Lobi Amerika, Airlangga Minta Kelonggaran Tarif Impor

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan lobi Indonesia ke pemerintahan Donald Trump ihwal kebijakan tarif impor. Negosiasi itu berlangsung dalam muhibah delegasi Indonesia ke Amerika Serikat sepanjang 16 hingga 23 April 2025.

Airlangga bercerita, Indonesia bernegosiasi dengan Amerika Serikat ihwal penerapan tarif yang sifatnya resiprokal, terutama untuk komoditas ekspor utama ke Negeri Abang Sam. Di negosiasi itu, Indonesia meminta mendapatkan tarif impor yang setara dengan negara lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Indonesia minta agar tarif kita setara dengan negara lain, apakah itu Vietnam, apakah itu Bangladesh, sehingga kita dapat equal level playing field dengan negara lain,” ujar Airlangga dalam jumpa pers di Istana Negara, Senin, 28 April 2025.

Kepada AS, Airlangga juga mengungkap tencana PT Indorama, perusahaan tekstil asal Indonesia, yang berencana berinvestasi senilai US$ 2 miliar di Lousiana untuk Blue Ammonia. Selain itu, kedua pihak juga menegosiasikan ihwal critical mineral dan hal-hal teknis seperti kerja sama pendidikan dan sains.

Dalam negosiasi itu, Airlangga mengungkap, delegasi Indonesia bertemu beberapa pihak, antara lain US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Commerce, Secretary Treasury, Direktur National Economic Council, dan delegasi dari beberapa negara lain.

Airlangga juga mengadakan pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Australia, Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan, Semiconductor Industry Association, United States ASEAN Business Council, United States Industry Indonesia Society. Juga ada perwakilan dari Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.

Indonesia mendapatkan tarif impor sebesar 32 persen dari pemerintahan Donald Trump. Tapi belakangan angka itu berpeluang naik menjadi 47 persen. Menurut laporan Aljazeera, Trump mengenakan tarif impor tinggi kepada negara-negara yang dianggap pemerintahan memiliki praktik perdagangan yang tidak adil atau mengenakan tarif yang lebih tinggi pada barang-barang AS.

Negara yang terkena tarif impor tinggi yakni Kamboja (49 persen), Sri Lanka (44 persen), Vietnam (46 persen), Bangladesh (37 persen), Thailand (36 persen), Cina (36 persen), dan Taiwan (32 persen).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |