Liputan6.com, Jakarta - Di tengah derasnya arus modernisasi dan keterbukaan hubungan sosial, nasihat-nasihat keagamaan yang menekankan adab dan kehormatan semakin relevan. Terutama bagi perempuan, ajaran Islam memberikan perhatian besar agar mereka dijaga dan dimuliakan.
Kaum perempuan dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi dan harus dijaga kehormatannya. Tidak hanya oleh orang lain, tetapi juga oleh diri mereka sendiri. Sebab menjaga kehormatan bukan hanya tentang aturan sosial, tetapi juga bentuk ibadah kepada Allah.
Pendakwah KH Yahya Zainul Ma’arif, atau karib disapa Buya Yahya, memberikan pesan khusus kepada kaum perempuan untuk lebih menjaga diri dari tipu daya dunia, terutama yang datang dari kaum pria yang menyamar dalam rupa kesalehan.
Pesan itu disampaikan Buya Yahya dalam ceramahnya yang menyoroti pentingnya perempuan menjaga diri, serta bagaimana seorang laki-laki sejati seharusnya memuliakan perempuan, bukan justru mencelakakannya.
Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @abdul___syukur, dikutip Minggu (13/04/2025) Buya Yahya secara tegas namun penuh kasih sayang berpesan agar perempuan lebih berhati-hati.
Buya Yahya membuka nasihatnya dengan menyapa para perempuan agar memuliakan dirinya sendiri. Dirinya mengingatkan bahwa laki-laki, betapapun mengaku saleh, tetap harus dijauhi jika bukan mahram, ayah, atau suami.
Peringatan itu bukan tanpa alasan. Menurut penuturan Buya Yahya, godaan syahwat bisa menyelinap bahkan dalam kemasan kesalehan. Seseorang yang terlihat baik di luar belum tentu menjaga kehormatan perempuan.
Simak Video Pilihan Ini:
Aksi BERANI Ratusan Warga PADAMKAN KEBAKARAN HUTAN Pinus di Banyumas
Wahai Perempuan, Jaga Jarakmu
Maka dari itu, perempuan diimbau untuk menjaga jarak dengan laki-laki non-mahram, terutama dalam suasana berduaan. Islam melarang hal tersebut karena besar kemungkinan terjadi pelanggaran kehormatan.
Larangan ini bukan bentuk pembatasan terhadap perempuan, tetapi perlindungan. Ketika terjadi perzinaan, yang sering menjadi korban secara emosional dan sosial adalah pihak perempuan.
Dalam pengalaman dakwah yang panjang, Buya Yahya mengungkapkan bahwa hampir tidak pernah ada laki-laki datang menangis karena merasa bersalah telah menzinai seorang perempuan.
Sebaliknya, yang sering datang menangis dengan hati hancur adalah para perempuan yang merasa dihina dan dikhianati oleh laki-laki yang mereka percayai. Fenomena ini menjadi pelajaran penting bagi generasi muda.
Menurut Buya Yahya, perempuan sering kali terjerat karena kurang memuliakan dirinya sendiri. Ketika perempuan membuka celah, maka laki-laki yang tak bertanggung jawab bisa dengan mudah menyalahgunakan kepercayaan.
Kaum pria yang sejati, lanjut Buya Yahya, adalah mereka yang tidak hanya menjaga diri, tetapi juga memuliakan perempuan. Laki-laki yang baik tidak akan menjadikan perempuan sebagai objek pemuas nafsu.
Pesan ini menjadi penting di zaman sekarang, di mana batas antara hubungan halal dan haram kian kabur oleh budaya pergaulan bebas yang makin merebak. Perempuan diminta untuk lebih waspada.
Ajakan Buya Yahya
Buya Yahya tidak melarang perempuan berinteraksi dalam kehidupan sosial, namun menekankan pentingnya kehati-hatian dan menjaga batas sesuai syariat. Interaksi boleh, selama tidak menyalahi ketentuan agama.
Islam tidak meminggirkan perempuan dari peran publik, tetapi memberikan rambu-rambu agar martabat perempuan tetap terjaga, tidak dirusak oleh hubungan tanpa ikatan sah.
Perempuan yang menjaga diri bukan berarti lemah atau tertutup, justru itulah tanda bahwa perempuan tersebut cerdas, beriman, dan sadar akan nilai dirinya dalam pandangan Allah.
Pesan ini juga merupakan seruan kepada para laki-laki, agar tidak mempermainkan perasaan dan kehormatan perempuan. Laki-laki sejati akan menjadi pelindung, bukan predator.
Buya Yahya menutup nasihatnya dengan ajakan agar seluruh masyarakat ikut menjaga kemuliaan perempuan. Mulai dari keluarga, lingkungan, hingga komunitas dakwah, harus saling menguatkan.
Perempuan memiliki tempat terhormat dalam Islam. Maka tidak ada alasan bagi siapa pun untuk merendahkan mereka, apalagi dengan topeng agama atau dalih hubungan spiritual.
Dengan menjaga diri dan mengikuti ajaran agama, perempuan bisa menjalani hidup yang lebih tenang, terhormat, dan diberkahi. Sebab kehormatan adalah mahkota kemuliaan yang harus dijaga sepanjang hayat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul