Masuk Islam karena Mau Menikah Sah tapi Lebih Baik Begini, Kata Ustadz Felix Siauw

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena perpindahan agama seringkali menyimpan beragam kisah dan motivasi. Dalam beberapa kasus, niat masuk Islam bukan karena keyakinan, melainkan demi menikahi pasangan yang Muslim. Padahal, niat seperti itu justru bisa menjadi awal dari berbagai persoalan ke depannya.

Topik ini disorot dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Ustadz Felix Siauw. Ia menyoroti betapa seringnya alasan menikah menjadi motif utama seseorang menjadi mualaf. Menurutnya, hal ini sangat rentan menimbulkan masalah dalam kehidupan beragama selanjutnya.

"Kalau niat awalnya saja sudah bukan karena Allah, maka sulit berharap kehidupan beragamanya bisa istiqamah," ungkap Ustadz Felix, dirangkum dari tayangan video yang disadur dari kanal YouTube @Kataid, Minggu (14/04/2025)

Dia mengatakan, pengalaman pribadi dan dakwahnya memperlihatkan betapa persoalan ini kerap muncul.

Ustadz Felix Siauw menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, sekitar 95 persen orang yang menjadi mualaf datang dengan alasan ingin menikah. Angka itu bukan hasil survei resmi, melainkan hasil pengamatan langsung dalam aktivitas dakwahnya selama bertahun-tahun.

Ia menambahkan, problematika yang muncul dari niat semacam ini cukup kompleks. Bukan hanya soal ketidaktahuan, tapi juga tentang kurangnya kesiapan untuk menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh.

"Problem-nya, setelah masuk Islam, ternyata dia enggak praktis Islam. Enggak sholat, enggak puasa, bahkan masih makan babi," ujar ustadz yang juga mualaf ini. Ia menegaskan bahwa ini adalah konsekuensi dari niat yang tidak dilandasi keikhlasan.

Simak Video Pilihan Ini:

Video Full, Maling Terekam Kamera CCTV Bobol Alfamart di Purbalingga

Pentingnya Niat yang Benar

Ustadz Felix menekankan pentingnya niat yang benar sebelum seseorang memutuskan untuk memeluk Islam. Islam, kata dia, bukan sekadar label identitas yang digunakan demi mendapatkan sesuatu di dunia.

Menurutnya, keikhlasan adalah pondasi utama dalam memeluk Islam. Tanpa keikhlasan, maka seluruh ibadah dan pengamalan ajaran agama menjadi hambar dan tidak bernilai. Ia menyebutkan bahwa Islam sejatinya harus dijalani dengan penuh kesadaran dan cinta kepada Allah.

"Kalau niatnya cuma nikah, ya selesai urusan nikah, selesai juga keislamannya," ujar Ustadz Felix. Ia merasa prihatin karena banyak dari mereka yang masuk Islam hanya demi formalitas.

Dalam pandangannya, lebih baik pasangan tersebut menunda hubungan mereka untuk sementara. Dengan jeda waktu itu, sang calon mualaf diberi ruang untuk mengenal Islam secara utuh dan murni.

"Putus dulu, baru belajar Islam," tegasnya. Ia percaya bahwa seseorang yang memang tulus ingin memeluk Islam akan tetap bertahan belajar meskipun hubungan asmara telah kandas.

Sebaliknya, jika setelah putus seseorang tidak lagi berminat mempelajari Islam, maka sejak awal sudah terlihat bahwa motivasinya bukan karena Allah, melainkan karena cinta semata.

Ustadz Felix juga mengingatkan para muslimah dan muslim agar tidak tergesa-gesa menerima pasangan non-Muslim hanya karena ia bersedia menjadi mualaf. Sebab, keislaman yang rapuh hanya akan menimbulkan luka di masa depan.

Ia berharap para pendakwah dan komunitas Muslim bisa lebih bijak dan selektif dalam membimbing calon mualaf. Proses bimbingan agama harus dilakukan secara serius dan terstruktur.

Jadikan Islam sebagai Tujuan Akhir, Bukan Perantara

Bimbingan itu, lanjutnya, bukan sekadar mengajarkan tata cara wudhu dan sholat, tapi juga membenahi mindset serta memperdalam aqidah dan keyakinan. Hal ini menjadi penting agar seseorang tidak mudah kembali pada kehidupan sebelumnya.

Selain itu, Ustadz Felix mengajak agar umat Islam memperkuat pemahaman tentang pernikahan dalam Islam. Bahwa menikah bukan sekadar menyatukan dua orang, tapi juga menyatukan visi hidup dalam keimanan.

Ia mencontohkan banyak kasus di mana pernikahan antar-agama atau mualaf karena cinta hanya bertahan seumur jagung. Ketika cobaan datang, tidak ada kekuatan iman yang mampu menahan badai.

"Islam bukan tujuan antara, tapi tujuan akhir," tambahnya. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan bahwa Islam harus dipilih karena keyakinan, bukan karena paksaan atau hasrat duniawi.

Pernyataan ini mendapat perhatian dari para penonton yang merasa relevan dengan kondisi zaman sekarang. Apalagi di era media sosial, keputusan besar seperti pindah agama bisa terjadi dalam waktu singkat hanya karena hubungan asmara.

Ustadz Felix juga mengajak masyarakat untuk tidak sinis terhadap para mualaf, melainkan tetap membuka tangan dengan pendampingan dan kejujuran. Namun, jangan pula menutup mata pada kenyataan bahwa motivasi mualaf itu sangat penting untuk digali.

Menurutnya, peran keluarga dan lingkungan terdekat juga sangat berpengaruh dalam proses keislaman seorang mualaf. Dukungan, ilmu, dan perhatian adalah bekal penting dalam perjalanan spiritual tersebut.

Dengan pendekatan seperti itu, Ustadz Felix berharap jumlah mualaf yang benar-benar istiqamah akan meningkat. Islam akan tumbuh tidak hanya dalam jumlah, tapi juga dalam kualitas.

"Masuk Islam harus karena Allah, bukan karena ingin menikah," ujarnya. Sebuah pesan sederhana, tapi sangat mendalam dan menyentuh realitas umat saat ini.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |