tentang kehidupan kekal di surga seperti "rem" alami saat kita ingin melakukan hal bodoh atau merugikan. Ini juga jadi pengingat untuk tidak gegabah mengambil keputusan, karena ada tujuan jangka panjang yang lebih penting.

7. Relasi dengan Orang Lain Jadi Lebih Baik

Sadar bahwa kita dan orang lain sama-sama calon penghuni surga (jika beriman dan beramal saleh) bikin kita lebih mudah memaafkan, berbagi, dan mengutamakan kerukunan. Konflik dan persaingan tidak sehat jadi berkurang karena orientasi kita sudah lebih tinggi.

8. Mengelola Waktu dengan Bijak

Waktu di dunia sangat singkat, sementara surga menawarkan keabadian. Ini mendorong kita untuk memanfaatkan setiap detik dengan hal produktif dan bermanfaat—bukan untuk foya-foya atau berleha-leha tanpa arti.

People also Ask:

1. Apakah di surga ada waktu?

Apakah di Surga Ada Waktu Siang dan Malam? Rasulullah SAW pun menjawab, "Di sana (surga) tidak ada malam. Yang ada hanyalah cahaya dan sinar yang datang di waktu pagi sampai sore, dan di waktu sore sampai pagi.

2. Berapa lama satu jam di surga?

Jadi, jika satu hari bagi Tuhan sama dengan 1.000 tahun bagi kita, membagi 1.000 dengan 24 jam dalam sehari, akan menjadi sekitar 42 tahun bumi dalam satu jam waktu Tuhan, atau 21 tahun untuk setengah jam (lebih tepatnya, 21.002 tanggal bintang bagi Anda para Trekker…).

4. Berapa lama 1 detik di akhirat?

Satu detik di akhirat kira-kira sama dengan 3 hari 22 jam (sekitar 4 hari) di dunia. Perhitungan ini didasarkan pada perbandingan waktu di mana 1 hari di akhirat setara dengan 1.000 tahun di dunia, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis.

5. Berapa lama kita hidup di surga?

Waktu di surga tidak memiliki batasan lama. Bagi penghuni surga, mereka akan hidup abadi dan tidak akan pernah mati. Namun, jika mengacu pada perhitungan waktu, satu hari di surga disamakan dengan seribu tahun di dunia berdasarkan Al-Qur'an dan hadis.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |