Tata Cara, Niat dan Waktu yang Tepat Mandi Idul Adha yang Benar

3 months ago 56

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha menjadi salah satu momen penting dalam kalender ibadah umat Islam. Tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya diperingati dengan berbagai bentuk ibadah muakadah.

Selain menyembelih hewan kurban dan melaksanakan sholat Idul Adha, sebagian umat Islam juga sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Namun, ada satu amalan sunnah yang tak boleh dilupakan di pagi hari raya tersebut.

Amalan itu adalah mandi sunnah sebelum berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat Idul Adha. Mandi ini bukan sekadar untuk kebersihan, tapi juga bentuk penyucian diri menyambut hari besar Islam.

Dalam tradisi para ulama, mandi Idul Adha memiliki nilai tersendiri. Ini menjadi bentuk penghormatan terhadap hari besar yang penuh keutamaan dan ampunan dari Allah SWT.

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab klasik, mandi Idul Adha termasuk dalam deretan mandi-mandi yang disunnahkan dalam Islam. Mandi ini dilakukan dengan niat khusus dan waktu yang tepat agar pahalanya sempurna.

Berikut ini adalah tata cara, niat mandi Idul Adha dan waktu yang tepat melaksanakannya.

Simak Video Pilihan Ini:

Aksi Kodam Bukit Barisan Gagalkan Peredaran 20 Kg Sabu

Lafal Niat Mandi Idul Adha

Artikel ini Liputan6.com susun Kamis (05/06/2025) sebagai salah satu referensi inspiratif untuk Anda yang ingin menunaikan sunnah Rasul di Hari Raya dengan lebih maksimal dan bermakna.

Dikutip Kamis (05/06/2025) dari laman NU Online, mandi sunnah Idul Adha termasuk yang disebutkan oleh Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri jilid 1. Ia menegaskan pentingnya niat yang benar agar sah sebagai mandi sunnah khusus.

Dalam kitab tersebut tertulis:

غسل العيدين الفطر والاضحى.

Artinya, "Dan (kedua) mandi dua id, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, Jilid 1, Dar al-Minhaj, 2016).

Dengan demikian, mandi pada Hari Raya bukan sekadar membersihkan tubuh, tapi ibadah yang memiliki landasan kuat dalam tradisi fiqih. Tentunya, perlu disertai niat secara khusus agar sah sebagai mandi sunnah Idul Adha.

Adapun lafal niatnya sebagai berikut:

نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى

Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha

Artinya: "Saya niat sunnah mandi Idul Adha."

Mandi sunnah ini boleh dimulai sejak tengah malam pada malam Hari Raya, tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah. Namun waktu yang paling utama adalah setelah masuk waktu Subuh dan sebelum shalat Id.

Jika dilakukan sebelum tengah malam, maka mandi tersebut tidak dihitung sebagai mandi Idul Adha. Karenanya penting untuk memperhatikan waktunya dengan tepat.

Keutamaan Mandi Idul Adha

Amalan ini disunnahkan bagi semua kalangan, tidak terbatas pada laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Bahkan anak-anak juga dianjurkan untuk ikut serta melakukannya.

Menariknya, sunnah ini juga berlaku bagi mereka yang tidak akan menunaikan shalat Id karena suatu hal, seperti haid, nifas, atau uzur syar’i lainnya.

Tujuan dari mandi ini bukan hanya sekadar bersih-bersih, tapi menyambut hari besar dengan kondisi yang suci lahir dan batin. Sebagaimana orang berhaji yang disunnahkan mandi sebelum wukuf, umat Islam di kampung halaman pun dianjurkan menyambut Idul Adha dengan mandi sunnah.

Amalan yang tampak ringan ini sejatinya membawa semangat menyucikan diri secara menyeluruh—sebelum berdiri di hadapan Allah dalam barisan shalat Idul Adha yang khusyuk dan penuh kekhusyukan.

Karenanya, tak ada salahnya menyempatkan waktu untuk mandi sunnah di pagi Hari Raya, demi menyempurnakan amal dan mendapatkan keutamaan dari Allah SWT.

Dengan menyambut Hari Raya Idul Adha dalam keadaan bersih dan penuh semangat ibadah, kita berharap mendapatkan keberkahan yang lebih dalam menjalani hari-hari tasyrik yang menyusul sesudahnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |