Liputan6.com, Jakarta - Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan salah satu momen istimewa dalam kalender Islam. Bagi umat Muslim yang tidak berhaji, hari ini tetap memiliki keutamaan besar yang bisa diisi dengan berbagai amal ibadah.
Salah satu amalan yang sering menjadi pertanyaan adalah mengenai dzikir atau doa khusus di Hari Arafah. Banyak yang penasaran apakah ada bacaan tertentu yang dianjurkan secara spesifik pada hari tersebut.
Pendakwah kharismatik KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan penjelasan tentang hal ini secara gamblang dan penuh kelembutan. Ia menjawab pertanyaan seputar dzikir yang cocok diamalkan pada Hari Arafah.
Menurut Buya Yahya, dzikir terbaik di Hari Arafah adalah segala bentuk dzikir yang mengandung doa. Tidak harus berupa bacaan tertentu, melainkan dzikir yang datang dari hati yang tulus dan penuh harap.
Penjelasan tersebut ia sampaikan dalam salah satu pengajian yang diikuti banyak jemaah secara daring maupun langsung di berbagai majelis ilmu yang dipimpinnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Geger Buaya Salah Masuk Permukiman
Dzikir atau Ayat Apa yang Istimewa?
Dikutip Kamis (05/06/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya mengatakan bahwa tidak ada satu pun dalil yang secara eksplisit mewajibkan dzikir tertentu pada hari Arafah.
Yang ada justru anjuran untuk memperbanyak doa, karena doa terbaik adalah doa di hari Arafah. Hal ini disebutkan langsung dalam sabda Nabi Muhammad SAW.
"Jadi, kalau Anda bertanya ayat apa yang dibaca, zikir apa, tidak ada yang dikhususkan. Yang ada adalah perintah untuk memperbanyak doa," kata Buya Yahya dalam video tersebut.
Ia menyebut, justru pada hari tersebut, orang dianjurkan untuk memperkuat amalan dzikir dan doa yang sudah biasa dikerjakan sehari-hari, namun dengan kekhusyukan yang lebih dalam.
Hari Arafah menjadi waktu yang penuh keberkahan dan terbukanya pintu ampunan. Maka penting untuk menghidupkan hari tersebut dengan memperbanyak munajat kepada Allah.
Menurutnya, orang-orang yang sedang tidak menjalankan wukuf di Arafah pun tetap mendapatkan bagian dari keberkahan hari itu apabila bersungguh-sungguh dalam berdoa dan berzikir.
Buya Yahya juga menekankan agar umat Islam tidak terpaku pada bacaan tertentu, tetapi lebih pada keikhlasan dan kedekatan hati kepada Allah. Itulah yang menjadi ruh dari ibadah pada hari istimewa tersebut.
Amalkan Dzikir yang Selama Ini Dibaca
"Zikir yang selama ini Anda amalkan, seperti istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, itu dikhusyukkan di hari Arafah," terangnya lebih lanjut.
Tidak hanya zikir lisan, dzikir dengan hati dan perenungan juga sangat dianjurkan. Merenungi dosa-dosa masa lalu dan memohon ampunan Allah termasuk bentuk dzikir yang sangat agung.
Hari Arafah adalah hari introspeksi diri. Maka, segala bentuk amalan baik termasuk doa untuk keluarga, orang tua, dan umat Islam secara umum, menjadi sangat dianjurkan.
Buya Yahya juga mengingatkan agar suasana hari Arafah tidak diisi dengan kesibukan duniawi berlebihan. Justru hari itu menjadi peluang emas untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Ia menyampaikan bahwa momentum seperti ini harus dijadikan momen untuk memperbarui janji taat kepada Allah, meninggalkan dosa, dan membuka lembaran baru yang lebih baik.
Bagi yang tidak bisa ke Arafah, cukup menyiapkan hati dan suasana rumah dengan lingkungan yang mendukung kekhusyukan ibadah. Niat yang kuat akan menggiring kepada amalan yang besar nilainya.
Hari Arafah bukan hanya milik jemaah haji, tetapi juga kesempatan bagi seluruh Muslim di seluruh dunia untuk ikut meraih keberkahan.
Buya Yahya menutup penjelasannya dengan ajakan agar umat Islam tidak melewatkan hari itu tanpa memperbanyak doa dan zikir. Karena di sanalah terdapat waktu-waktu mustajab yang tidak boleh disia-siakan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul