Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa takut terhadap penilaian manusia. Takut dicap buruk, takut dihakimi atas masa lalu, atau takut dianggap tidak layak untuk kembali kepada Allah SWT. Ketakutan semacam ini justru menjadi penghalang bagi seseorang yang ingin berubah menjadi lebih baik.
Ulama muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa rasa takut terhadap penilaian manusia tidak seharusnya menghalangi seseorang untuk bertobat. Allah SWT selalu membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan-Nya, tanpa melihat masa lalu seseorang.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, banyak orang yang enggan bertobat karena merasa malu dengan dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Padahal, yang menunggu tobat mereka bukan manusia, melainkan Allah SWT.
"Jangan takut dengan manusia. Karena manusia tidak menilai tobat kita, Allah yang menanti tobat kita. Enggak usah malu, pernah mabuk, pernah zina, pernah bunuh orang, pengin tobat? Enggak usah berpikir bagaimana manusia menilai! Datang ke masjid, yang menanti kita itu Allah, bukan manusia!" ujar Ustadz Adi Hidayat, dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @suasvideos.
Ketika seseorang ingin kembali kepada Allah SWT, setan akan berusaha menghalangi dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah menanamkan rasa malu yang berlebihan dan takut terhadap penilaian manusia.
"Hati-hati provokasi setan. Setan itu selalu menghambat seseorang jadi baik. Dia enggak mau seorang itu saleh, selalu salah. Makanya ketika ada orang salah pengin jadi saleh, ditanamkan pada dirinya provokasi. ‘Enggak nyambung, nanti ada si Fulan, enggak enak kelihatan, ya kan, masa riya?’ Nah, ini jebakan setan!" tegasnya.
Setan akan selalu mencari cara untuk membuat manusia merasa jauh dari Allah SWT. Ketika seseorang ingin bertobat, setan akan membisikkan rasa takut, ragu, dan malu agar orang tersebut mengurungkan niatnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Konser Farel Prayoga Sepi, Kok Bisa?
Tak Ada Dosa yang Tak Diampuni
Padahal, dalam Islam, Allah SWT adalah Maha Pengampun. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni selama seseorang sungguh-sungguh ingin bertobat dan memperbaiki diri.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa seseorang tidak perlu takut terhadap pandangan orang lain ketika ingin berubah. Yang terpenting adalah niat ikhlas dan keyakinan bahwa Allah SWT menerima setiap hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan yang benar.
Allah SWT sendiri telah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa rahmat-Nya sangat luas. Dalam Surah Az-Zumar ayat 53, Allah berfirman:
"Katakanlah (Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh Allah SWT selama seseorang benar-benar ingin kembali kepada-Nya.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan agar tidak ragu untuk datang ke masjid dan memperbaiki diri. Masjid adalah tempat yang Allah SWT jadikan sebagai rumah-Nya di bumi, tempat bagi siapa saja yang ingin mendekat kepada-Nya.
"Masjid itu tempat kembali, bukan tempat pencitraan. Datang ke masjid itu bukan buat manusia, tapi buat Allah. Jadi jangan khawatir! Mau kamu pernah mabuk, mau pernah berbuat dosa besar, enggak ada urusan dengan manusia. Yang penting Allah menerima kamu," tegasnya.
Jangan biarkan rasa malu menghalangi langkah untuk kembali kepada Allah SWT. Jika ada orang lain yang menilai atau menghakimi, biarkan itu menjadi urusan mereka. Yang terpenting adalah hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Kuncinya Menyikapi Kesalahan
Setiap orang pernah berbuat salah, tetapi yang membedakan adalah bagaimana ia menyikapi kesalahannya. Orang yang baik bukanlah yang tidak pernah berbuat dosa, melainkan yang mau bertobat dan memperbaiki diri.
Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertobat." (HR. At-Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa kesalahan adalah bagian dari kehidupan manusia. Yang penting adalah kesadaran untuk memperbaiki diri dan kembali kepada Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa ketika seseorang bertobat, cinta Allah SWT akan turun kepadanya. Allah SWT mencintai hamba yang berusaha memperbaiki diri dan tidak menyerah dalam mencari ampunan-Nya.
"Begitu seseorang ingin bertobat, langsung Allah turunkan cintanya kepadanya. Jangan pikir manusia! Yang penting Allah mencintai kita. Itu yang utama," katanya.
Sebaliknya, setan akan selalu berusaha menjauhkan manusia dari jalan kebaikan. Jika seseorang terpengaruh oleh bisikan setan, ia bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Tobat bukan hanya tentang menghindari dosa, tetapi juga tentang memperbaiki diri dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap langkah kecil menuju kebaikan adalah bukti cinta kepada Allah SWT.
Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi Islam memberikan jalan untuk memperbaiki diri melalui tobat yang tulus. Jangan biarkan ketakutan terhadap penilaian manusia menghalangi jalan menuju ampunan Allah SWT.
Allah SWT lebih mengetahui isi hati setiap hamba-Nya. Jika seseorang benar-benar ingin kembali kepada-Nya, maka Allah SWT akan membimbingnya menuju jalan yang lebih baik.
"Jangan takut! Yang menunggu kita itu bukan manusia, tapi Allah. Dan Allah Maha Menerima tobat, Maha Pengasih, Maha Penyayang," pungkas Ustadz Adi Hidayat.
Jangan ragu untuk melangkah menuju kebaikan. Yang menunggu di ujung perjalanan bukan penilaian manusia, tetapi rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul