Jika Saat Ini Terasa Iman Sedang Menurun, Cek Bagian Tubuh Ini Kata UAH

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Dalam perjalanan spiritual seorang Muslim, ada kalanya semangat ibadah menurun. Rasa malas menyelimuti, hati terasa kering, dan keinginan beribadah tidak sekuat biasanya. Fenomena ini dialami banyak orang.

Namun menurut pendakwah muda berkharisma Ustadz Adi Hidayat atau UAH, kondisi itu bukan akhir dari segalanya. Justru saat itulah seseorang perlu mengenali penyebabnya, bukan hanya mengeluh tanpa solusi.

Pendakwah muda yang dikenal dengan pemaparan ilmiah dan bernas ini menyebut bahwa saat iman terasa turun, titik awal perbaikannya adalah introspeksi diri secara menyeluruh.

UAH menekankan, seseorang harus mengecek terlebih dahulu bagian tubuhnya, mata, telinga, lisan, yang mungkin pernah melakukan kemaksiatan hingga menggerus kekuatan iman.

Menurutnya, penurunan iman bukan terjadi tiba-tiba. Ada sebab-sebab yang menyertainya, dan seringkali berkaitan dengan kebiasaan buruk yang tidak disadari.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @sapakdepakofficial4444, dikutip Rabu (16/04/2025), UAH menyampaikan kajian ini dengan runtut dan penuh refleksi. Dia menjelaskan bahwa jika mata tidak lagi mampu menikmati kebaikan, kemungkinan besar mata itu pernah digunakan untuk melihat sesuatu yang salah dan tidak diridhai.

Simak Video Pilihan Ini:

Ganasnya Pertarungan 2 Buaya Muara Ganas Perebutkan Makanan dan Wilayah Kekuasaan

Cek Bagian Ini

Begitu juga telinga. Jika sulit merespon panggilan adzan, kajian, atau nasihat kebaikan, mungkin karena terlalu sering digunakan untuk mendengar hal-hal yang buruk atau sia-sia.

Lisan pun demikian. Jika tidak lagi mudah digunakan untuk berkata baik, bisa jadi sebelumnya terlalu banyak digunakan untuk berkata kasar, ghibah, atau bahkan kebohongan.

UAH menekankan pentingnya memahami konsep "pulsa kebaikan" pada setiap bagian tubuh. Jika pulsa itu berkurang, maka fungsinya dalam beribadah juga akan terganggu.

Untuk memperbaikinya, solusinya bukan hanya memperbanyak dzikir atau sholat sunnah, tapi juga mengganti kebiasaan buruk dengan hal-hal positif secara bertahap.

Mata mulai diarahkan untuk melihat yang baik: mushaf Al-Qur’an, wajah orang tua, atau keindahan alam yang membesarkan hati terhadap kuasa Allah.

Telinga dilatih kembali dengan mendengarkan lantunan ayat suci, nasihat para ulama, atau zikir yang menenangkan batin dan menumbuhkan semangat ibadah.

Lisan dijaga dari ucapan yang menyakitkan dan dibiasakan untuk berbicara hal-hal mulia: salam, doa, syukur, atau motivasi positif kepada sesama.

Iman Itu Naik Turun

UAH menegaskan bahwa iman itu naik dan turun. Namun tugas seorang mukmin adalah memastikan penurunannya tidak terlalu dalam dan tidak berlangsung terlalu lama.

Langkah konkret bisa dimulai dari memperbaiki pola konsumsi informasi dan lingkungan. Karena apa yang dilihat dan didengar setiap hari akan mempengaruhi kondisi batin.

Begitu juga dengan pertemanan. UAH menyarankan untuk dekat dengan orang-orang yang menjaga ibadah, agar terpancing kembali semangat iman melalui teladan yang nyata.

Saat merasa jauh dari Allah, jangan langsung berputus asa. Justru itu adalah sinyal untuk kembali mendekat, memperbaiki kesalahan, dan menyalakan kembali api keimanan.

UAH mengajak semua umat Islam untuk tidak lelah memperbaiki diri. Setiap kali iman menurun, itu artinya ada peluang untuk naik ke level yang lebih tinggi dengan evaluasi yang tepat.

Menurutnya, setiap bagian tubuh memiliki peran dalam menjaga iman. Maka kembalikan fungsinya sesuai tuntunan Islam agar iman tetap stabil, bahkan meningkat.

Dengan niat yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, maka siapa pun bisa kembali merasakan manisnya iman, bahkan setelah masa-masa futur yang berat.

Terakhir, UAH mengingatkan agar jangan pernah remehkan satu kebiasaan baik sekecil apa pun. Karena bisa jadi itu yang menjadi kunci kembalinya kekuatan iman kita.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |