Profil Rhenald Kasali yang Mundur dari Jabatan Komisaris Utama Pos Indonesia

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Rhenald Kasali resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pos Indonesia (Persero). Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) itu tak lagi bertugas di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan pos, logistik, dan keuangan setelah empat tahun. “Saya sudah mengundurkan diri sejak 20 April yang lalu,” kata Rhenald dalam keterangan tertulis, pada Senin, 28 April 2025. Lantas, seperti apa sosok Rhenald Kasali? 

Profil Rhenald Kasali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir Laporan Tahunan 2023 Pos Indonesia, Rhenald Kasali menjabat sebagai Komisaris Utama perseroan sejak 2 Juli 2021. Pengangkatannya termaktub dalam Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor SK-223/MBU/07/2021. 

Pria kelahiran Jakarta pada 13 Agustus 1960 itu meraih gelar Sarjana dari FEB UI pada 1985. Dia kemudian melanjutkan studi S2 dengan gelar Master of Science (MS) di Faculty of Business Administration, University of Illinois at Urbana and Champaign, Amerika Serikat pada 1993, dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di Faculty of Consumer Economics dari perguruan tinggi yang sama pada 1998. 

Rhenald tercatat mempunyai riwayat pekerjaan yang panjang, mulai dari Direktur di PT Djemat, Samhani, & Partners (1986-1988), Kepala Bagian Publikasi dan Data Lembaga Manajemen FE UI (2005-2006), hingga Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional atau BPEN (2005-2006). 

Tak hanya itu, Rhenald juga pernah menduduki jabatan strategis di sejumlah perusahaan. Dia sempat berkarier sebagai Komisaris PT Kemenangan Jaya (2000-2007), Komisaris PT Radio Smart FM (2002-2009), Komisaris Independen PT Indofarma Tbk (2003-2006), dan Komisaris PT Dirgantara Indonesia (2003-2006). 

Rhenald juga menjadi pengajar di Sekolah Staf dan Pimpinan serta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sejak 2000. Dia juga pernah bekerja sebagai Komisaris Independen di PT Indomobil Finance Indonesia (2004-2009), Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero) (2015-2019), dan Komisaris Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (2019-2021). 

Rhenald juga menjadi Wakil Ketua Tim Independen Reformasi Birokrasi dan Penataan Organisasi Pemerintahan RI di bawah pimpinan wakil presiden serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) sejak 2015. Selain itu, ia juga mengelola Yayasan Rumah Perubahan sejak 2007.

Harta Kekayaan Rhenald Kasali

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) di laman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rhenald terpantau pertama kali menyampaikan jumlah hartanya ketika menjabat sebagai Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero). 

Kala itu, total kekayaannya selama tiga tahun berturut-turut, masing-masing sebesar Rp 13.555.760.817 per 19 Februari 2016, naik menjadi Rp 30.652.625.996 per 31 Desember 2017, dan bertambah menjadi Rp 47.985.060.303 per 31 Desember 2018. 

Berikutnya, dia kembali berkewajiban menyerahkan LHKPN ketika menjadi Komisaris Telkom, dengan harta sebesar Rp 53.919.015.113 (2019) dan naik menjadi Rp 57.540.166.605 (2020). Dia lalu bergabung ke Pos Indonesia, dengan kekayaan sebesar Rp 66.054.075.361 (2021) dan Rp 66.898.600.904 (2022). 

Adapun LHKPN terakhir yang dilaporkan Rhenald, yaitu pada Selasa, 26 Maret 2024 dengan jumlah mencapai Rp 61.679.028.837. Berikut rinciannya:

  • Tanah dan bangunan: Rp 22.510.146.680.
  • Alat transportasi dan mesin: Rp 150.000.000.
  • Harta bergerak lainnya: Rp 3.874.269.000.
  • Surat berharga: -
  • Kas dan setara kas: Rp 35.144.613.157.
  • Harta lainnya: -
  • Utang: - 

Dalam LHKPN-nya, Rhenald mengakui kepemilikan atas 18 bidang tanah dan/atau bangunan, baik yang diklaim dari hasil sendiri maupun hibah tanpa akta. Aset-aset properti tersebut tersebar di Jakarta Pusat, Bekasi, dan Sukabumi, dengan luas berkisar antara 48 hingga 53.065 meter persegi. 

Dia juga mempunyai dua unit alat kendaraan bermotor roda empat yang diklaim dari hasil sendiri. Alat transportasi miliknya terdiri dari Suzuki Pick Up (2007) senilai Rp 30 juta dan Mitsubishi Outlander (2013) senilai Rp 120 juta. 

Han Revanda berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan editor: Warga Rempang Curhat ke DPR Sambil Terisak: Kami Diintimidasi

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |