Liputan6.com, Jakarta - Cristiano Ronaldo (CR7) dan Lionel Messi adalah dua pesepakbola yang kerap dijuluki GOAT atau Greatest of All Time. GOAT adalah istilah dalam olahraga yang disematkan kepada atlet terhebat sepanjang masa di bidangnya.
Dalam satu dekade terakhir, Ronaldo dan Messi dianggap sebagai rival yang saling menunjukkan kemampuannya di lapangan. Keduanya pun saling berkompetisi menjadi yang terbaik, baik secara individu maupun tim.
Sejauh ini, Ronaldo sudah memiliki lima Ballon d'Or yang ia raih ketika berseragam Manchester United (2008) dan Real Madrid (2013, 2014, 2016, dan 2017). Sedangkan Messi memegang rekor Ballon d’Or terbanyak yakni delapan. Prestasi ini diraih La Pulga paling banyak ketika memperkuat Barcelona.
Dua pemain bintang lapangan hijau ini tidak hanya berkontribusi untuk klubnya, tapi juga timnas masing-masing. Ronaldo pernah membawa Timnas Portugal juara Euro 2016. Adapun Messi pernah mengangkat trofi Piala Dunia 2022 bersama Timnas Argentina.
Dengan prestasinya yang mentereng, tak heran jika banyak penggemar sepak bola yang mengidolakan Ronaldo dan Messi. Kehidupan dua pesepakbola di dalam maupun luar lapangan kerap menginspirasi banyak orang.
Tak dapat dipungkiri jika penggemar Ronaldo dan Messi ada dari kalangan muslim. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah boleh seorang muslim mengidolakan pesepakbola nonmuslim seperti Ronaldo dan Messi? Bagaimana hukum mengidolakan nonmuslim?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan pendakwah Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Habib Husein Ja’far Al Hadar.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Detik-Detik Kebakaran di Pantai Kemiren Cilacap
Kata UAS
UAS mengatakan, seorang muslim akan bersama dengan siapa yang ia cintainya kelak di hari kiamat. Menurut UAS, jika seseorang mengidolakan nonmuslim, maka doakanlah ia agar diberi hidayah.
“Orang akan bersama dengan siapa yang dia cintai. Kalau hati kita suka sama dia, doakan dia supaya dapat hidayah. Orang yang menyerang nabi, musuh nabi, didoakannya. Apalagi orang yang tak menyerang kita,” kata UAS dikutip dari YouTube Nesa Novrizal, Kamis (24/4/2025).
“Kita senang permainannya. kita senang gocek bolanya. Maka, doakan dia dapat hidayah, tak dapat mustahil,” sambung UAS.
UAS khawatir jika sudah larut mencintai pesepakbola nonmuslim pada akhirnya mengikuti keyakinannya. Berawal dari gaya pakaiannya, cara hidupnya, hingga akhirnya agamanya. Hal tersebut yang tidak boleh terjadi.
“Kalau sudah terlampau cinta, nanti semuanya ikut. Pertama tatonya kita ikut. Lama-lama celana pendeknya kita ikut. Lama-lama antingnya kita ikut. Lama-lama keyakinannya pun kita akan ikut,” ujar UAS mengingatkan.
Kata Habib Husein Ja’far
Pendakwah Habib Husein Ja’far menghadirkan dua pendapat, meskipun pendapat yang membolehkan tetap ada catatannya. Dalam hal ini, Habib Ja’far menukil kitab Al Lubab Fi Ulumil Qur'an.
Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa berteman, bersahabat, atau mengidolakan nonmuslim dilarang dalam Islam dalam hal-hal yang terkait dengan agamanya. Bagaimana maksudnya?
“Kita ngefans kepada dia yang terkait dengan agamanya, ‘Wah saya ngefans kepada teman saya yang Kristen karena dia kalau ibadah itu keren banget.’ Nah itu yang gak diperbolehkan,” tutur Habib Ja’far dikutip dari YouTube Kata Id.
Akan tetapi, jika mengidolakannya karena sifat lahiriahnya, maka kata Habib Ja’far itu diperbolehkan dalam Islam. “Entah itu skill atau apapun yang sifatnya lahiriah, maka itu diperkenankan oleh ulama,” katanya.