Hardiknas 2025: Mengenang Perjuangan Ki Hajar Dewantara Mewujudkan Pendidikan Inklusif di Indonesia

15 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei di Indonesia. Tahun ini peringatan Hardiknas mengusung tema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua". Tema ini mengajak seluruh komponen bangsa, mulai dari pemerintah, pendidik, orang tua, hingga masyarakat luas, untuk bersama-sama membangun sistem pendidikan yang lebih baik.

Peringatan Hardiknas 2025 tidak hanya berupa upacara bendera di berbagai instansi pendidikan dan pemerintahan, tetapi juga diisi dengan beragam kegiatan menarik. Lomba-lomba seperti cerdas cermat, pidato, dan karya tulis, seminar, diskusi, pameran karya siswa, hingga kelas inspiratif bersama tokoh-tokoh inspiratif akan memeriahkan momentum ini. Kemendikdasmen juga menetapkan bulan Mei sebagai "Bulan Belajar", sebuah inisiatif untuk mendorong semangat belajar di seluruh lapisan masyarakat.

Dikutip dari berbagai sumber, peringatan Hardiknas untuk untuk menghormati kelahiran Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan nasional dan pendiri Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889, ia dikenal dengan semboyan pendidikan yang masih relevan hingga kini yaitu "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani", semboyan ini memiliki arti "di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan".

Ki Hajar Dewantara memperjuangkan hak pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama mereka yang terpinggirkan oleh sistem kolonial. Melalui Taman Siswa, dia menciptakan sistem pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kebebasan berpikir.

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Ki Hajar Dewantara yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat sangat tegas menentang kebijakan pendidikan kolonial untuk golongan tertentu saat masa penjajahan Belanda. Sebagai bentuk perlawanan, Ki Jahar Dewantara mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922, sebuah lembaga pendidikan yang terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang status sosial.

Atas dedikasinya, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan setelah Indonesia merdeka. Beliau wafat pada 26 April 1959, dan sebagai penghormatan, pemerintah menetapkan hari kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.

Semangat dan filosofi Ki Hadjar Dewantara masih relevan hingga saat ini. Beliau mengajarkan pentingnya pendidikan yang demokratis, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik. Semboyan beliau menjadi pedoman bagi para pendidik dalam menjalankan tugasnya. Peringatan Hardiknas bertujuan untuk merefleksikan pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa. Meskipun bukan hari libur nasional, peringatan ini biasanya diisi dengan upacara bendera di sekolah-sekolah dan instansi pendidikan lainnya.

Hari Pendidikan Nasional 2025, Pemerintah Bakal Luncurkan 4 Paket Program

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan empat paket program berkaitan dengan pendidikan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

“Nanti kami akan sampaikan pada saat Hardiknas. Pak Presiden yang kami rencanakan meluncurkan paket program itu. Rencana kami minta Pak Presiden untuk meluncurkan 4 paket program,” kata Mendikdasmen Mu'ti seperti dilansir Antara.

Adapun keempat paket program tersebut, lanjutnya, meliputi pelaksanaan dari rehabilitasi sekolah, digitalisasi pendidikan, bantuan untuk guru honorer, dan bantuan pendidikan untuk guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan D4 dan S1.

Pada kesempatan itu, Mu'ti juga menjelaskan Presiden meminta pihaknya untuk mengkaji ulang terkait pengadaan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang pendidikan SMA guna mendukung pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada tahun ini.

Lebih lanjut, ia menyampaikan Presiden juga meminta dirinya untuk berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam beberapa hari ke depan.

Mu'ti menambahkan nantinya hasil koordinasi pihaknya dengan Menko PMK terkait pengadaan kembali penjurusan di tingkat SMA tersebut akan disampaikan langsung kepada Presiden.

"Insyaallah dalam waktu beberapa hari ke depan kita akan bicara dengan Menko PMK dan hasilnya bagaimana, kami sampaikan kepada Pak Presiden,” katanya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |