Bagaimana Shalat Para Nabi sebelum Peristiwa Isra' Mi'raj? Ini Perbedaannya

1 month ago 45

Berbagai literatur menjelaskan secara rinci sejarah shalat para nabi terdahulu. Shalat yang mereka kerjakan mungkin berbeda waktu dan jumlah rakaatnya, namun tujuannya tetap sama, yaitu sebagai bentuk ibadah dan syukur kepada Allah SWT. Berikut beberapa contohnya:

Nabi Adam AS dan Shalat Shubuh

Nabi Adam AS pertama kali melaksanakan shalat Shubuh ketika beliau keluar dari surga dan diliputi ketakutan melihat kegelapan malam di bumi. Shalat dua rakaat ini sebagai rasa syukur atas keselamatan dari kegelapan dan kembalinya cahaya matahari.

Tidak ada ayat Al-Qur'an yang secara spesifik menyebutkan shalat Nabi Adam. Namun, kisah ini disampaikan dalam berbagai riwayat dan literatur Islam sebagai bagian dari sejarah ibadah shalat.

Shalat dua rakaat ini menjadi simbol syukur atas keselamatan dan berkah yang diberikan Allah SWT. Peristiwa ini mengajarkan kita pentingnya mensyukuri setiap nikmat Allah, terutama ketika kita berada dalam kesulitan.

Nabi Ibrahim AS dan Shalat Zhuhur

Nabi Ibrahim AS melaksanakan shalat Zhuhur setelah peristiwa penyembelihan putranya, Ismail AS, yang kemudian digantikan Allah SWT dengan seekor domba. Shalat empat rakaat ini sebagai rasa syukur atas penggantian putranya, hilangnya kesedihan, harapan ridha Allah SWT, dan nikmat domba dari surga.

Kisah ini tersirat dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102, yang menceritakan tentang ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT. Meski tidak secara eksplisit menyebutkan shalat, namun ketaatan dan kesyukurannya menjadi dasar pelaksanaan shalat.

Shalat empat rakaat ini melambangkan pengorbanan, ketaatan, dan kesyukuran yang mendalam kepada Allah SWT. Peristiwa ini menjadi contoh bagaimana ujian dan cobaan dapat dihadapi dengan kesabaran dan ketaatan kepada Allah SWT.

Nabi Yunus AS dan Shalat Ashar/Isya'

Nabi Yunus AS menunaikan shalat Ashar atau Isya’ (ada perbedaan pendapat) setelah diselamatkan Allah SWT dari perut ikan paus. Beliau melaksanakan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas keselamatan dari empat kegelapan: kegelapan perut ikan, kegelapan air laut, kegelapan malam, dan kegelapan di dalam perut ikan paus.

Kisah Nabi Yunus AS terdapat dalam QS. Al-Anbiya ayat 87 yang menceritakan tentang bagaimana Allah SWT menyelamatkan beliau dari perut ikan paus. Meskipun tidak secara spesifik menyebutkan shalat, namun peristiwa ini menjadi latar belakang pelaksanaan shalat syukur.

Shalat empat rakaat ini merupakan ungkapan syukur atas pertolongan Allah SWT yang luar biasa. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu bertawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi kesulitan dan selalu bersyukur atas pertolongan-Nya.

Nabi Isa AS dan Shalat Maghrib

Nabi Isa AS melaksanakan shalat Maghrib ketika keluar dari kaumnya pada saat matahari terbenam. Shalat tiga rakaat ini sebagai ungkapan peniadaan ketuhanan selain Allah SWT, peniadaan tuduhan zina terhadap ibunya, dan penegasan bahwa ketuhanan hanya milik Allah SWT.

QS. Maryam ayat 31 menyebutkan perintah Allah SWT kepada Nabi Isa AS untuk mendirikan shalat dan zakat. Meskipun tidak spesifik menyebutkan waktu Maghrib, namun konteksnya sesuai dengan riwayat yang ada.

Shalat tiga rakaat ini menjadi simbol keteguhan iman dan perlawanan terhadap kebatilan. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk senantiasa teguh dalam beriman dan membela kebenaran.

Nabi Musa AS dan Shalat Isya'/Ashar

Nabi Musa AS menunaikan shalat Isya’ atau Ashar (ada perbedaan pendapat) setelah diselamatkan Allah SWT dari kesesatan dalam perjalanan dari Madyan. Beliau melaksanakan shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas hilangnya empat kesedihan: kesedihan atas istrinya, saudaranya Nabi Harun AS, putra-putrinya, dan kekuasaan Fir'aun.

Kisah Nabi Musa AS banyak terdapat dalam Al-Qur'an, terutama dalam surat Al-Qasas dan Asy-Syu'ara, yang menceritakan tentang perjuangan dan pertolongan Allah SWT kepadanya. Meskipun tidak spesifik menyebutkan shalat, namun konteksnya sesuai dengan riwayat yang ada.

Shalat empat rakaat ini menggambarkan syukur atas pertolongan dan pembebasan dari kesulitan. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT dalam menghadapi cobaan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |