TEMPO.CO, Jakarta - OpenAI, Perplexity, dan Yahoo tengah mengantre untuk membeli Chrome, jika browser atau peramban ini benar-benar harus dilepas oleh Google akibat kasus antimonopoli di Amerika Serikat. Minat ketiga perusahaan besar itu terungkap dalam proses hukum yang kini menjerat Google. Perusahaan teknologi ini sebelumnya dianggap terlalu dominan dalam bidang mesin pencarian dan iklan, bahkan diduga memonopoli layanan tersebut.
OpenAI menjadi pihak pertama yang disebutkan dalam salah satu momen sidang di Departemen Kehakiman AS. Rangkaian sidang berlangsung sejak 21 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip 9to5Google, perwakilan eksekutif OpenAI mengungkapkan ketertarikan untuk membeli Chrome kepada hakim. Pengembang AI ini menyatakan sempat mengajukan penawaran kepada Google untuk menggunakan teknologi pencarian Google di dalam ChatGPT. Namun, penawaran itu ditolak.
“Menggunakan API Google akan memungkinkan kami menyediakan produk yang lebih baik untuk pengguna,” begitu kutipan pengajuan OpenAI kepada Google, dikutip dari 9to5Google pada Senin, 28 April 2025.
Pengembang peramban lain, Perplexity, juga menyatakan minatnya. “Kami bisa melakukannya,” kata Dmitry Shevelenko, direktur bisnis Perplexity. Kalimat itu terlontar oleh Dmitry ketika menjawab pertanyaan hakim soal kesediaan pihak lain untuk menjalankan Chromium—sumber terbuka yang menjadi basis peramban—dalam skala sebesar Google. tanpa mengurangi kualitas atau membebankan biaya kepada pengguna.
Yahoo menjadi perusahaan ketiga yang menunjukkan minatnya untuk membeli Chrome. Entitas yang sering dipandang sebagai pelopor internet global ini sedang mengembangkan purwarupa situs peramban mereka sendiri.
Manajer Umum Yahoo Search Brian Provost mengatakan membeli Chrome akan mempercepat target tersebut. Dia juga memperkirakan bahwa pangsa pasar mesin pencari Yahoo dapat meningkat hingga dua digit jika akuisisi Chrome terealisasi.
“Bisa dibilang Chrome merupakan pemain strategis paling penting di web,” kata Provost.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada keputusan akhir soal nasib Chrome. Namun, ketertarikan para pesaing Google menegaskan vitalnya posisi Chrome dalam industri peramban internet saat ini.