Liputan6.com, Jakarta Idul Adha adalah salah satu perayaan terbesar bagi umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya. Selain sebagai hari kemenangan spiritual, Idul Adha juga dikenal dengan ibadah kurban yang menjadi simbol pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, banyak orang yang masih belum sepenuhnya memahami makna mendalam dari perayaan ini. Apa sebenarnya arti Idul Adha bagi umat Islam, dan mengapa hari raya ini sangat istimewa?
Idul Adha bukan hanya sekadar tradisi tahunan, tetapi juga membawa pelajaran hidup yang sangat berharga. Hari ini mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim dan pengorbanannya yang luar biasa. Melalui perayaan ini, umat Islam diajarkan untuk lebih dekat dengan Tuhan melalui ibadah yang penuh makna, seperti salat Idul Adha dan kurban.
Simak artikel ini untuk memahami lebih dalam mengenai sejarah, hukum, dan makna Idul Adha, serta bagaimana ibadah kurban mengajarkan nilai-nilai sosial dan spiritual yang sangat penting, dirangkum Liputan6, Kamis (1/4).
Arti dan Makna Idul Adha dalam Islam
Dilansir dari mui.or.id, Idul Adha memiliki makna yang sangat mendalam dalam ajaran Islam. Kata "Idul" berasal dari kata ‘aada-ya’udu yang berarti kembali atau berulang, sedangkan "Adha" berasal dari kata qurban, yang berarti pengorbanan. Sehingga, Idul Adha berarti Hari Raya Pengorbanan yang kembali dirayakan setiap tahun oleh umat Islam.
Hari ini diperingati sebagai wujud ketaatan umat Islam kepada Allah SWT melalui pengorbanan yang simbolis dan nyata. Idul Adha mengingatkan umat Islam akan pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan yang sempurna kepada Allah. Meskipun pada akhirnya Allah menggantikan Nabi Ismail dengan domba, peristiwa ini menjadi dasar syariat kurban yang dijalankan umat Islam.
Penjelasan Idul Adha dengan simbolisasi kurban sendiri diterangkan dalam Al Quran Surat Al Hajj ayat 34. Berikut bunyi surat dan artinya:
- وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
- Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban ), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS Al Hajj: 34).
Sebagai bagian dari ibadah yang diwajibkan bagi yang mampu, kurban pada Idul Adha adalah simbol dari kepedulian sosial, di mana umat Islam diminta untuk membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan. Oleh karena itu, Idul Adha menjadi waktu untuk mempererat ukhuwah Islamiyah melalui berbagi rezeki dengan sesama.
Sejarah Singkat Idul Adha
Idul Adha bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapat perintah dari Allah SWT dalam sebuah mimpi untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS. Meskipun berat, Nabi Ibrahim AS menerima perintah tersebut dengan lapang dada dan ikhlas. Ketika ia siap untuk melaksanakan perintah tersebut, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba, yang kemudian disembelih sebagai tanda pengorbanan yang sempurna.
Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam sejarah Islam karena menegaskan nilai ketakwaan dan ketaatan kepada Tuhan. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menunjukkan contoh sempurna tentang kepatuhan kepada Allah, bahkan jika itu berarti harus mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidup mereka.
Sebagai pengingat akan kisah ini, umat Islam merayakan Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai simbol dari ketaatan dan pengorbanan mereka kepada Allah. Setiap tahun, perayaan ini mengulang nilai-nilai luhur yang ditinggalkan oleh kedua nabi tersebut.
Kenapa Idul Adha Dianjurkan Berkurban?
Berkurban pada Idul Adha dianjurkan sebagai bagian dari syariat Islam yang memiliki banyak hikmah. Pertama, ibadah kurban adalah wujud dari rasa syukur umat Islam atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini, kurban menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat ikatan spiritual.
Kedua, kurban mengajarkan umat Islam untuk mengorbankan ego dan kepentingan pribadi demi kepentingan sosial. Hewan yang dikurbankan bukan hanya menjadi bentuk pengorbanan material, tetapi juga menjadi simbol dari sikap rela berbagi, terutama dengan mereka yang kurang beruntung. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, yatim piatu, dan mereka yang membutuhkan, sehingga tercipta rasa solidaritas sosial.
Melalui ibadah kurban, umat Islam juga diajarkan tentang pentingnya ikhlas dan sabar dalam menerima perintah Allah, meskipun kadang itu sulit atau melibatkan pengorbanan besar. Ibadah ini menjadi pengingat bahwa pengorbanan yang ikhlas akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Penjelasan tentang mengapa umat Islam dianjurkan berkurban sesuai dengan Al Quran surat Al Kautsar ayat 1 dan 2. Dalam penjelasannya, ayat tersebut menerangkan tentang pentingnya mensyukuri nikmat yang Allah berikan melalui berbagai karunia di dunia melalui kurban.
- إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
- Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” (Al-Kautsar: 1-2).
Kenapa Idul Adha Disebut Juga Lebaran Haji?
Dirujuk dari laman kemenag.go.id, Idul Adha sering disebut juga sebagai Lebaran Haji karena perayaan ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah. Setiap tahun, jutaan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci menyembelih hewan kurban pada hari yang sama dengan umat Islam di seluruh dunia.
Pada saat yang sama, di Makkah, jamaah haji akan melaksanakan ritual penyembelihan kurban sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji. Oleh karena itu, Idul Adha sering disebut sebagai "Lebaran Haji" karena berkaitan erat dengan pelaksanaan ibadah haji dan juga menjadi momentum berkumpulnya umat Islam di seluruh dunia dalam semangat pengorbanan.
Selain itu, kedua perayaan ini memiliki kesamaan dalam hal nilai pengorbanan dan kebersamaan yang tinggi. Baik Idul Adha maupun haji menekankan pada pentingnya ketaatan dan persatuan umat Islam dalam beribadah kepada Allah.
Hukum Melaksanakan Kurban di Hari Raya Idul Adha
Hukum berkurban pada Hari Raya Idul Adha adalah sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi setiap Muslim yang mampu, baik dari segi finansial maupun fisik. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa berkurban adalah amalan yang sangat dicintai Allah SWT pada hari raya Idul Adha.
Meskipun tidak wajib, berkurban memiliki banyak keutamaan, termasuk sebagai sarana untuk membersihkan harta dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, hewan kurban yang disembelih akan menjadi saksi bagi pelakunya di akhirat, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi.
Sebagian besar ulama sepakat bahwa orang yang mampu untuk berkurban namun tidak melaksanakannya, dianggap menyia-nyiakan kesempatan beramal baik yang sangat besar ini. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berkurban jika memiliki kemampuan, baik secara materi maupun secara fisik.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik:
Apa itu Idul Adha?
Idul Adha adalah hari raya umat Islam yang diperingati dengan ibadah kurban, yang bertepatan dengan ibadah haji di Makkah.
Kenapa Idul Adha disebut Lebaran Haji?
Idul Adha disebut Lebaran Haji karena bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Makkah, di mana jamaah haji menyembelih hewan kurban.
Apa makna ibadah kurban pada Idul Adha?
Ibadah kurban pada Idul Adha mengandung makna pengorbanan, solidaritas sosial, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Apakah hukum berkurban pada Idul Adha?
Berkurban pada Idul Adha adalah sunnah mu’akkadah bagi setiap Muslim yang mampu, dan sangat dianjurkan sebagai bentuk ibadah.
Apa sejarah Idul Adha?
Idul Adha berawal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail, yang kemudian digantikan oleh seekor domba sebagai bentuk rahmat Allah.