20 Sifat Wajib Allah Dalil Arab dan Artinya, Lengkap dengan Penjelasannya

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta Dalam agama Islam, mengenal Allah SWT adalah fondasi utama keimanan. Salah satu cara untuk mengenal-Nya adalah dengan memahami sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya. Kitab Aqidah al-Awwam, yang ditulis oleh Sayyid Ahmad al-Marzuki al-Maliki, ia menuliskan wajib atas orang mukallaf mengenal sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah.

Al-Quran dan Hadis menjadi sumber utama dalam memahami sifat-sifat Allah. Dalam buku Al-Asma' wa al-Sifat karya Al-Bayhaqi, keyakinan bahwa sifat wajib Allah harus diimani sebagaimana adanya, tanpa mengubah makna atau menyerupakannya dengan makhluk.

Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT dan tidak mungkin tidak ada pada-Nya. Sifat-sifat ini menjadi bukti keagungan dan kesempurnaan Allah sebagai Tuhan semesta alam. Memahami dan mengimani sifat-sifat Allah akan membawa dampak positif dalam kehidupan seorang muslim.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang sifat wajib allah dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/7/2025).

Memaknai Sifat Wajib Allah

Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang secara akal dan syariat harus melekat pada Allah SWT. Istilah "wajib" dalam konteks ini tidak bermakna perintah yang harus dikerjakan sebagaimana dalam fiqih, melainkan berarti sesuatu yang tidak boleh tidak ada. Artinya, sifat-sifat ini pasti dimiliki oleh Allah dan mustahil bagi-Nya untuk tidak memilikinya.

Dalam ilmu tauhid, sifat wajib (‘ājib ‘aqliyyan) adalah sifat yang mutlak harus ada pada Allah; akal dan naqli menuntut keberadaannya. Imam ad-Dardīr dalam Syarḥ al-Kharīḍah al‑Bahīyah (Darul Ilmi, 2004) menjelaskan bahwa ada 20 sifat wajib Allah.

Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang secara akal dan syariat harus melekat pada Allah SWT. Istilah "wajib" dalam konteks ini tidak bermakna perintah yang harus dikerjakan sebagaimana dalam fiqih, melainkan berarti sesuatu yang tidak boleh tidak ada. Artinya, sifat-sifat ini pasti dimiliki oleh Allah dan mustahil bagi-Nya untuk tidak memilikinya.

Lagu Anak Islami - Asmaul Husna

Penjelasan Masing-Masing dari 20 Sifat Wajib Allah Beserta Arab dan Artinya

Jurnal Dalil‑Dalil tentang Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah… oleh Muh. Farhan Athallah dkk. (Jurnal Ilmiah Multidisiplin Terpadu, 2024) membagi sifat 20 wajib ini ke dalam empat kategori:

  • Nafsiyah (1 sifat)
  • Salbiyah (5 sifat)
  • Ma’ani (7 sifat)
  • Ma’nawiyyah (7 sifat)

Berikut ini penjelasan 20 sifat wajib Allah secara lengkap dan detail, beserta dalil Al-Qur'an dalam bahasa Arab dan artinya:

A. SIFAT NAFSIYAH (1 sifat)

1. WUJŪD (الوجود) — Ada

Allah SWT memiliki sifat wujud, yang berarti kehadiran-Nya adalah pasti ada dan berdiri sendiri. Allah SWT tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak ada tuhan selain Dia. Allah SWT adalah sang pencipta alam semesta.

Dalil:

﴿هُوَ ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡآخِرُ وَٱلظَّاهِرُ وَٱلۡبَاطِنُ﴾

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin.” (QS. Al-Hadid: 3)

B. SIFAT SALBIYAH (5 sifat)

2. QIDAM (القدم) — Dahulu

Allah tidak berpermulaan, tidak didahului oleh ketiadaan. Allah SWT memiliki sifat qidam, yang berarti terdahulu atau merupakan awal dari segala sesuatu. Allah SWT ada sebelum segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Tidak ada yang terdahulu sebelum Allah SWT di dunia ini.

Dalil:

﴿هُوَ ٱلۡأَوَّلُ﴾

“Dialah Yang Awal...” (QS. Al-Hadid: 3)

3. BAQĀ’ (البقاء) — Kekal

Allah tidak berakhir, kekal selamanya. Allah SWT memiliki sifat baqa, yang berarti Allah SWT adalah maha kekal dan tidak akan pernah binasa. Allah SWT tidak akan pernah mati seperti ciptaan-Nya. Sifat kekal ini menunjukkan kebesaran dan kemuliaan-Nya atas segala ciptaan di muka bumi dan alam semesta.

Dalil:

﴿كُلُّ شَيۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥ﴾

“Segala sesuatu pasti binasa kecuali Wajah-Nya (zat-Nya).” (QS. Al-Qasas: 88)

4. MUKHĀLAFATU LIL ḤAWĀDITS (مخالفة للحوادث) — Berbeda dari makhluk

Allah tidak menyerupai makhluk sedikit pun. Allah SWT memiliki sifat mukhalafatu lil hawaditsi, yang berarti Allah SWT berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT adalah Yang Maha Sempurna dan tidak ada satupun makhluk yang dapat menyerupai-Nya. Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu.

Dalil:

﴿لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٌ﴾

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.” (QS. Asy-Syura: 11)

5. QIYĀMUN BINAFSIHI (القيام بالنفس) — Berdiri sendiri

Allah tidak butuh kepada tempat, waktu, atau makhluk. Allah SWT memiliki sifat qiyamuhu binafsihi, yang berarti Allah SWT berdiri sendiri dan tidak memerlukan siapapun. Allah SWT tidak bergantung pada makhluk-Nya dalam eksistensinya. Dia adalah Dzat yang Maha Mandiri dan tidak memerlukan bantuan atau dukungan dari siapapun.

Dalil:

﴿ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ﴾

“Allah tempat bergantung segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas: 2)

6. WAḤDĀNIYYAH (الوحدانية) — Esa

Sifat wajib Allah wahdaniyah berarti Allah tunggal atau esa karena tidak memiliki sekutu. Allah SWT adalah tuhan Yang Maha Esa dan satu-satunya pencipta alam semesta. Sebagai umat muslim mengimani Allah Maha Esa menjadi salah satu bagian dari Rukun Iman. apabila seorang muslim menyekutukan Allah SWT maka musyrikkah dari imannya sebagai pemeluk Islam.

Dalil:

﴿قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ﴾

“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)

C. SIFAT MA’ĀNI (7 sifat)

7. QUDRAH (القدرة) — Maha Kuasa

Allah memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu. Allah SWT memiliki sifat qudrah, yang berarti kemampuan-Nya adalah mutlak. Allah SWT memiliki kekuasaan yang tak terbatas dan mampu melakukan segala sesuatu. Tidak ada yang terlalu sulit atau tidak mungkin bagi-Nya.

Dalil:

﴿إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ﴾

“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20)

8. IRĀDAH (الإرادة) — Berkehendak

Allah menentukan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya. Sifat wajib Allah, Iradat artinya Allah berkehendak atas segala alam semesta dan seisinya. Allah SWT tidak mungkin melakukan sesuatu atas perintah dan paksaan dari makhluk lain. Jika Allah SWT sudah berkendak maka tidak aka nada yang mustahil dan tidak yang bisa mencegahnya. Segala hal yang ada di alam semesta ini berjalan dan terjadi atas kehendak Allah SWT tanpa campur tangan siapapun.

Dalil:

﴿إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٞ لِّمَا يُرِيدُ﴾

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud: 107)

9. ‘ILM (العلم) — Mengetahui

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Sifat ilmu berarti Allah mengetahui segala hal dan tidak ada suatu hal apapun yang tidak diketahui oleh Allah. Pengetahuan dan kepandaian Allah tidak terbatas dan tidak juga dibatasi. Segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun gaib pasti diketahui oleh Allah. Bahkan rahasia dalam hati manusia sekalipun diletahui Allah.

Dalil:

﴿وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ﴾

“Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)

10. ḤAYĀH (الحياة) — Hidup

Allah Maha Hidup, tidak pernah mati. Sifat hayat artinya Allah SWT maha hidup kekal abadi dan memberi kehidupan. Keberadaan Allah bukan karena dihidupkan melainkan hidup dengan kehendaknya sendiri karena Allah adalah maha sempurna. Sifat hayat juga menunjukan bahwa Allah SWT tidak membutuhkan hal-hal yang menghidupkan seperti makan, minum, tidur, istirahat, dan aktivitas hidup manusia lainnya. Hidup Allah SWT kekal dan abadi tanpa mengalami kematian.

Dalil:

﴿ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ﴾

“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri.” (QS. Al-Baqarah: 255)

11. SAM‘ (السمع) — Mendengar

Allah Maha Mendengar segala sesuatu tanpa batas. Sifat Sam’un artinya Allah SWT Maha Mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta. Baik hal-hal yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati dan jiwa manusia sekalipun. Tidak ada bentuk suara apapun yang tidak terdengar oleh Allah SWT walaupun suara lemah dan pelan karena pendengaran Allah SWt tidak terbatas pada apapun.

Dalil:

﴿إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٞ بَصِيرٞ﴾

“Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Hujurat: 1)

12. BAṢAR (البصر) — Melihat

Allah Maha Melihat segala sesuatu, tampak maupun tersembunyi. Sifat wajib Allah selanjutnya adalah Basar yang berarti Allah Maha melihat segala hal yang terjadi di alam semesta, baik yang tampak maupun yang disembunyikan. Penglihatan Allah SWT tidak terbatas pada apapun dan mutlak tidak terpengaruh pada jarak dan terhalang terhalang oleh apapun. Sifat Basar Allah perlu diimani oleh seorang muslim agar selalu berhati-hati dalam segala tindakan yang dilakukan.

Dalil:

﴿وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ﴾

“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 265)

13. KALĀM (الكلام) — Berfirman

Allah berfirman tanpa huruf dan suara seperti makhluk. Sifat wajib Allah kalam berarti dapat berbicara dan berkata secara sempurna tanpa batasan dan bantuan. Allah berfirman lewat kitabnya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Pembicaraan Allah tentu berbeda dengan konsep pembicaraan dan pemahaman manusia karena Allah tidak berpanca indra atau berorgan seperti manusia. Sifat kalam Allah sangat sempurna dan mutlak.

Dalil:

﴿وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكۡلِيمٗا﴾

“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa: 164)

D. SIFAT MA’NAWIYYAH (7 sifat)

Sifat ini merupakan konsekuensi dari sifat ma’ani, dan menunjukkan bahwa Allah bersifat aktif dalam keagungan-Nya.

14. KĀDIRٌ (قادر) — Maha Kuasa

Konsekuensi dari Qudrah: Allah pasti Maha Kuasa. Qidran adalah sifat wajib Allah yang berarti Allah maha kuasa atas alam semesta dan seisinya. Kekuasaan Allah tidak terbatas karena Dialah sang pencipta yang satu-satunya berkuasa atas kehidupan alam semesta. Kuasa Allah juga tidak akan pernah dapat ditandingi oleh kekuatan apapun di muka bumi.

Dalil:

﴿وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾

“Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Mā’idah: 120)

15. MURĪDٌ (مُرِيدٌ) — Maha Berkehendak

Konsekuensi dari Irādah: Allah pasti memiliki kehendak. Sifat wajib Allah muridan artinya Allah Maha menghendaki atas segala keadaan dan kondisi yang menentukan apa-apa saja di alam semesta. Allah berkehendak atas nasib dan takdir manusia, serta alam semesta. Sifat muridan Allah sejalan dengan sifat iradat, kehendak Allah SWT besifat mutlak dan tidak terbatas.

Dalil:

﴿إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ﴾

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hūd: 107)

16. ‘ĀLIMٌ (عَالِمٌ) — Maha Mengetahui

Konsekuensi dari ‘Ilm: Allah pasti mengetahui segala hal. Allah SWT memiliki sifat 'alim, yang berarti Allah SWT adalah Maha Mengetahui. Allah SWT mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang sudah terjadi maupun yang akan datang. Tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Dalil untuk sifat ini dapat ditemukan dalam banyak ayat Al-Quran, seperti Surah Al-Baqarah ayat 29 yang menyatakan, "Dia-lah yang menciptakan untukmu apa yang ada di bumi semuanya, kemudian Dia menuju kepada langit, lalu dijadikannya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalil:

﴿وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾

“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)

17. ḤAYٌّ (حَيٌّ) — Maha Hidup

Konsekuensi dari Ḥayāh: Allah tidak mati dan selalu hidup. Allah SWT memiliki sifat hayy, yang berarti Allah SWT adalah Maha Hidup. Allah SWT memiliki kehidupan yang sempurna dan kekal. Kehidupan-Nya tidak tergantung pada sesuatu atau seseorang. Dalil untuk sifat ini dapat ditemukan dalam Surah Al-Baqarah ayat 255 yang menyatakan, "Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)."

Dalil:

﴿ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَيُّ ٱلْقَيُّومُ﴾

“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri.” (QS. Āli ‘Imrān: 2)

18. SAMI‘ٌ (سَمِيعٌ) — Maha Mendengar

Konsekuensi dari Sam‘: Allah mendengar segala sesuatu. Sifat wajib Allah sam’an artinya Allah maha mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta. Allah SWT memiliki kemampuan mendengar ucapan, harapan, doa , bahkan bisikan suara hati manusia yang tidak bisa didengar oleh orang lain.

Dalil:

﴿إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ﴾

“Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Ḥujurāt: 1)

19. BAṢĪRٌ (بَصِيرٌ) — Maha Melihat

Konsekuensi dari Baṣar: Allah melihat tanpa keterbatasan. Sifat basiran berarti Allah selalu mengawasi semua hal yang terjadi di alam semesta termasuk gerak-gerik dan tingkah laku manusia. Tidak ada hal apapun yang bisa lepas dari pengawasan Allah SWT meskipun sudah tersembunyi sekalipun.

Dalil:

﴿إِنَّهُۥ كَانَ سَمِيعًۭا بَصِيرًۭا﴾

“Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isrā’: 1)

20. MUTAKALLIMٌ (مُتَكَلِّمٌ) — Maha Berfirman

Konsekuensi dari Kalām: Allah berfirman tanpa suara dan huruf seperti makhluk. Sifat mutakalliman artinya Allah SWT Maha berfirman atas segala rakhmatnya untuk alam semesta sebagi ciptaannya. Firman Allah SWT diturunkan melalui para nabi dan rasul yang menjadi makhluk pilihan yang dapat dipercaya untuk menyampaikan firman-firmannya. Bukti Allah SWT berfirman adalah hadirnya Al-Quran sebagai pedoman umat muslim di seluruh dunia.

Dalil:

﴿وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا﴾

“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisā’: 164)

Menerapkan Pengetahuan Sifat Wajib Allah dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Konsep dan Implikasi dalam kehidupan seharian

Isma’il Raji al‑Faruqi dalam bukunya Al‑Tawhid: Its Implications for Thought and Life (1982) menekankan bahwa mengenal dan menghayati sifat Allah (tawhid asma wa sifat) seharusnya menjadi landasan dalam semua aspek kehidupan—pengambilan keputusan, etika profesi, tata kelola sosial, dan pembinaan spiritual. Konsep ini mendorong muslim untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai tauhid: kejujuran, keadilan, kerja keras, dan kepekaan terhadap lingkungan .

2. Metode Pendidikan yang Efektif

Dalam Jurnal Ilmiah Multidisiplin Terpadu oleh Muh. Farhan Athallah dkk. (2024), penelitian menunjukkan bahwa mengajarkan sifat wajib Allah seperti wujūd, qudrah, ‘ilm, hayat—melalui metode interaktif (kuis, permainan kartu) meningkatkan pemahaman siswa SD hingga 85 % dan menumbuhkan kesadaran spiritual serta tanggung jawab pribadi .

3. Dampak Psikologis dan Spiritual

Studi psikologi agama yang dikutip oleh KangAtepAfia.com (2025) dan Islamic Studies Review (2020) menemukan bahwa praktik dzikir dan refleksi sifat-sifat Allah (“Dzikir Qudrat, Iradah, ‘Ilm”) secara signifikan menurunkan stres hingga 25 %, serta meningkatkan ketahanan mental saat menghadapi tekanan hidup .

4. Aplikasi Praktis dalam Aktivitas Sehari-hari

Artikel Andikabm.com menyarankan pengamalan sifat wajib dalam kehidupan nyata melalui:

  • Niatkan aktivitas harian sebagai bentuk penghambaan kepada Allah (tauhid uluhiyah)
  • Bertangggung jawab dan adil, sesuai sifat ‘Alīm dan Qādir
  • Mengokohkan tawakkal dan ketawadhu’an dalam menghadapi ujian hidup

QnA Seputar Sifat Wajib Allah

1. Apa bedanya sifat wajib Allah dan sifat mustahil bagi Allah?

Sifat wajib Allah adalah sifat yang pasti ada pada Allah, seperti Maha Berkuasa dan Kekal. Sedangkan sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang tidak mungkin ada pada Allah, seperti mati, lemah, atau membutuhkan sesuatu.

2. Apa akibat tidak meyakini sifat wajib Allah?

Tidak meyakini sifat wajib Allah dapat merusak akidah seorang muslim dan membuat imannya tidak sah. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengimani sifat-sifat Allah agar aqidah tetap lurus dan tidak tergelincir dalam kesesatan.

3. Apakah Allah memiliki sifat sama seperti makhluk?

Tidak, Allah memiliki sifat yang sempurna dan tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, tetapi pendengaran dan penglihatan-Nya tidak terbatas seperti makhluk.

4. Bagaimana cara kita mengimani sifat wajib Allah?

Kita wajib meyakini sifat-sifat wajib Allah dengan hati, mengucapkannya untuk menguatkan hafalan, dan memahami maknanya sebagai bentuk penguatan iman, tanpa membayangkan seperti apa zat Allah karena Allah Maha Suci dari penyerupaan dengan makhluk.

5. Bagaimana dalil adanya sifat wajib Allah dalam Al-Qur’an?

Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan sifat wajib Allah, seperti QS. Al-Ikhlas ayat 1-4 yang menegaskan keesaan Allah, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya, yang menjadi dalil sifat Wahdaniyah (Esa) dan sifat-sifat kesempurnaan Allah lainnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |