Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Idul Adha selalu identik dengan melimpahnya stok daging kurban, terutama daging kambing dan sapi. Setelah prosesi penyembelihan, masyarakat biasanya saling berbagi hasil kurban untuk kemudian diolah menjadi berbagai hidangan lezat.
Tak heran jika dalam momen ini, konsumsi daging meningkat tajam. Salah satu jenis yang paling digemari adalah daging kambing.
Rasanya yang gurih dan teksturnya yang khas membuat banyak warga tak ingin melewatkan kesempatan menyantapnya.
Berbagai hidangan seperti gulai, sate, tongseng, hingga sop kambing kerap tersaji di meja makan.
Tak hanya di rumah, berbagai tempat makan pun ramai menawarkan menu khusus Idul Adha 2025 berbahan dasar daging kambing.
Namun, di balik kelezatannya, muncul kekhawatiran bagi sebagian orang, terutama yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi. Mereka mempertanyakan, apakah konsumsi daging kambing aman bagi kesehatan mereka?
Simak Video Pilihan Ini:
Berbagi Takjil dengan Cara Unik , Polisi Cosplay Wayang Orang
Tetap Bisa Konsumsi Daging Kambing, Asal Begini
Sementara mengutip laman alodokter.com yang dikutip Rabu (04/05/2025) menyebutkan bahwa penderita darah tinggi tetap bisa mengonsumsi daging kambing, asalkan memperhatikan jenis potongan, cara pengolahan, dan jumlah konsumsi yang tepat.
Hipertensi sendiri merupakan kondisi ketika tekanan darah dalam arteri terlalu tinggi. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari usia, kurang olahraga, stres, merokok, hingga pola makan tinggi garam dan lemak jenuh.
Kondisi ini berbahaya jika dibiarkan tanpa penanganan. Hipertensi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Karena itu, menjaga pola makan menjadi hal penting bagi penderita.
Daging kambing kerap dituding sebagai salah satu pemicu hipertensi karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi. Namun, sebenarnya daging ini masih dapat dikonsumsi asal tetap memperhatikan beberapa hal penting.
1.Pilihlah bagian daging kambing yang rendah lemak seperti bagian punggung, paha, atau daging has dalam. Hindari bagian berlemak tinggi seperti perut, dada, dan jeroan.
2, Hindari produk olahan seperti sosis kambing, bakso, atau burger. Produk tersebut biasanya telah melalui proses dengan tambahan garam dan lemak tinggi yang tidak baik bagi tekanan darah.
3. Perhatikan cara pengolahan daging. Hindari menggoreng dengan minyak banyak atau menambahkan garam berlebihan. Lebih disarankan untuk memanggang, merebus, atau mengukus daging kambing.
4. Batasi jumlah konsumsi daging kambing. Dianjurkan untuk tidak melebihi 100 gram per hari dan disertai dengan konsumsi sayur, buah, atau kacang-kacangan yang kaya serat.
5. Penting untuk menjaga keseimbangan pola hidup. Berolahraga secara teratur, tidak merokok, serta menghindari minuman berkafein dan alkohol juga menjadi bagian penting dari pengendalian hipertensi.
Pengingat Jaga Kesehatan
Tak kalah penting, penderita hipertensi yang rutin mengonsumsi obat dari dokter tetap harus melanjutkan terapi medisnya meski sedang dalam masa perayaan.
Dengan pengaturan yang baik, daging kambing tetap bisa dinikmati tanpa mengorbankan kesehatan. Idul Adha pun tetap bisa berlangsung dengan semangat berbagi yang sehat dan aman.
Bagi masyarakat umum, momen ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mengontrol asupan makanan selama hari raya sangat dianjurkan.
Berbagai kampanye kesehatan pun kerap dilakukan jelang Idul Adha untuk mengingatkan masyarakat tentang konsumsi daging yang aman.
Para ahli gizi menyarankan agar warga lebih cermat dalam menyusun menu selama Idul Adha. Daging bukan satu-satunya sumber gizi; sayuran dan protein nabati juga penting.
Dengan kesadaran ini, diharapkan masyarakat dapat tetap menikmati perayaan Idul Adha tanpa khawatir terhadap tekanan darah tinggi.
Penting pula bagi keluarga yang memiliki anggota dengan hipertensi untuk lebih peduli terhadap menu masakan rumah selama hari-hari kurban.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul