Liputan6.com, Cilacap - Sudah lazim kita menyaksikan di tengah-tengah masyarakat, bahwa saat menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni haji, suami istri kerap melakukan bersama-sama.
Namun, bagi ulama Ahli Al-Qur’an asal Rembang, yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau kerap disapa Gus Baha ini justru menceritakan hal lain, khususnya di keluarganya.
Beliau menceritakan, bahwa dirinya saat menunaikan rukun Islam kelima ini tidak bersama istrinya. Demikian pula dengan sang ibu yang berangkat haji tidak bersama dengan ayah beliau.
“Istri saya haji tidak dengan saya, ibu saya haji juga tidak dengan bapak saya,” ceritanya dikutip dari tayangan YouTube Short @NgugemiDawuhMasyayikh, Rabu (05/02/2025).
“Orang tanya, 'Gus umumnya orang-orang kan haji istri bareng suaminya?',” demikian pertanyaan seseorang yang heran sebagaimana dikemukakan Gus Baha.
Simak Video Pilihan Ini:
Heboh Penerbangan Perdana Pesawat Bikinan Montir Pinrang
Sebaiknya Suami Istri Tidak Berangkat Haji Bersama
Menurut Gus Baha haji bersama dengan pasangan meyebabkan rawan konflik dengan pasangan. Padahal di tanah suci itu bukan tempat konflik.
“Ada yang cerita, benar Gus anda, kalau haji jangan bareng suami dan istri kenapa?” kata seseorang sebagaimana diungkap Gus Baha
“Mekah itu bukan tempat bertarung, biasanya suami istri itu bertarung, he..he..he.., Mekah itu bukan tempat konflik, biasanya kalau suami istri itu kan tukang konflik,” ujarnya.
Gus Baha lantas menecritakan ikhwal temannya yang berangkat haji bersama dengan pasangannya. Ketika itu si suami melilhat istri orang lain yang dengan suka cita melayani suaminya di tanah suci, yakni membuatkan teh hangat untuk suaminya di pagi hari.
“Saya punya teman keluarga keraton itu haji, sama istrinya prof, kebetulan ada istri baik, pagi-pagi bikinkan teh suaminya,” ceritanya.
Si suami melihat perilaku istri orang lain yang baik terhadap suaminya itu tanpa sadar nyletuk ke istrinya perihal kebaikan wanita tadi.
“Istri itu luh baik, suaminya dibikinkan teh,” kata suaminya.
Tak mau kalah dengan celetukan suaminya itu, akhirnya ia pun berkata yang tak kalah menyakitkan itu.
“Jawabnya gini, istri yang satu, “bagaimana, mau tukeran?” katanya sebagaimana diungkap Gus Baha.
“Ha..ha..ha..,” sahut tawa para jemaah.
“Memuji saja dari perkara itu,” sambungnya.
Menangis setelah Thawaf
Tak kalah seru dengan kisah di atas, Gus Baha pun menceritakan saat suami istri sama-sama menangis setelah selesai thawaf.
Menangisnya bukan lantaran ingat akan dosa-dosanya, melainkan menyesali memiliki pasangannya seperti itu yang ternyata kalah cantik dengan wanita-wanita luar negeri..
Demikian halnya istrinya yang habis thawaf juga menangis sebab melihat orang-orang luar negeri yang tampan-tampan tidak seperti suaminya.
“Ini juga fakta, habis thawaf suaminya menangis,”
“Kenapa pak menangis?” tanya istrinya.
“Orang sebanyak itu cantik semua kecuali kamu,” jawabnya.
“Karena melihat orang Pakistan, Turki dan Uzbekistan,” terang Gus Baha
"Gantian istrinya thawaf, habis itu menangis, kenapa? Karena ternyata semuanya ganteng, kecuali kamu,” kata Gus Baha.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul