Liputan6.com, Jakarta - Dalam suasana ceramah yang santai dan penuh canda, pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyelipkan sebuah doa yang tak biasa namun sarat makna. Doa itu ditujukan agar hatinya senantiasa terjaga dan tak berpaling dari istri tercinta.
Ceramah tersebut disampaikan dalam forum kajian keislaman yang dihadiri oleh banyak jamaah, khususnya kaum ibu. Dengan gaya khasnya yang santun namun jenaka, Ustadz Adi Hidayat mengawali materi dengan kalimat penuh kehangatan.
Ia menyebut bahwa saat sedang menulis atau membaca, dirinya biasa memakai kacamata untuk membantu penglihatan. Namun ketika berada di hadapan jamaah ibu-ibu, ia justru memilih untuk melepas kacamata tersebut.
Menurut pendakwah Ustadz Adi Hidayat (UAH), tindakan itu bukan tanpa alasan. Ia mengaku sengaja melakukannya agar tidak terlalu jelas melihat wajah para jamaah perempuan yang hadir di depan.
UAH lalu menyampaikan bahwa ia telah menanamkan doa khusus agar hanya istrinya yang selalu tampak paling cantik di matanya. Doa itu ia panjatkan secara konsisten agar tidak muncul ketertarikan terhadap perempuan lain.
Dalam tayangan video yang dirangkum dari kanal YouTube @ShafMuslimahID, Minggu 20 April 2025, momen tersebut menjadi bagian dari ceramah yang memancing tawa namun juga memberikan pelajaran mendalam tentang menjaga kesetiaan dalam rumah tangga.
Simak Video Pilihan Ini:
Lilin Duka Mahasiswa Purwokerto untuk Demokrasi Indonesia
Begini Doa Ustadz Adi Hidayat
“Saya sudah berdoa kepada Allah dan menanamkan dalam diri saya bahwa hanya istri saya yang paling cantik,” ucap UAH sambil tersenyum kepada para jamaah yang menyimak dengan antusias.
Ucapan itu disambut tawa kecil dari para hadirin, namun UAH tetap menjaga keseriusan makna dari pesan yang ingin disampaikan dalam ceramahnya.
Ia lalu melanjutkan dengan doa lain yang tak kalah menarik, “Ya Allah, jadikan siapapun yang aku pandang tetap istriku yang paling mulia,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta kepada Allah agar tidak menanamkan sedikit pun rasa berpaling dari sang istri dalam hatinya.
“Jangan pernah tanamkan pada jiwaku ketertarikan selain kepada apa yang ada pada istriku,” lanjutnya dengan tegas namun tetap dalam nuansa santai.
Pernyataan itu disampaikan dengan penuh keyakinan dan ketulusan, menunjukkan bagaimana seorang suami bisa menjaga pandangan dan hati dengan kekuatan doa. Bisa juga ia agar tak ingin istrinya cemburu karena berhadapan dengan ibu-ibu.
UAH menekankan bahwa menjaga hati dan kesetiaan bukan hanya urusan manusia, tapi juga bagian dari spiritualitas yang harus terus diasah.
Ini Candaan Ustadz Adi Hidayat
Melalui doanya, UAH ingin menunjukkan bahwa cinta dan setia kepada pasangan harus diperjuangkan, bahkan sampai level doa dan tekad batin.
Sambil bercanda, UAH menambahkan kalimat yang membuat para ibu tersenyum geli, “Jadi ibu-ibu jangan berharap banyak kepada saya,” katanya.
Pernyataan itu menutup bagian ceramah dengan suasana hangat dan penuh keakraban antara pendakwah dan jamaahnya.
Walau terkesan sederhana dan ringan, pesan dari doa itu menyimpan nilai penting tentang bagaimana seorang suami menjaga komitmen dan menghargai pasangannya.
Di tengah tantangan zaman dan godaan visual yang begitu kuat, menjaga pandangan dan perasaan memang menjadi tugas yang tidak mudah.
Namun UAH membuktikan bahwa hal itu bisa dilakukan, bahkan dengan cara yang elegan, cerdas, dan menghibur.
Doanya bukan hanya bentuk perlindungan diri, tetapi juga cermin kecintaan terhadap istri yang mendalam dan tulus.
Ceramah itu tidak hanya memberi tawa, tapi juga pelajaran spiritual bagi para pendengar agar senantiasa menjaga hati dalam bingkai kesetiaan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul