Mengapa Pramono Anung Dorong PAM Jaya Masuk Bursa Efek Indonesia?

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung mendorong Perusahaan Air Minum Jaya atau PAM Jaya menjadi perusahaan terbuka yang bisa melantai di Bursa Efek Indonesia. Menurut dia cara ini akan meningkatkan pengawasan dan penambahan pemasukan bagi perusahaan umum daerah penyedia layanan air bersih itu.

Pramono menyadari usulannya ini banyak mendapat kritikan, terutama soal keinginan menjadikan PAM Jaya berbentuk Initial Public Offering atau IPO. “Walaupun dikritik juga tidak apa-apa. Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) di Jakarta harus siap-siap bisa IPO. Kalau ini di-IPO kan, pasti lebih gede (pendapatannya),” kata Pramono di Balai Agung DKI Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IPO adalah proses ketika perusahaan swasta menawarkan sahamnya kepada masyarakat umum dalam penerbitan saham baru untuk pertama kali. Transisi dari perusahaan swasta ke perusahaan publik menjadi hal penting bagi investor swasta untuk meraih keuntungan maksimal dari investasi mereka.

Di sisi lain, IPO juga memberikan kesempatan kepada investor publik untuk ikut serta dalam penawaran tersebut. Selain itu, alasan perusahaan harus melakukan IPO adalah manfaatnya. Dengan melakukan IPO, perusahaan dapat mengumpulkan dana dari investor publik.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengaku senang dengan perusahaan terbuka atau bersifat go-public. Dia menilai, perusahaan jenis ini akan lebih mudah untuk diawasi, karena masyarakat umum ikut menyumbang sebagai pemilik saham di perusahaan itu. Dalam konteks PAM Jaya, Pramono menyebut sedang membahas rencana ini dengan jajaran direktur BUMD itu.

Adapun target PAM Jaya selanjutnya, kata Pramono, pada 2029 mendatang akan mampu melayani hingga 100 persen ketersediaan air bersih di kawasan Jakarta. "Dan kalau itu sudah bisa terpenuhi, pengguna dan pelanggannya bisa mencapai 3 juta orang,” ujar Pramono.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |