Liputan6.com, Jakarta - Tahu dan tempe adalah produk olahan kedelai yang telah melewati proses fermentasi. Tahu dan tempe sering dikonsumsi masyarakat Indonesia karena selain murah juga kaya akan nutrisi, terutama protein.
Namun, tahu dan tempe kerap dianggap sebagai makanan yang memicu asam urat. Benarkah demikian? Dokter sekaligus pendakwah kesehatan sesuai Al-Qur’an dan sunnah, ustadz dr. Zaidul Akbar mengungkap fakta sebenarnya.
Menurut dokter Zaidul Akbar, tahu dan tempe bukanlah pemicu utama asam urat. Penyebab asam urat sebenarnya adalah ketidakseimbangan pencernaan.
Adapun tahu dan tempe yang dianggap memicu asam urat bukan karena kandungan yang terdapat dalam produk olahan kedelai tersebut, melainkan ada bahan-bahan tambahan tertentu yang menyebabkan asam urat.
“Contoh, kita makan tempe. Tempenya digoreng, lalu dimakanlah seperti biasa. Tiap hari makan tempe gitu (yang digoreng). Gak salah tempenya, tapi salah minyaknya. Mungkin pemicunya minyaknya tadi, minyak gorengnya,” jelas dr. Zaidul Akbar dikutip dari YouTube dr. Zaidul Akbar Official, Selasa (4/2/2025).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kemenperin Bidik Animator Andal dari Cilacap
Makan Tahu dan Tempe yang Tidak Digoreng Aman
dr Zaidul Akbar mengatakan, jika tidak ingin asam uratnya kambuh tapi menyukai produk olahan kacang-kacangan, sebaiknya makan tahu dan tempenya yang tidak digoreng, apalagi ditambah tepung.
Sebagai gantinya, makanlah tempe yang diblender kemudian dicampur dengan madu, kurma, dan jahe. Menurutnya, olahan tempe yang seperti ini justru sangat baik.
“Kacang-kacangan justru sangat baik. Kacang almond, setahu saya gak sampai menyebabkan asam urat kayak begitu, asal makannya tidak berlebihan,” tutur pakat obat herbal ini.
Meski tidak memicu asam urat, dokter Zaidul Akbar tetap menyarankan penderita asam urat yang parah tidak mengonsumsi tahu dan tempe terlebih dahulu. Sebagai upaya penyembuhan, perbanyaklah puasa.
“Perbanyak puasa, minum air putih yang banyak, rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas, itu sangat membantu memperbaiki metabolisme, karena asam urat itu ketakseimbangan (metabolisme) sebenernaya,” sarannya.
4 Makanan yang Perlu Dikurangi bagi Penderita Asam Urat
Dalam ceramah yang berbeda, dokter Zaidul Akbar menyebutkan empat jenis makanan yang sebaiknya dikurangi jika mengalami asam urat. Berikut daftarnya.
- Produk berbahan dasar tepung. Contohnya roti dan kue.
- Nasi, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat.
- Gula pasir, yang sering kali memperburuk inflamasi.
- Daging, terutama daging merah, karena kaya akan purin, yang merupakan sumber utama produksi asam urat.
“Itu dikurangi dulu atau disetop dulu,” pintanya.
Sebagai gantinya, dokter Zaidul Akbar menyarankan agar tubuh diberikan alkaline forming food atau jenis makanan yang bersifat basa. Makanan ini membantu menyeimbangkan kadar keasaman tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko peradangan pada sendi.
“Termasuk juga kalau mau coba bisa blender kacang panjang sama seledri. Nah itu insya Allah bisa membantu juga,” tuturnya.