Golongan Orang yang Hatinya Berguncang dan Menangis Tatkala Mendengar Adzan

2 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Adzan merupakan seruan suci yang berkumandang lima kali sehari, menjadi pengingat bagi umat Islam untuk menunaikan kewajiban sholat. Namun, lebih dari sekadar panggilan, adzan sejatinya adalah sapaan dari Allah yang seharusnya mengetuk hati setiap insan yang mendengarnya.

Bagi sebagian orang, adzan mungkin hanya dianggap sebagai penanda waktu sholat. Namun, bagi yang hatinya terpaut dengan dzikir dan mengingat Allah, suara adzan bisa mengguncang jiwa hingga meneteskan air mata.

Penceramah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH), mengingatkan pentingnya menyambut adzan dengan kesadaran spiritual, bukan hanya sebagai rutinitas harian yang berlalu tanpa makna.

Ia menuturkan bahwa ketika seorang hamba terbiasa dengan dzikir dan mendengar suara adzan, maka hatinya akan langsung tersentuh, seakan diingatkan bahwa waktu penghisaban telah semakin dekat.

“Ketika terdengar suara ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar’, orang yang sering berdzikir akan langsung teringat pada Allah dan merasa seolah dipanggil untuk mempertanggungjawabkan hidupnya,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Penjelasan ini dikutip Liputan6.com Selasa (15/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @Hasanahislamofficial, yang mengupas makna terdalam dari panggilan adzan bagi orang-orang yang beriman.

Dalam video tersebut, ia mencontohkan bagaimana sahabat Ali bin Abi Thalib selalu bergetar setiap kali mendengar suara adzan. Itu karena adzan bukan hanya ajakan sholat, melainkan panggilan agung dari Sang Pencipta.

Simak Video Pilihan Ini:

Mengintip Sel Spesial untuk Napi Teroris Wanita di Lapas Batu Nusakambangan. (Penjelasan Dirjen PAS)

Dahsyatnya Adzan

Disebutkan pula bahwa jika gunung-gunung bisa mendengar seruan adzan dengan kesadaran, niscaya mereka akan terbelah karena tidak kuasa menahan besarnya makna panggilan itu.

Langit pun akan tegang mendengar adzan karena betapa dahsyatnya panggilan Allah kepada manusia untuk kembali dan menyembah-Nya.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa seseorang yang masih bergelimang dosa, ketika mendengar adzan seharusnya merasa malu dan takut, namun juga penuh harap akan ampunan dan rida Allah.

Inilah sebabnya, orang yang dekat dengan Allah lewat dzikir akan langsung merasa dipanggil secara pribadi saat adzan dikumandangkan.

Reaksi spiritual semacam itu menunjukkan bahwa hatinya masih hidup dan punya sensitivitas terhadap panggilan Ilahi, bukan hati yang tertutup oleh kelalaian.

Sebaliknya, jika seseorang mendengar adzan namun tidak ada gejolak sedikit pun dalam hati, itu menjadi pertanda bahwa ia perlu kembali mengevaluasi hubungan dirinya dengan Allah.

Mereka yang mendengar adzan tanpa merasa tersentuh, mungkin sudah terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga lupa bahwa hidup ini hanya sementara.

Dzikir Membuat Hati Lebih Peka

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa dzikir yang dilakukan secara konsisten akan membuat hati lebih peka terhadap panggilan-panggilan langit seperti adzan.

Dzikir bukan hanya ritual lisan, tapi latihan hati agar senantiasa sadar akan kehadiran Allah dalam setiap waktu dan keadaan.

Orang yang terbiasa berdzikir tidak akan menganggap adzan sebagai suara biasa. Setiap kalimatnya seperti pukulan lembut yang mengingatkan akan akhirat dan kehidupan abadi.

Ia juga menyarankan agar umat Islam tidak hanya mendengar adzan, tetapi juga menjawabnya dengan hati yang penuh kesadaran dan menghayati maknanya.

Menjawab adzan dengan lafaz yang sesuai sunnah, lalu berdoa setelahnya, menjadi cara terbaik menyambut seruan dari Allah.

Jika kebiasaan ini dilakukan secara konsisten, maka sholat pun tidak akan terasa berat, karena hati sudah lebih dahulu disentuh oleh adzan.

Seruan adzan yang menggema dari masjid-masjid bukanlah sekadar suara pengeras, tapi panggilan yang bisa menjadi penyelamat dari kelalaian.

Maka, bagi siapa saja yang ingin menjaga kepekaan hati, hendaknya membiasakan dzikir dan memperbaiki sikap saat mendengar adzan.

Karena bisa jadi, adzan yang terdengar hari ini adalah panggilan terakhir sebelum kita benar-benar dipanggil menghadap-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |