TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengkonfirmasi telah memblokir situs archive.org. Pemblokiran situs yang dikenal sebagai penyedia data dan dokumentasi sejarah digital itu disebut hanya sementara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah memblokir situs tersebut karena ada temuan konten negatif yang berkaitan dengan pornografi dan judi daring. "Ya, kami blokir sambil menunggu respon dari pihak archive.org," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar saat dihubungi pada Rabu, 28 Mei 2025.
Menurut Alexander, komunikasi awal dengan pengelola archive.org telah dilakukan sejak pekan lalu. Namun hingga saat ini, belum ada balasan dari pihak situs yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat itu. "Kami komunikasikan ke mereka ada temuan ini kan. Pornografi utamanya, judi online juga. Kalau itu diturunkan, ya kami pulihkan," ujarnya.
Pemblokiran terhadap situs tersebut memicu berbagai spekulasi di media sosial. Salah satunya menyebutkan dugaan penghilangan arsip sejarah atau kaitannya dengan isu penulisan ulang sejarah oleh pemerintah.
Alexander menepis tudingan tersebut. "Enggak ada urusan ke situ sih," katanya. "Yang kami minta diturunkan itu ya link-link yang negatif saja. Kalau sudah diturunkan, ya sudah normal."
Dia juga menyampaikan pemblokiran ini tidak bermotif politik ataupun berkaitan dengan pelurusan sejarah versi pemerintah. “Kok bisa dikaitkan ke sana ya. Kami urusannya konten negatif aja,” ujarnya sembari tertawa kecil.
Ia mengatakan selama proses pemblokiran berlangsung, beberapa pengguna masih dapat mengakses situs tersebut melalui perangkat tertentu seperti MacBook atau iPhone dengan pengaturan privasi tertentu. Namun akses penuh secara umum tetap terganggu karena status pemblokiran dari pemerintah Indonesia.
"Statusnya ya sementara saja sih. Masalahnya mereka nggak ada perwakilan di Indonesia kan, agak susah juga itu," ujarnya.
Komunikasi antara Komdigi dan archive.org, kata Alexander, sejauh ini hanya dilakukan melalui email. Minimnya respons, ditambah dengan perbedaan zona waktu, turut memperlambat proses normalisasi. “Saya nanti mau ngecek dulu ke tim pengendalian. Apakah sudah ada respons dari mereka,” katanya.
Alexander menegaskan jika permintaan penghapusan konten negatif telah direspons oleh archive.org, maka pemerintah akan segera memulihkan kembali akses terhadap situs tersebut.
Tempo turut menelusuri situs archive.org yang kini tengah dikeluhkan di beberapa grup atau komunitas di media sosial. Situs tersebut tak bisa diakses dan hanya menunjukkan tanda loading atau proses memuat laman. Tak ada tampilan yang terbuka dari situs tersebut.
Beberapa komunitas yang terbuka untuk publik di Facebook seperti Keluh Kesah Kehidupan Berteknologi dan Hujatan Teknologi Indonesia mempertanyakan mengapa situs archive.org tak bisa diakses. Beberapa anggota komunitas menjelaskan situs tersebut telah diblokir oleh pemerintah.