Liputan6.com, Cilacap - Rais Syuriyah PBNU yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA, Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membahas tentang perbedaan wali dan manusia biasa.
Murid kinasih Mbah Moen mengatakan, sebenarnya membedakan ia seorang wali atau manusia biasa itu tidak sulit namun mudah.
Terdapat hal-hal yang bisa diketahui untuk menyimpulkan bahwa seseorang itu merupakan waliyullah atau bukan.
Sebagai informasi, wali merupakan seorang hamba dari golongan manusia yang menjadi kekasih Allah SWT. Sebagai kekasih-Nya biasanya seorang wali dibekali dengan karomah.
Simak Video Pilihan Ini:
Suasana Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Pendopo Ambarrukmo Jogja
Beda Manusia Biasa dengan Wali
Gus Baha mengawali dengan analogi sebuah kisah saat seseorang memiliki masalah seperti utang. Sebab kesulitan yang dialami, lantas ia mengingat Allah dan memohon supaya diberikan jalan keluar.
“Misalnya, saya ingin punya rumah bagus, setelah punya rumah trus kredit saya utangnya banyak,” kata Gus Baha dikutip tayangan YouTube Short @PengajianGusbahaKakangPrabu, Senin (03/03/2025).
Sebenarnya, sebelum mendapatkan masalah ia tidak pernah ingat Allah. Baru setelah masalah menimpanya ia buru-buru ingat Allah.
“Sebetulnya saya tidak pernah ingat Allah, gara-gara utang banyak, kredit jatuh tempo, terus melibatkan Allah,” ujarnya.
“Ya Allah…utang saya banyak, tolong dibayar,” sambungnya.
“Sebetulnya saya ingat utang, cuma Allah saya libatkan, lah itu tidak akan jadi wali. Yang jenis ini tidak akan jadi wali,” terangnya.
Hal demikian menurut Gus Baha tipe orang yang ingat Allah selagi ia memiliki masalah ialah golongan manusia biasa. Setelah masalah selesai, kemungkinan besar ia tidak akan mengingat Allah lagi. Ini merupakan karakteristik manusia pada umumnya.
“Itu artinya apa, kamu itu lebih ingin yang kamu minta ketimbang Allah,” teragnya.
Lain halnya dengan seorang wali. Ia akan senantiasa mengingat Allah dalam setiap kondisi, baik senang ataupun susah.
“Kalau wali tidak begitu, kangen Allah, trus Allah tahu kalau Dzat Pemberi, karena tahu Allah Dzat Pemberi lalu meminta,” paparnya.
“Maka yang dikangenin itu Allah-nya dulu,” tandasnya.
Kemuliaan Waliyullah
Wali Allah memiliki beberapa kemuliaan yang menunjukkan kedudukan tinggi wali Allah antara lain:
1. Kekasih Allah SWT
Wali Allah adalah kekasih Allah yang dicintai-Nya. Allah mencintai mereka karena ketaatan dan kedekatan mereka kepada-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Allah akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki bagi wali-Nya.
2. Mendapat Perlindungan Allah
Allah SWT memberikan perlindungan khusus kepada para wali-Nya. Dalam hadits disebutkan bahwa Allah mengumumkan perang terhadap siapa saja yang memusuhi wali-Nya.
3. Doanya Dikabulkan
Doa-doa wali Allah memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Mereka termasuk orang-orang yang doanya mustajab.
4. Diberi Karomah
Sebagian wali Allah dianugerahi karomah atau keistimewaan di luar kebiasaan manusia pada umumnya. Namun karomah bukanlah tujuan utama, melainkan bentuk penghormatan dari Allah.
5. Menjadi Teladan Umat
Para wali Allah menjadi teladan dan panutan bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran agama. Mereka adalah pewaris para nabi dalam menyebarkan Islam.
6. Mendapat Berita Gembira
Allah SWT memberikan kabar gembira kepada para wali-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka akan mendapat kebahagiaan dan kenikmatan surga.
7. Derajat Tinggi di Sisi Allah
Wali Allah memiliki derajat dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Mereka termasuk golongan orang-orang yang dekat dengan Allah.
Meski memiliki kedudukan istimewa, wali Allah tetaplah manusia biasa yang tidak maksum (terjaga dari dosa). Mereka tetap diwajibkan menjalankan syariat Islam sebagaimana muslim lainnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul