CANTIKA.COM, Jakarta - Sebuah penelitian mengungkap penyebab utama suami selingkuh dari istri dengan pendapatan lebih tinggi dari mereka. Yaitu sisi kejantanannya merasa terancam. Yuk, deep dive hasil studi tersebut untuk mendapatkan gambaran seutuhnya.
Menurut statistik, laki-laki yang sudah menikah lebih cenderung berselingkuh daripada perempuan yang sudah menikah. Dan, dari banyak penyebab suami selingkuh, sebuah studi dari tahun 2015 menemukan beberapa statistik menarik tentang apa yang memotivasi suami berselingkuh terkait dengan perubahan dinamika masyarakat dalam hubungan modern.
Para peneliti mengumpulkan data dari Survei Longitudinal Nasional Pemuda antara tahun 2001 dan 2011 dan menganalisis 2.757 individu heteroseksual dalam hubungan antara usia 18 dan 32 tahun, dengan memeriksa jumlah pendapatan yang mereka hasilkan secara individu.
Dari survei tersebut ditemukan pria yang menghasilkan lebih banyak uang daripada istri mereka cenderung tidak berselingkuh. Namun, begitu seorang istri menjadi pencari nafkah utama, ada kemungkinan 15 persen suaminya berselingkuh.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa semakin banyak perempuan menghasilkan uang, semakin kecil kemungkinan mereka untuk berselingkuh.
Penulis studi Christin L. Munsch menjelaskan, "perempuan yang berpenghasilan lebih tinggi dari suami mereka menantang status quo." Ia juga mencatat, menurut penelitiannya, perempuan cenderung tidak berselingkuh ketika mereka memperoleh 100 persen dari total pendapatan pasangan.
Efek Perempuan sebagai Pencari Nafkah Utama dalam Pernikahan
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa perempuan yang menjadi pencari nafkah utama dalam pernikahan sangat menyadari cara mereka menyimpang dari ekspektasi budaya yang menyamakan pria dengan pencari nafkah. Efek sampingnya, penelitian tersebut menemukan bahwa perempuan pencari nafkah utama menderita kecemasan dan insomnia yang meningkat serta terlibat dalam apa yang disebut sosiolog sebagai 'perilaku netralisasi penyimpangan'.
Munsch memberikan beberapa contoh perilaku tersebut. "Perempuan yang menjadi pencari nafkah utama dalam pernikahan mereka sering kali meminimalkan pencapaian mereka, tunduk pada pasangan mereka, dan menambah pekerjaan rumah tangga mereka. Pekerjaan emosional dan fisik ini dirancang untuk mengurangi konflik interpersonal dan menopang kejantanan suami mereka,'" katanya.
Sementara pria yang penghasilannya semakin mendekati jumlah yang sama dengan pasangannya, peluang mereka untuk berselingkuh mulai menurun hingga total pendapatan mereka mencapai 70 persen dari total pendapatan pasangan tersebut.
Selingkuh Dianggap Jalan Pembuktian Sisi Maskulinitas yang Terancam
Menurut Munsch, suami selingkuh bisa jadi didorong rasa ancaman kejantanan. Sebab mereka tidak menjadi pencari nafkah utama, seperti yang diharapkan secara budaya.
"Bagi pria, khususnya pria muda, definisi maskulinitas yang dominan ditulis dalam hal kejantanan dan penaklukan seksual, khususnya berkenaan dengan banyak pasangan seks. Jadi, terlibat dalam perselingkuhan mungkin merupakan cara untuk membangun kembali maskulinitas," jelasnya.
"Pada saat yang sama, perselingkuhan memungkinkan pria yang terancam untuk menjauhkan diri dari - dan mungkin menghukum - pasangan yang berpenghasilan lebih tinggi dari mereka," tambahnya.
Yang Perlu Dilakukan
Namun, yang penting untuk dicatat adalah bahwa seperti yang dinyatakan Muncsh sendiri, ini bukanlah statistik yang menyeluruh. Setiap hubungan berbeda, dan tidak semua pria merasa dikebiri dengan penghasilan yang lebih rendah dari istri mereka.
"Jika kamu menghasilkan lebih banyak uang daripada pasangan, pasangan kamu belum tentu akan selingkuh," ujarnya.
Sebenarnya, kamu mungkin hanya tidak tahu bagaimana perasaan pasangan tentang penghasilan yang lebih rendah dan cara menghadapinya.
Hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi situasi ketika pasangan menjadi marah dan frustrasi karena bukan mereka yang menghasilkan uang paling banyak adalah berbicara dari hati ke hati. Dalam hubungan apa pun, komunikasi harus terjalin agar tidak ada asumsi yang muncul, serta emosi negatif terhadap pasangan.
Jika berbicara tidak menyelesaikan situasi, jangan mengorbankan kesuksesan sendiri demi orang lain. Bila suami benar-benar peduli dan mencintai kamu, mereka akan mendukung kamu terlepas dari jumlah penghasilan kamu. Jangan pernah mengorbankan kemandirian finansial atau kebahagiaan kamu dengan harapan dapat menyelamatkan hubungan.
YOUR TANGO