Jejak Perjuangan dan Silsilah Ali Khamenei hingga Rasulullah, Pemimpin Iran yang Curi Perhatian saat Perang Melawan Israel

2 months ago 57

Liputan6.com, Cilacap - Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran saat ini, telah memainkan peran penting dalam politik dan agama di negara tersebut selama beberapa dekade. Di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel, salah satu yang menjadi sorotan ialah masalah latar belakang dan silsilah nasab Khamenei.

Sebagai Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei memiliki otoritas besar dalam menentukan arah kebijakan negara, termasuk dalam hal hubungan luar negeri dan keamanan nasional. Singkatnya peran Ali Khamenei sangat penting bagi kemajuan dan kemunduran negaranya itu.

Khamenei disebut merupakan seorang sayyid atau keturunan Rasulullah. Dia memiliki garis keturunan yang langsung dengan Nabi Muhammad SAW, membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati di kalangan Syiah. Silsilah nasab ini tidak hanya memperkuat posisinya sebagai Pemimpin Tertinggi Iran tetapi juga menambah kompleksitas dalam perannya di tengah konflik geopolitik yang sedang berlangsung.

Dengan memahami silsilah nasab Ayatollah Ali Khamenei, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana latar belakang dan keyakinan agamanya mempengaruhi keputusannya sebagai pemimpin negara.

Berikut ini akan dijelaskan silsilah nasab Ali Khamenei yang tersambung hingga Rasulullah SAW sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Jum’at (27/06/25).

Simak Video Pilihan Ini:

Jenazah Pelajar Tenggelam di Pantai Sedayu Cilacap Ditemukan Mengapung 5 Km dari Lokasi

Nasab Ayatollah Ali Khamenei hingga Rasulullah SAW

Mengutip laman ltnnujabar.or.id, Jumat (27/06/25) di balik sosok kuat di panggung politik dan militer dunia, Sayyid Ali Khamenei juga dikenal sebagai ulama kharismatik dan mursyid spiritual yang memiliki garis keturunan langsung hingga Rasulullah SAW. Silsilah lengkapnya tercatat dalam beberapa sumber resmi Iran, dimulai dari Ali bin Jawad hingga bersambung kepada al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW.

Sayyid Ali Khamenei lahir dalam lingkungan religius di kota Masyhad, Iran, dan memulai pendidikan Al-Qur’an sejak usia empat tahun. Ia belajar di berbagai sekolah agama seperti Dar at-Ta’lim ad-Dini, Sulaiman Khan, dan Nawab, mempelajari berbagai cabang ilmu seperti fikih, ushul fikih, logika, sastra Arab, dan filsafat di bawah bimbingan ulama terkemuka seperti Syekh Hasyim Qazwini, Jawad Agha Thahrani, dan Ahmad Mudarris Yazdi.

Pada usia 16 tahun, Khamenei melanjutkan studi tingkat “kharij” di bawah bimbingan Marja’ Milani, termasuk sempat menimba ilmu langsung di kota suci Najaf, Irak, meskipun kemudian kembali ke Iran atas permintaan ayahnya.

Tahun 1958 menjadi tonggak penting saat ia bergabung dengan Hauzah Ilmiah Qom, salah satu pusat studi Islam Syiah terbesar di dunia. Di sana, ia belajar kepada tokoh besar seperti Ayatullah Burujerdi, Imam Khomeini, Sayyid Muhammad Husayn at-Thabathaba’i, dan lainnya. Pendidikan intensif ini membentuk fondasi keilmuan dan kepemimpinan spiritualnya yang kemudian membawanya menjadi pemimpin tertinggi Iran pascarevolusi Islam.

Simbol Perlawanan terhadap Hegemoni Global

Kombinasi antara latar belakang keilmuan agama dan strategi geopolitik menjadikan Sayyid Ali Khamenei sebagai simbol perlawanan dunia Islam terhadap hegemoni dan ketidakadilan global.

Di tengah ketegangan militer dengan Israel, Iran menunjukkan bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga keyakinan ideologis yang bersumber dari ajaran Islam dan warisan leluhur Nabi Muhammad SAW.

Langkah tegas Iran dalam merespons serangan Israel ini mempertegas posisi negeri tersebut sebagai kekuatan regional yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dalam pandangan banyak pihak, sikap Iran ini bukan sekadar pembalasan, tetapi juga bentuk pembelaan terhadap kedaulatan dan harga diri nasional serta solidaritas terhadap Palestina.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |