Liputan6.com, Jakarta - Ramadan sejatinya menjadi bulan yang mendatangkan keberkahan dan pengampunan bagi umat Islam. Mengingat dua hal tersebut merupakan bagian dari keutamaan bulan suci Ramadhan.
Namun, pendakwah Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan bahwa ada orang yang celaka di bulan Ramadhan. Alih-alih mendapatkan pahala, ini pahalanya malah terkuras habis karena perbuatannya sendiri.
UAH mengatakan, orang yang celaka di bulan Ramadhan termaktub dalam hadis riwayat Al-Hakim di kitab Al-Mustadrak. Dalam kitab tersebut, Nabi Muhammad SAW mengaminkan doanya malaikat.
“Biasanya nabi yang berdoa, malaikat yang mengaminkan. Ini malaikat yang menyampaikan, nabi yang mengaminkan,” tutur UAH dikutip dari rekaman ceramah via YouTube Keflay Munthe, Rabu (5/3/2025).
“Kata malaikat, sangat tercela, buruk, jauh dari Allah dan Rahmat Allah orang-orang yang santai pada Ramadhan. Disampaikan oleh Allah ke Ramadhan tapi tak mampu diampuni dosanya di waktu itu,” demikian disampaikan UAH terkait isi hadisnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penangkapan Kades Widarapayung Cilacap, Pungli Rp 515 Juta
Penjelasan UAH
UAH mengatakan, ciri orang yang diampuni dosanya oleh Allah SWT adalah meninggalkan maksiat dan berubah menjadi lebih baik. Jika pada bulan Ramadhan ini tidak menjadi baik, tetap melakukan perbuatan sebelumnya (maksiat), maka celakalah orang tersbeut.
“Karena ada orang yang mengharapkan Ramadhan (tapi) tidak mendapati kesempatannya. Anda diberikan kesempatan tapi tidak memanfaatkannya,” ungkap UAH.
UAH mengajak umat Islam untuk memaksimalkan bulan Ramadhan agar tidak termasuk orang yang celaka di bulan suci. Jika malam pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima belum tobat, maka di malam-malam berikutnya harus dipastikan sudah bertobat kepada Allah SWT.
“Coba tangisi diri Anda. Lihat-lihat di rumah (bagaimana) hubungan dengan Allah, hubungan dengan manusia. Jangan-jangan dengan Allah baik, sholatnya bagus, taklimnya bagus, tapi dengan manusia jelek. Tuduh sana, cela sana, cela situ, pahala Anda terkuras,” tutur UAH.
“Kan rumusnya sudah paham. Kalau Anda sholat, Anda cela orang lain, pahala sholat Anda dipindahkan pada orang itu. Berapa kali lisan Anda mencela?” kata UAH mengingatkan.
Pesan UAH
UAH berpesan agar muslim bertobat dan menghindari maksiat saat bulan Ramadhan. Selain memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT, UAH berpesan agar hubungan sesama manusia juga diperbaiki dengan tidak mencela orang lain.
“Sering saya katakan, kalau ada orang taklim dengan saya dan itu dijadikan amunisi untuk mencela orang lain, maka saya bersaksi di hadapan Allah saya tidak pernah mengajarkannya,” kata ulama Muhammadiyah ini.
“Coba berapa kali kita menghabiskan pahala kita, ditransfer pada orang lain karena perbuatan buruk yang dikerjakan? Ikut taklim tapi menjelek-jelekkan orang lain di taklim, untuk apa?” tutur UAH.
Wallahu a'lam.