Sholat Idul Adha 2025: Niat dan Tata Caranya agar Ibadahnya Sah

1 day ago 9

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu amalan sunah di hari raya Idul Adha ialah melaksanakan sholat ‘Ied. Adapun dalil pelaksanaan sholat Idul Adha salah satunya termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Arinya: “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadis sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim berkaitan dengan sholat Idul Adha.

Nabi SAW memerintahkan kepada kami pada saat sholat ‘id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat sholat” (HR. Muslim).

Saking pentingnya melaksanakan sholat sunah ini, sampai-sampai Rasulullah SAW memerintahkan hal sebagaimana termaktub dalam hadis di atas.

Di momen Idul Adha 2025 yang sebentar lagi akan tiba, seorang muslim jangan menyia-nyiakan kesempatan itu dengan meninggalkan sholat Idul Adha.

Bagi yang belum mengetahui cara melaksanakannya, artikel ini akan membahas niat dan tata cara sholat Idul Adha.

Simak Video Pilihan Ini:

Banjir Rob di Desa Kaliprau Pemalang

Niat dan Tata Caranya

Mencuplik Nu Online, berikut lafal niat dan tata cara sholat Idul Adha.

Pertama, shalat idul adha ini diawali dengan niat. Niat ini sunnah untuk dilafalkan untuk membimbing hati membaca niat yang sama. Adapun niat shalat Idul Adha adalah berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

“ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ (imaman/makmuman) rak'taini” lillahi ta’ala. 

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Jika shalat dilaksanakan sendirian, tidak perlu menambah kata di dalam kurung (imaman atau makmuman). Namun, ketika menjadi imam, perlu ditambah “imâman”, sedang ketika menjadi makmun perlu ditambah “makmûman” sebagaimana termaktub di atas.

Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, shalat ini dilanjutkan dengan membaca takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama.

Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca lafal berikut.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila

Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

Setelah itu, barulah membaca Surat al-Fatihah. Berikutnya, dianjurkan membaca Surat al-A'lâ. Kemudian dilanjutkan dengan ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

Lalu berdiri untuk rakaat kedua. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sejumlah lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, dianjurkan untuk melafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.

Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, i’tidal, sujud, dan seterusnya hingga salam. Kelima, jamaah disunnahkan untuk menyimak khutbah idul adha selepas shalat. Hal ini tidak berlaku bagi orang yang shalat idul adha secara sendirian.

Keutamaannya

Menukil dompetdhuafa.org, berikut ini beberapa keutamaan melaksanakan shalat Idul Adha yang dapat menjadi pemantik, agar kita semakin termotivasi melaksanakan shalat Idul Adha dengan sungguh-sungguh dan khusyuk.

1. Dicintai oleh Allah SWT

Dalam hadis dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Imam Bukhari).

2. Dihapuskan dosa selama setahun lalu dan setahun yang akan datang

Salah satu keutamaan lain dari shalat Idul Adha adalah sebagai penyempurna ibadah kurban, juga sebagai penghapus dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang apabila hari sebelumnya (9 Dzulhijjah) kita melaksanakan puasa sunnah Arafah.

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

3. Memperoleh pahala berlipat ganda 

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa. Satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi).

Termasuk dalam hadits itu adalah ibadah shalat Idul Adha yang dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya.

Keutamaan Shalat Idul Adha juga tercermin dalam makna dan tujuan dari ibadah ini. Shalat Idul Adha merupakan bentuk ungkapan syukur dan penghormatan kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, serta mengenang peristiwa besar dalam sejarah Islam yaitu kesediaan Nabi Ibrahim as. untuk mengorbankan anaknya, Nabi Ismail as., sebagai bentuk ketaatan yang luar biasa.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |