Waspada Modus Penipuan Baru Berkedok Bansos Kemensos Rp1,5 Juta

23 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta- Masyarakat Indonesia perlu mewaspadai maraknya hoaks yang memanfaatkan program pemerintah, khususnya bantuan sosial (bansos). Baru-baru ini, beredar pesan berantai melalui media sosial yang menawarkan pendaftaran bansos senilai Rp1,5 juta dari Kementerian Sosial (Kemensos). Informasi ini pun telah dipastikan sebagai hoaks oleh Cek Fakta Liputan6.com

Modus penipuan pendaftaran bansos dari Kemensos ini memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah untuk meraup keuntungan pribadi. Kejadian ini menyoroti pentingnya literasi digital dan kewaspadaan masyarakat terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.

Penipuan yang mengatasnamakan program pemerintah bukanlah hal baru. Banyak oknum yang memanfaatkan celah informasi untuk melakukan aksi kejahatan. Program bansos Kemensos, yang memang memiliki jangkauan luas dan dampak signifikan bagi masyarakat, seringkali menjadi sasaran empuk.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan teliti sebelum mempercayai informasi yang diterima, terutama yang berkaitan dengan program bantuan pemerintah. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming uang cepat dan mudah tanpa proses yang jelas.

Penyebaran hoaks ini menunjukkan betapa pentingnya peran media dalam memberikan edukasi dan literasi digital kepada masyarakat. Media massa, termasuk Liputan6.com, memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi informasi dan memberikan edukasi kepada publik agar tidak menjadi korban penipuan. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari kerugian materiil dan emosional akibat hoaks yang beredar.

Waspada Hoaks Bansos Kemensos

Beredarnya link pendaftaran bansos Rp1,5 juta dari Kemensos yang terbukti hoaks menjadi pengingat penting bagi kita semua. Masyarakat harus lebih kritis dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial. Jangan langsung percaya dengan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya. Selalu cek kebenaran informasi tersebut melalui sumber resmi, seperti situs web resmi Kemensos atau menghubungi call center yang resmi.

Modus penipuan ini biasanya menggunakan cara yang terkesan meyakinkan, seperti menggunakan logo dan nama resmi instansi pemerintah. Namun, masyarakat perlu jeli melihat detail-detail kecil yang mencurigakan, seperti alamat website yang tidak resmi atau tata bahasa yang tidak baku. Kejelian dan kecerdasan dalam menyaring informasi sangatlah penting untuk menghindari menjadi korban penipuan.

Pemerintah juga perlu meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang program bansos yang sebenarnya. Sosialisasi yang efektif dapat membantu masyarakat memahami mekanisme penyaluran bansos dan mencegah masyarakat tertipu oleh informasi palsu. Transparansi dalam pengelolaan bansos juga sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Selain itu, perlu adanya kerjasama yang kuat antara pemerintah dan platform media sosial untuk mencegah penyebaran hoaks. Platform media sosial perlu meningkatkan sistem verifikasi dan pengawasan agar informasi palsu tidak mudah tersebar luas. Langkah-langkah ini perlu dilakukan secara komprehensif untuk melindungi masyarakat dari kejahatan siber yang semakin canggih.

Cara Membedakan Informasi Hoaks dan yang Sesungguhnya

  •  Periksa sumber informasi: Pastikan informasi berasal dari sumber terpercaya, seperti situs web resmi pemerintah atau media massa terverifikasi.
  •  Periksa tanggal dan waktu publikasi: Informasi yang sudah usang atau tidak relevan dengan situasi terkini mungkin merupakan hoaks.
  •  Periksa kebenaran fakta: Bandingkan informasi dengan sumber lain yang kredibel untuk memastikan kebenarannya.
  •  Waspadai informasi yang provokatif atau emosional: Informasi yang bertujuan untuk memancing emosi atau kebencian seringkali merupakan hoaks.
  •  Jangan mudah percaya dengan informasi yang hanya berisi tautan atau link tanpa penjelasan yang jelas.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |