Liputan6.com, Jakarta - Manusia tempatnya salah dan lupa. Tak jarang manusia lupa terhadap sesuatu, misalnya lupa menyimpan barang, entah karena teledor atau faktor lainnya.
Lupa bisa menjangkit orang berusia lanjut maupun masih muda. Lantas, apakah kamu pernah mengalaminya di tahun 2025?
Ketika barang ketinggalan karena lupa, tentunya kita akan berusaha untuk mencarinya. Di samping berusaha mencari, alangkah baiknya jika dibarengi dengan berdoa kepada Allah SWT.
Mengenai ini, ulama kharismatik Habib Novel Alaydrus pernah memberikan amalan untuk orang yang lupa menyimpan suatu barang. Dengan keberkahan amalan ini, berharap barang tersebut segera ditemukan.
Amalan yang diberikan Habib Novel Alaydrus berupa tawasul dengan membacakan surah Al-Fatihah. Amalan ini ia dapatkan dari ayah dan kakeknya.
"Saya ijazahkan ke antum kalau misalnya ada barang yang hilang, bukan karena dicuri. Misal naruh kunci, nggak tau di mana, kacamata lupa (disimpan) di mana. Bacakan surah Al-Fatihah kepada ruh Sayyidina Ibrahim bin Adham,” kata Habib Novel dikutip dari YouTube Ubaidillah D. Masdar, Sabtu (12/4/2025).
Habib Novel menekankan bahwa memohonnya tetap kepada Allah SWT agar barangnya segera ditemukan. Kemudian, sambil bertawasul mendoakan Sayyidina Ibrahim bin Adham.
“Insyaallah nanti akan ada pertolongan dari Allah SWT. Saya sudah praktikkan dan hasilnya selalu menakjubkan. Sebagaimana saya diajari ayah dan kakek saya, saya ajarkan kepada antum semua, silakan diamalkan," tutur Habib Novel.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bandara Tunggul Wulung Cilacap Dilanda Banjir dan Longsor, 1 Penerbangan Dibatalkan
Cara Tawasulnya yang Diajarkan Habib Novel
Berikut tata cara tawasul yang diijazahkan Habib Novel Alaydrus agar barang yang lupa menyimpan segera ditemukan.
الْفَاتِحَة إِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْم إِبْنِ أَدْهَمْ عَلَى هَذِهِ النِّيَّةِوَ إلَى حَضْرَةِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، الْفَاتِحَة.
Alfatihatu ila ruhi sayyidina Ibrahim bin Adham, 'ala hadzihinniyyah waila hadrotinabi SAW Al-Fatihah.
Setelahnya, membaca surah Al-Fatihah satu kali, lalu memanjatkan doa kepada Allah dengan keagungan Rasulullah SAW dan juga dengan keberkahan surah Al-Fatihah yang dihadiahkan untuk Sayyidina Ibrahim bin Adham, memohon agar ditemukan barang yang hilang tersebut.
Amalan ini pernah dilakukan oleh Habib Novel ketika umrah beberapa tahun silam. Ada seorang jemaah yang kebetulan kartu simnya hilang. Setelah berupaya mencari, kartu sim tersebut tak kunjung ditemui.
Kemudian Habib Novel Alaydrus mempraktikan amalan tersebut, akhirnya kartu sim tersebut ditemukan berkah tawasul dengan surat Al-Fatihah.
"Tawassul dengan surah Al-Fatihah itu tawasul dengan kalamullah, dengan Al-Qur'an, kemudian mengirimkannya kepada yang meninggal dunia. Itu adalah bentuk doa, kita berdoa kepada Allah ta'ala agar disampaikan juga pahalanya untuk yang telah meninggal dunia," tutur Habib Novel.
Kenapa Bertawasul kepada Wali?
Mengutip NU Online, Sayyid Abdurrahman Ba’alawi menjelaskan bahwa tawasul dengan menyebut nama para wali hanya bersifat majaz dalam penggunaan bahasa, karena hakikatnya Allah Ta‘ala juga yang dimaksud dalam tawasul tersebut dan hanya Allah juga dalam i’tiqad kita yang dapat memberi manfaat dan mudharat atas makhluk-Nya.
وقول الشخص المؤمن يا فلان عند وقوعه في شدة داخل في التوسل بالمدعوّ إلى الله تعالى وصرف النداء إليه مجاز لا حقيقة
Artinya, “Seruan seorang mukmin, ‘Wahai syekh fulan,’ saat terperangkap dalam kesulitan hidup, termasuk tawasul kepada Allah melalui nama wali-Nya yang diseru. Sedangkan pengalihan seruan kepadanya merupakan bentuk majaz dalam berbahasa, bukan secara hakiki,” (Sayyid Abdurrahman Ba’alawi, 1994 M/1414 H: 486).
Sayyid Abdurrahman Ba’alawi menjelaskan bahwa seruan nama wali itu bermakna, “Wahai wali Allah, syekh fulan, aku bertawasul kepada Allah melalui kamu agar Tuhanku membangkitkanku dari kejatuhan atau mengembalikan kesadaranku” misalnya. Jadi, yang diminta tetap Allah SWT.
Wallahu a’lam.