Mengenal Lailatul Qodar: Malam Mulia yang Penuh Keberkahan di Bulan Ramadhan

3 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta Lailatul Qodar merupakan salah satu momen paling istimewa dalam ajaran Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Sebagai malam yang penuh kemuliaan, Lailatul Qodar menjadi waktu yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Memahami hakikat dan keistimewaan Lailatul Qodar menjadi penting bagi setiap Muslim untuk dapat memaksimalkan ibadah pada malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut.

Dalam tradisi Islam, Lailatul Qodar diyakini sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kehadiran Lailatul Qodar yang hanya dapat dijumpai pada bulan Ramadhan menjadikan bulan suci ini semakin istimewa. Para ulama telah banyak memberikan penjelasan tentang tanda-tanda dan keutamaan Lailatul Qodar berdasarkan Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW, sebagai panduan bagi umat Islam dalam mencari malam mulia ini.

Meskipun waktu pastinya tidak diketahui, mencari Lailatul Qodar menjadi salah satu amalan utama bagi umat Islam selama bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh malam terakhir. Berbagai tanda dan ciri Lailatul Qodar telah dijelaskan dalam hadits-hadits sahih, memberikan petunjuk bagi umat Muslim untuk lebih fokus dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka. Dengan memahami makna dan hakikat Lailatul Qodar, diharapkan setiap Muslim dapat meraih keberkahan dan ampunan pada malam yang penuh rahmat ini.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, informasi lengkapnya pada Jumat (28/3).

Umat muslim tentu menunggu datangnya 10 hari terakhir dalam bulan Ramadan. Pada periode tersebut terselip satu malam yang penuh berkah yang disebut malam Lailatul Qadar. Berikut adalah deretan kebaikan malam Lailatul Qadar.

Promosi 1

Makna Lailatul Qodar dalam Islam

Lailatul Qodar secara etimologi berasal dari kata "lailah" yang berarti malam dan "qodar" yang memiliki beberapa makna. Menurut Quraish Shihab, kata qodar (قدر) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al-Qur'an dapat memiliki tiga arti. Pertama, penetapan dan pengaturan, sehingga Lailatul Qodar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan kata qodar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surah Ad-Dukhan ayat 3-5 yang menjelaskan bahwa pada malam itu ditetapkan segala urusan yang penuh hikmah.

Kedua, qodar dapat bermakna kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur'an. Penggunaan qodar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surah Al-An'am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik yang tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya. Ketiga, qodar juga dapat bermakna sempit, yang dalam konteks Lailatul Qodar diartikan sebagai malam yang sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qodr.

Mengutip dari buku 'Sukses Berburu Lailatul Qodar', dijelaskan bahwa Lailatul Qodar merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan. Seseorang yang berhasil meraih malam Lailatul Qodar akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Malam ini begitu dinanti-nantikan oleh umat Islam karena kehadirannya hanya datang pada bulan Ramadhan saja. Keistimewaan Lailatul Qodar telah dijelaskan secara langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Qodr:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥

"Innâ anzalnâhu fî lailatil-qodr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qodr. Lailatul-qodri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr."

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qodar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qodar itu? Lailatul Qodar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."

Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa Lailatul Qodar memiliki nilai yang sangat tinggi dalam Islam. Malam ini dinyatakan lebih baik dari seribu bulan, yang berarti beribadah pada malam tersebut nilainya sama dengan beribadah selama 83 tahun 4 bulan. Pada malam ini juga, para malaikat dan Ruh (Jibril) turun ke bumi dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan, dan malam tersebut diliputi kedamaian hingga terbitnya fajar.

Keutamaan dan Keistimewaan Lailatul Qodar

Lailatul Qodar memiliki berbagai keutamaan dan keistimewaan yang menjadikannya malam yang sangat diharapkan oleh setiap Muslim. Salah satu keutamaan utama Lailatul Qodar adalah pengampunan dosa bagi mereka yang beribadah pada malam tersebut dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang sholat pada Lailatul Qodar karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya. Dan barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya." (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Keutamaan lain dari Lailatul Qodar adalah nilai ibadah pada malam tersebut yang melebihi ibadah selama seribu bulan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qodr ayat 3, "Lailatul Qodar itu lebih baik daripada seribu bulan." Hal ini berarti bahwa beribadah pada malam Lailatul Qodar lebih baik daripada beribadah selama 83 tahun lebih. Ini merupakan karunia besar dari Allah SWT bagi umat Islam, karena dengan meraih Lailatul Qodar, seorang Muslim dapat memperoleh pahala yang sangat besar dalam waktu yang singkat.

Allah SWT juga menyebutkan Lailatul Qodar sebagai malam yang diberkahi dalam Al-Qur'an Surat Ad-Dukhan ayat 3:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ ۝٣

"Innâ anzalnâhu fî lailatim mubârakatin innâ kunnâ mundzirîn."

Artinya: "Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qodar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan."

Keberkahan Lailatul Qodar juga tercermin dari turunnya para malaikat dan malaikat Jibril ke bumi untuk mengatur segala urusan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qodr ayat 4, "Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan." Kehadiran para malaikat ini membawa keberkahan dan rahmat bagi seluruh umat manusia, terutama bagi mereka yang menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah.

Keistimewaan lain dari Lailatul Qodar adalah suasana kedamaian yang meliputi malam tersebut hingga terbitnya fajar. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qodr ayat 5, "Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar." Para ulama menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qodar, kedamaian meliputi bumi, sehingga tidak terjadi bencana atau kejadian buruk. Malam tersebut menjadi malam yang penuh dengan ketenangan dan kebaikan bagi seluruh makhluk.

Tanda-Tanda dan Ciri Lailatul Qodar

Untuk membantu umat Islam mengenali Lailatul Qodar, Rasulullah SAW telah memberikan beberapa petunjuk tentang tanda-tanda dan ciri-ciri malam mulia ini. Meskipun waktu pastinya tidak diketahui, namun tanda-tanda tersebut dapat menjadi panduan bagi umat Islam dalam mencari Lailatul Qodar, terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Salah satu tanda utama Lailatul Qodar adalah kondisi cuaca dan suhu udara pada malam tersebut. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW menjelaskan:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَمْحَةٌ طَلْقَةُ لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ

Artinya: "Lailatul Qodar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin. Keesokan harinya cahaya mataharinya melemah kemerah-merahan."

Hadits ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qodar, suhu udara terasa nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Suasana malam terasa tenang dan damai, menciptakan kondisi yang ideal untuk beribadah. Keadaan alam yang tenang dan hening juga menjadi salah satu tanda Lailatul Qodar, dimana suasana di bumi terasa berbeda dari malam-malam lainnya.

Tanda lain yang dapat diamati adalah kondisi matahari pada pagi hari setelah Lailatul Qodar. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab, Rasulullah SAW menjelaskan:

وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

"Pagi harinya malam Lailatul Qodar, matahari terbit putih, tidak menyilaukan."

Hadits ini menunjukkan bahwa pada pagi hari setelah Lailatul Qodar, matahari terbit dengan cahaya yang tidak menyilaukan, terlihat putih atau kemerah-merahan. Karakteristik matahari yang berbeda ini menjadi tanda yang cukup jelas bagi mereka yang telah menghidupkan malam sebelumnya dengan berbagai ibadah.

Selain itu, beberapa sahabat Nabi juga pernah melihat Lailatul Qodar dalam mimpi mereka. Umar RA menceritakan bahwa beberapa sahabat Nabi diperlihatkan Lailatul Qodar oleh Allah SWT dalam mimpi, tepatnya pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan. Menanggapi hal tersebut, Rasulullah SAW meminta para sahabatnya untuk mencari Lailatul Qodar pada tujuh malam terakhir sesuai dengan apa yang mereka lihat dalam mimpi.

Para ulama juga menyebutkan bahwa salah satu tanda Lailatul Qodar adalah perasaan khusyuk dan bersemangat yang dirasakan oleh orang-orang yang beribadah pada malam tersebut. Mereka merasakan ketenangan, kedamaian, serta kenikmatan bermunajat kepada Allah SWT yang tidak mereka rasakan pada malam-malam lainnya. Perasaan ini membuat mereka lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah dan enggan untuk menghentikan ibadah mereka.

Waktu Terjadinya Lailatul Qodar

Meskipun Allah SWT tidak memberitahukan secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qodar, namun berbagai hadits Rasulullah SAW memberikan petunjuk tentang waktu yang paling mungkin terjadinya malam istimewa ini. Petunjuk-petunjuk ini membantu umat Islam untuk lebih fokus dalam beribadah pada waktu-waktu tertentu di bulan Ramadhan.

Berdasarkan hadits-hadits shahih, Lailatul Qodar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Carilah Lailatul Qodar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Carilah Lailatul Qodar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." Ini menunjukkan bahwa malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan memiliki kemungkinan yang lebih besar sebagai malam Lailatul Qodar.

Aisyah RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperbanyak ibadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Beliau bersabda:

"Apabila sudah masuk pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya, beliau mengerjakan sholat sepanjang malam dan membangunkan seluruh keluarganya untuk beribadah."

Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat mengutamakan ibadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, karena kemungkinan besar Lailatul Qodar terjadi pada waktu tersebut.

Para ulama berbeda pendapat tentang malam yang paling mungkin sebagai Lailatul Qodar. Sebagian berpendapat bahwa malam ke-27 Ramadhan memiliki kemungkinan terbesar, berdasarkan beberapa riwayat dan pengalaman para sahabat. Namun, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Lailatul Qodar dapat berpindah-pindah pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Hikmah dari ketidakpastian waktu Lailatul Qodar adalah agar umat Islam berusaha menghidupkan seluruh malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan berbagai ibadah, tidak hanya fokus pada satu malam tertentu. Dengan demikian, mereka dapat memaksimalkan ibadah dan amalan baik selama bulan Ramadhan, terutama pada sepuluh hari terakhirnya.

Amalan-Amalan Utama pada Malam Lailatul Qodar

Untuk memaksimalkan keberkahan Lailatul Qodar, umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan utama pada malam tersebut. Beberapa amalan yang dianjurkan berdasarkan sunnah Rasulullah SAW dan ajaran para ulama adalah sebagai berikut:

Pertama, melaksanakan sholat malam atau tahajud. Sholat malam pada Lailatul Qodar memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang sholat pada Lailatul Qodar karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya." Allah SWT juga menganjurkan sholat tahajud dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 79:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ۝٧٩

"Wa minal-laili fa taḫajjad bihî nâfilatal laka 'asâ ay yab'atsaka rabbuka maqâmam maḫmûdâ."

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Kedua, melakukan i'tikaf di masjid. I'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW selalu melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qodar. Allah SWT menyebutkan i'tikaf dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 125:

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ ۝١٢٥

"Wa idz ja'alnal-baita matsâbatal lin-nâsi wa amnâ, wattakhidzû mim maqâmi ibrâhîma mushallâ, wa 'ahidnâ ilâ ibrâhîma wa ismâ'îla an thahhirâ baitiya lith-thâ'ifîna wal-'âkifîna war-rukka'is-sujûd."

Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) 'Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat sholat.' (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (sholat)!'."

Ketiga, memperbanyak membaca Al-Qur'an. Lailatul Qodar adalah malam diturunkannya Al-Qur'an, sehingga sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur'an pada malam tersebut. Membaca Al-Qur'an pada malam Lailatul Qodar memiliki pahala yang sangat besar dan merupakan cara yang baik untuk menghidupkan malam tersebut.

Keempat, memperbanyak dzikir dan istighfar. Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan menyebut nama-Nya atau kalimat-kalimat yang menunjukkan kebesaran-Nya. Istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Kedua amalan ini sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qodar, karena malam tersebut adalah malam ampunan dan rahmat dari Allah SWT.

Kelima, memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW khusus untuk Lailatul Qodar. Aisyah RA meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qodar?" Beliau bersabda:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni."

Artinya: "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca sebanyak mungkin pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil, dengan harapan mendapatkan Lailatul Qodar dan ampunan dari Allah SWT.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |