Liputan6.com, Jakarta - Masjidil Haram di Meakah adalah pusat ibadah umat Islam yang tak pernah sepi dari aktivitas, siang dan malam. Di tengah hiruk-pikuk ibadah jutaan orang, ada satu hal yang jarang diperhatikan, namun sangat penting yaitu pasokan listrik yang tak pernah padam.
Banyak yang mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa listrik di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hampir tak pernah mengalami gangguan? Jawabannya ternyata melibatkan sistem kelistrikan yang luar biasa rumit dan canggih.
Informasi ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @islamitumenakjubkan pada Rabu (23/04/2025). Dalam video tersebut, dijelaskan secara detail sistem kelistrikan dua masjid suci ini yang mengagumkan.
Sumber listrik utama yang mengaliri Masjidil Haram berasal dari 12 stasiun dan gardu induk besar yang tersebar dan saling terhubung. Keberadaan sistem ini memastikan listrik terus tersedia tanpa gangguan, meskipun digunakan dalam skala besar.
Listrik ini dialirkan untuk mendukung pengoperasian lebih dari 250.000 peralatan listrik dan mekanik. Ini mencakup segala kebutuhan masjid, dari sistem suara, lift, eskalator, hingga pendingin ruangan.
Selain itu, terdapat lebih dari 120.000 unit penerangan yang menyala selama 24 jam non-stop. Lampu-lampu ini menerangi seluruh area masjid, termasuk halaman, atap, hingga menara yang menjulang tinggi.
Penerangan tersebut bukan hanya sebagai fasilitas kenyamanan, tetapi juga penunjang ibadah yang krusial. Terang-benderangnya Masjidil Haram menjadi simbol keagungan dan kemakmuran tempat suci tersebut.
Simak Video Pilihan Ini:
Hilang 2 Hari di Gunung Slamet, Naomi Selamat usai Bertahan Hidup dengan Roti
Ini Penanggung Jawabnya
Otoritas Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan dan pengawasan sistem kelistrikan ini. Mereka memastikan tidak ada kendala yang mengganggu kenyamanan jamaah.
Untuk menjamin kelancaran operasional, pusat kendali khusus di Masjidil Haram menggunakan teknologi termutakhir. Semua peralatan dapat dipantau dan dikendalikan dari satu tempat, memudahkan proses pengawasan dan evaluasi.
Pusat kendali ini aktif 24 jam dengan petugas teknis yang sigap dalam menangani segala kemungkinan darurat. Tidak ada waktu lengah, karena setiap detik sangat berharga bagi jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Pemeriksaan dan uji rutin dilakukan setiap pekan terhadap semua saluran listrik dan generator. Proses ini dilakukan oleh tim pemeliharaan yang terdiri dari tenaga ahli dengan keahlian tinggi di bidang kelistrikan.
Listrik di kota Mekkah dan Madinah sendiri sepenuhnya dipasok dari pembangkit besar yang terletak di Suwaiba dan Rabigh. Kedua kota ini memiliki peran penting dalam menyuplai kebutuhan energi bagi dua kota suci tersebut.
Pembangkit listrik tersebut sebagian besar menggunakan teknologi kombinasi antara gas, uap, dan tenaga air. Sistem ini dikenal andal dan mampu menghasilkan energi dalam skala besar.
Teknologi yang Digunakan Seperti Ini
Tidak hanya itu, sebagian pembangkit juga sudah memanfaatkan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya. Langkah ini sekaligus menunjukkan komitmen Arab Saudi terhadap teknologi ramah lingkungan.
Panel surya dipasang di berbagai titik strategis dan menghasilkan energi yang bersih, stabil, dan hemat biaya operasional dalam jangka panjang. Ini adalah terobosan besar di tengah padatnya aktivitas keagamaan.
Sistem seperti ini tidak hanya efisien, tetapi juga menjadi solusi berkelanjutan demi menjaga kelestarian lingkungan di sekitar dua kota suci tersebut.
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bukan sekadar tempat ibadah. Infrastruktur yang mendukungnya adalah cerminan dari manajemen modern yang terencana dan terintegrasi secara matang.
Dengan sistem listrik yang stabil, para jamaah dapat menjalankan ibadah dalam kenyamanan, tanpa harus khawatir akan gangguan teknis yang bisa mengganggu kekhusyukan mereka.
Keindahan sistem ini bukan hanya pada teknologi, tapi juga pada dedikasi manusia di baliknya. Setiap kilowatt listrik yang menyala di Masjidil Haram adalah hasil kerja keras banyak orang.
Semoga keberkahan kota suci ini terus terjaga, dan sistem luar biasa yang menopangnya dapat menjadi inspirasi bagi pembangunan fasilitas ibadah di berbagai belahan dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul