Liputan6.com, Jakarta - Malam pergantian tahun kerap dipandang sebagai momen istimewa yang dirayakan dengan berbagai cara, namun bagi umat Islam muncul pertanyaan serius tentang larangan dan anjuran Islam saat malam pergantian tahun yang perlu dipahami secara utuh. Pergantian waktu sejatinya bukan sekadar hitungan kalender, tetapi juga momentum evaluasi spiritual yang menyentuh nilai akidah dan ibadah. Karena itu, pembahasan malam tahun baru dalam Islam tidak bisa dilepaskan dari prinsip syariat yang mengatur batasan dan tuntunan hidup seorang muslim.
Isu larangan dan anjuran Islam saat malam pergantian tahun sering mengemuka karena realitas di masyarakat menunjukkan perayaan ini identik dengan hura-hura, pesta, dan aktivitas yang melampaui batas. Banyak umat Islam berada di persimpangan antara mengikuti arus tradisi sosial atau menjaga komitmen keagamaannya secara konsisten. Di sinilah pentingnya pemahaman yang jernih agar sikap yang diambil tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Secara umum, Islam tidak menolak pergantian waktu sebagai sunnatullah yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Namun Islam memberikan rambu agar setiap momentum waktu diisi dengan amal yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan sebaliknya dengan aktivitas yang melalaikan. Pergantian tahun seharusnya menjadi sarana muhasabah, bukan ajang melupakan tujuan hidup sebagai hamba.
Perayaan tahun baru Masehi bukan berasal dari tradisi Islam, sehingga para ulama menaruh perhatian khusus terhadap bentuk dan niat di baliknya. Islam sangat menekankan kejelasan identitas umat dalam aspek akidah dan ibadah, termasuk dalam menyikapi tradisi yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, mengikuti perayaan yang sarat nilai non-Islam perlu ditimbang dengan pertimbangan syariat yang matang.
Makna Pergantian Waktu dalam Islam
Makna Pergantian Waktu dalam Islamalam pandangan Islam, waktu adalah amanah besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali, sehingga penggunaannya harus bernilai ibadah dan kebaikan. Pergantian tahun menjadi pengingat bahwa usia terus berkurang dan kesempatan beramal semakin terbatas.
Al-Qur’an menegaskan bahwa malam dan siang diciptakan silih berganti sebagai sarana refleksi dan rasa syukur bagi manusia. Allah SWT berfirman:
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ اَرَادَ اَنْ يَّذَّكَّرَ اَوْ اَرَادَ شُكُوْرًا
Wa huwalladzî ja‘alal-laila wan-nahâra khilfatan liman arâda ay yadzdzakkara au arâda syukûrârtinya: “Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur.”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa pergantian waktu seharusnya mendorong kesadaran spiritual dan rasa syukur yang mendalam. Seorang muslim dianjurkan memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas iman dan amal saleh. Nilai inilah yang sering terabaikan dalam euforia malam tahun baru.
Ketika malam pergantian tahun diisi dengan kegiatan yang melalaikan, esensi waktu sebagai sarana ibadah menjadi hilang. Islam mengingatkan agar seorang muslim tidak terjebak dalam euforia sesaat yang berujung penyesalan. Setiap aktivitas perlu diukur dengan standar halal dan haram.
Larangan yang Perlu Diperhatikan
Salah satu larangan utama dalam malam tahun baru adalah terlibat dalam kemaksiatan seperti minum minuman keras, pergaulan bebas, dan pesta berlebihan. Aktivitas semacam ini jelas bertentangan dengan prinsip menjaga akhlak dan kehormatan diri dalam Islam. Syariat hadir untuk menutup segala pintu yang mengarah pada kerusakan moral.
Allah SWT secara tegas melarang khamar dan perbuatan yang sejenis dengannya. Firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ
Yâ ayyuhalladzîna âmanû innamal-khamru wal-maisiru wal-anshâbu wal-azlâmu rijsun min ‘amalisy-syaithân fajtanibûh
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, judi, berhala, dan azlam adalah perbuatan keji dari pekerjaan setan, maka jauhilah.”
Larangan ini sangat relevan dengan realitas malam tahun baru yang sering diwarnai pesta minuman keras. Islam memandang bahwa dampak buruk dari aktivitas tersebut jauh lebih besar dibandingkan kesenangan sesaat yang dirasakan. Karena itu, menjauhinya menjadi kewajiban bagi setiap muslim.
Selain itu, pemborosan dalam bentuk pesta kembang api dan hura-hura juga termasuk hal yang dilarang. Islam mengajarkan keseimbangan dan menentang sikap israf atau berlebih-lebihan dalam penggunaan harta. Pengeluaran seharusnya diarahkan pada hal-hal yang membawa manfaat dunia dan akhirat.
Bahaya Tasyabbuh dalam Perayaan
Islam juga mengingatkan tentang bahaya tasyabbuh, yaitu menyerupai tradisi keagamaan kaum lain tanpa pertimbangan akidah. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Man tasyabbaha bi qawmin fahuwa minhum
Artinya: “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”
Hadis ini menjadi dasar bagi sebagian ulama yang mengharamkan keterlibatan dalam perayaan tahun baru Masehi. Mereka menilai bahwa perayaan tersebut memiliki akar budaya dan keyakinan non-Islam yang perlu diwaspadai. Oleh sebab itu, kehati-hatian menjadi sikap yang sangat dianjurkan.
Menjaga identitas keislaman bukan berarti mengasingkan diri dari kehidupan sosial. Namun seorang muslim dituntut tegas dalam prinsip akidah dan ibadahnya. Sikap inilah yang mencerminkan konsistensi iman di tengah arus tradisi global.
Ketika perayaan dilakukan tanpa memahami batasan syariat, dikhawatirkan akan mengikis nilai-nilai keislaman secara perlahan. Islam selalu mengajarkan kehormatan dalam bersikap dan bertindak. Identitas muslim seharusnya tercermin dalam setiap pilihan hidup.
Anjuran Positif di Malam Pergantian Tahun
Di balik berbagai larangan, Islam juga memberikan anjuran yang sarat makna bagi umatnya. Malam pergantian tahun dapat diisi dengan muhasabah diri secara mendalam dan jujur. Evaluasi ini penting untuk memperbaiki kualitas iman dan amal di masa mendatang.
Seorang muslim dianjurkan memperbanyak dzikir dan doa sebagai bentuk syukur atas nikmat usia dan kesempatan hidup. Kesadaran bahwa waktu terus berjalan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab spiritual yang lebih kuat. Inilah nilai utama yang ingin ditanamkan Islam.
Selain dzikir, memperbaiki niat dan menyusun rencana amal kebaikan ke depan juga sangat dianjurkan. Islam memandang perencanaan hidup sebagai bagian dari ikhtiar yang positif. Dengan niat yang lurus, pergantian tahun menjadi lebih bermakna.
Mengisi malam tersebut dengan sholat sunnah dan membaca Al-Qur’an juga menjadi amalan yang dianjurkan. Aktivitas ini menenangkan hati dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Nilai spiritual inilah yang menjadi pembeda utama dengan perayaan umum.
Sikap Moderat dalam Menyikapi Tahun Baru
Sebagian ulama berpendapat bahwa menyambut tahun baru Masehi boleh dilakukan selama tidak ada unsur maksiat di dalamnya. Hari tersebut diperlakukan seperti hari biasa tanpa pengkhususan ibadah maupun perayaan tertentu. Pendekatan ini menekankan kehati-hatian sekaligus keluwesan.
Pendapat tersebut menegaskan bahwa yang terpenting adalah menjaga diri dari yang haram. Selama aktivitas yang dilakukan bersifat halal dan bermanfaat, maka tidak menjadi masalah. Meski demikian, kewaspadaan tetap perlu dijaga.
Perbedaan pendapat ini menunjukkan keluasan khazanah fiqh Islam. Umat Islam diajak bersikap bijak, dewasa, dan saling menghormati. Yang utama adalah menjaga akidah dan akhlak dalam setiap keadaan.
Islam tidak mengekang kebahagiaan manusia, tetapi mengarahkannya agar tetap berada dalam koridor syariat. Kesenangan yang halal tetap diperbolehkan selama tidak melalaikan kewajiban. Batasan inilah yang menjadi pedoman utama.
Refleksi Akhir Menyambut Tahun Baru
Malam pergantian tahun sejatinya menjadi cermin perjalanan hidup seorang muslim. Apakah waktu yang berlalu diisi dengan kebaikan atau justru dengan kelalaian. Pertanyaan ini layak direnungkan secara jujur dan mendalam.
Dengan memahami larangan dan anjuran Islam, umat diharapkan mampu bersikap proporsional. Tidak larut dalam euforia, namun juga tidak kehilangan semangat hidup. Keseimbangan inilah yang diajarkan Islam.
Pergantian tahun tidak akan bermakna tanpa perubahan sikap dan amal. Islam mengajarkan bahwa nilai hidup ditentukan oleh kualitas ketaatan, bukan oleh perayaan semata. Momentum waktu hanyalah pengingat agar manusia kembali pada tujuan penciptaannya.
Setiap muslim memiliki tanggung jawab pribadi dalam menyikapi tradisi sosial yang berkembang. Keputusan yang diambil seharusnya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan sebaliknya, menjauh dari nilai iman dan ketaatan.
Pemahaman tentang larangan dan anjuran Islam saat malam pergantian tahun menjadi kunci agar umat tidak salah langkah dalam menyikapi momentum ini. Islam tidak melarang pergantian waktu, tetapi mengatur bagaimana waktu dimaknai dan diisi. Dengan berpegang pada syariat, pergantian tahun justru dapat menjadi awal perbaikan diri yang lebih baik.
People Also Talk
1. Apakah haram merayakan tahun baru Masehi dalam Islam?Hukumnya diperselisihkan ulama dan sangat bergantung pada bentuk serta aktivitas yang dilakukan.
2. Bolehkah sekadar berkumpul di malam tahun baru tanpa pesta?Boleh, selama tidak ada unsur maksiat dan tidak mengkhususkan ibadah tertentu.
3. Mengapa tasyabbuh dianggap berbahaya dalam Islam?Karena dapat mengikis identitas keislaman dan mencampuradukkan akidah.
4. Apa amalan yang dianjurkan di malam pergantian tahun?Muhasabah diri, dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak ibadah.
5. Bagaimana sikap terbaik seorang muslim menyikapi tahun baru?Menjaga syariat, bersikap moderat, dan menjadikan momentum sebagai evaluasi iman.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846286/original/063923800_1562395389-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji10.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863721/original/068009200_1718356035-20240614-Jamaah_Haji_di_Mina-AP_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4463324/original/051349000_1686577046-SA_I.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451540/original/053220900_1766307642-WhatsApp_Image_2025-12-21_at_09.57.19.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2898274/original/080785500_1567273060-Pawai-Obor4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5455417/original/084015300_1766655228-Gemini_Generated_Image_w0c7rcw0c7rcw0c7.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3309137/original/055065200_1606475068-nurhan-yC70QqvrPRk-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4010958/original/004782000_1651214800-20220429-Itikaf-Lailatul-Qadar-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1817306/original/097946200_1514746860-Kembang-Api-Monas1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120324/original/086880400_1588687274-Berdoa_22.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5073993/original/091259700_1735691045-WhatsApp_Image_2024-12-31_at_16.05.22.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5232681/original/059350000_1748244365-Gemini_Generated_Image_hs2t9hs2t9hs2t9h.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5210969/original/067795200_1746521381-48245f82-ed09-40ef-883e-a15efe7e07c5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435250/original/089688200_1765013911-_DSC2841.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3639110/original/044468000_1637473322-mengaji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1100208/original/031739700_1451743525-20160101-Kembang-Api-Penjuru-Dunia-AFP-Photo-01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5455045/original/016894200_1766623215-baribadah_di_malam_lailatul_qadar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4700453/original/094011300_1703750925-Ilustrasi_malam_pergantian_tahun__perayaan_Tahun_Baru.jpg)


















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)










