10 Fakta Menarik Shalat Tarawih di Times Square, Viral Hingga Inspirasi Global

21 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Ramadan di New York kini punya cerita unik: shalat Tarawih berjamaah di jantung kota, Times Square! Bayangkan, ratusan bahkan ribuan umat Muslim berkumpul untuk ibadah di tengah gemerlap lampu dan hiruk pikuk ikon kota tersebut. Peristiwa ini tak hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga menjadi viral di media sosial dan diliput media internasional, menjadi simbol toleransi dan keberagaman di Amerika Serikat. Shalat Tarawih di Times Square bukan sekadar ibadah rutin, melainkan fenomena yang menunjukkan kekuatan komunitas Muslim dan daya tarik Islam di tengah budaya yang berbeda.

Fenomena ini menarik perhatian global karena kontrasnya yang unik: suasana khusyuk ibadah di tengah keramaian dan cahaya terang benderang Times Square. Peristiwa ini menunjukkan keberanian dan kreativitas dalam berdakwah di tempat yang tak biasa, sekaligus menjadi bukti nyata toleransi beragama di Amerika Serikat. Shalat Tarawih di Times Square juga menunjukkan bagaimana komunitas Muslim mampu beradaptasi dan menjalankan ibadah di lingkungan yang menantang, sekaligus menjadi contoh nyata keberagaman dan inklusivitas.

Signifikansi kegiatan ini sangat besar bagi komunitas Muslim di Amerika. Acara ini menjadi bukti nyata eksistensi dan kekuatan umat Islam di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Shalat Tarawih di Times Square juga menjadi sarana dakwah yang efektif, memperkenalkan Islam kepada masyarakat luas melalui aksi nyata dan pesan toleransi. Keberhasilan acara ini juga menunjukkan potensi besar dalam membangun jembatan komunikasi antar-umat beragama dan menepis miskonsepsi tentang Islam.

Berikut adalah 10 fakta menarik tentang shalat tarawih di Times Square, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/3/2025).

Azan berkumandang di Times Square New York di bulan Ramadan. Ini adalah bagian dari pelaksanaan salat Tarawih yang rutin diadakan satu kali setiap tahunnya di lokasi ikonik jantung kota Manhattan. Selengkapnya laporan jurnalis VOA Rendy Wicaksana.

Promosi 1

1. Dari Ide Individual hingga Menjadi Tradisi Tahunan

Ide penyelenggaraan shalat Tarawih di Times Square berawal dari inisiatif Sheikh Assim Al-Hakeem (SQ), seorang tokoh Muslim berpengaruh di New York. SQ, yang dikenal aktif di media sosial, memiliki visi untuk membawa ibadah Ramadan ke pusat perhatian dunia. Ia melihat Times Square sebagai lokasi yang tepat untuk menyampaikan pesan Islam secara damai dan modern.

Pelaksanaan pertama pada tahun 2022 langsung viral di media sosial. Gambar dan video jamaah shalat di tengah gemerlap Times Square tersebar luas, menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia. Keberhasilan acara pertama ini mendorong SQ dan tim untuk menjadikan shalat Tarawih di Times Square sebagai tradisi tahunan.

Pada tahun 2023, shalat Tarawih di Times Square kembali digelar dengan skala yang lebih besar. Semakin banyak organisasi dan individu yang terlibat, menunjukkan dukungan yang terus berkembang terhadap inisiatif ini. Rencana untuk tahun 2025 bahkan lebih ambisius, menargetkan ribuan peserta dan fasilitas yang lebih lengkap.

Dukungan dan kolaborasi terus berkembang setiap tahunnya. Organisasi-organisasi seperti Way of Life SQ, Droplets, dan Muzz bergabung untuk mensukseskan acara ini. Kerjasama ini menunjukkan kekuatan sinergi dalam mewujudkan visi dakwah yang lebih besar.

2. Lokasi Ikonik yang Penuh Makna

Pemilihan Times Square sebagai lokasi shalat Tarawih bukan tanpa alasan. Times Square merupakan ikon global, pusat perhatian dunia, dan simbol modernitas. Melaksanakan shalat Tarawih di tempat ini memiliki makna simbolik yang kuat, menunjukkan keberanian dan kreativitas dalam berdakwah.

Kontras antara suasana khusyuk ibadah dengan lingkungan komersial yang ramai dan penuh cahaya menjadi daya tarik tersendiri. Perpaduan ini menciptakan visual yang unik dan menarik perhatian, sekaligus menjadi pesan tentang bagaimana Islam dapat hadir di tengah modernitas.

Shalat Tarawih di Times Square dapat diartikan sebagai simbol dakwah di 'pusat dunia'. Melalui acara ini, pesan Islam tentang kedamaian, toleransi, dan persaudaraan dapat disampaikan kepada masyarakat global. Lokasi ini dipilih untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan dampak yang lebih besar.

Tentu saja, pemilihan lokasi ini juga menimbulkan tantangan dan kontroversi. Beberapa pihak mempertanyakan kesesuaian tempat ibadah di tengah hiruk pikuk Times Square. Namun, panitia berhasil mengatasi berbagai tantangan dan memastikan acara berlangsung dengan tertib dan khusyuk.

3. Jumpa Ramadhan 2025, Persiapan Akbar yang Belum Pernah Ada

Shalat Tarawih di Times Square pada Maret 2025 direncanakan akan menjadi yang terbesar dan termegah. Acara ini akan melibatkan kolaborasi besar-besaran dengan Way of Life SQ, Droplets, dan Muzz.

Skala acara jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Panitia menargetkan kehadiran 1.500 jamaah dan menyediakan berbagai fasilitas untuk kenyamanan para peserta, termasuk makanan berbuka puasa (iftar) gratis.

Way of Life SQ, Droplets, dan Muzz akan bekerja sama dalam menyediakan berbagai kebutuhan acara, mulai dari logistik, keamanan, hingga penyediaan makanan. Kerjasama ini menunjukkan komitmen bersama untuk menyukseskan acara ini.

Dengan target 1.500 jamaah dan fasilitas yang disediakan, shalat Tarawih di Times Square 2025 diharapkan akan menjadi tonggak sejarah baru bagi komunitas Muslim di New York dan dunia. Acara ini akan menjadi bukti nyata kekuatan komunitas dan daya tarik Islam di tengah modernitas.

4. Fenomena Iftar Massal di Jantung New York

Setiap penyelenggaraan shalat Tarawih di Times Square selalu diiringi dengan acara buka puasa bersama (iftar) massal. Jumlah makanan yang disediakan mencapai lebih dari 2.000 porsi setiap tahunnya.

Project ZamZam dan Muslims Giving Back menjadi dua organisasi utama yang terlibat dalam penyediaan dan pendistribusian makanan iftar. Mereka bekerja sama dengan berbagai sponsor dan relawan untuk memastikan ketersediaan makanan yang cukup.

Logistik dan koordinasi pembagian makanan merupakan tantangan tersendiri. Namun, panitia berhasil mengaturnya dengan baik, memastikan makanan terdistribusi secara merata dan efisien kepada para jamaah.

Kegiatan iftar massal ini memiliki dampak sosial yang besar. Acara ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas antar-umat Muslim, sekaligus menjadi contoh nyata kepedulian sosial kepada sesama.

5. Pembacaan Al-Quran yang Memikat Hati

Shalat Tarawih di Times Square dipimpin oleh qari-qari ternama, seperti Dr. Faraj Hasan dan Faisal Latif. Keindahan bacaan Al-Quran mereka menarik perhatian tidak hanya jamaah Muslim, tetapi juga para pengunjung Times Square.

Keindahan bacaan Al-Quran yang merdu dan khusyuk mampu memikat hati banyak orang, termasuk non-Muslim. Banyak pengunjung yang terkesima dan terharu mendengar lantunan ayat-ayat suci.

Sebagai bagian dari dakwah, panitia juga menyediakan terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris. Hal ini memudahkan pengunjung non-Muslim untuk memahami isi dan makna ayat-ayat suci.

Banyak kesaksian dari pengunjung yang menyatakan pengalaman mereka mendengarkan Al-Quran di Times Square sangat berkesan dan mengubah pandangan mereka tentang Islam.

6. Dukungan dan Izin Otoritas Kota New York

Penyelenggaraan shalat Tarawih di Times Square membutuhkan izin dan dukungan dari otoritas kota New York. Proses perizinan untuk kegiatan berskala besar ini membutuhkan waktu dan koordinasi yang matang.

Pemerintah kota New York memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan shalat Tarawih di Times Square. Hal ini menunjukkan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman agama di kota tersebut.

Panitia juga bekerja sama dengan pihak keamanan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan publik selama acara berlangsung. Pengelolaan keamanan dan kenyamanan publik menjadi prioritas utama.

Perbandingan dengan kebijakan kota-kota besar lainnya menunjukkan bahwa New York relatif lebih terbuka dan suportif terhadap kegiatan keagamaan dari berbagai komunitas.

7. Kontroversi dan Tanggapan dari Komunitas Muslim

Meskipun mendapat dukungan luas, shalat Tarawih di Times Square juga menuai pro dan kontra dari komunitas Muslim sendiri. Beberapa pihak mempertanyakan kesesuaian tempat ibadah di lokasi yang ramai dan komersial.

Perdebatan muncul mengenai kesesuaian tempat ibadah di lokasi yang ramai dan komersial. Ada yang berpendapat bahwa shalat Tarawih sebaiknya dilakukan di tempat yang lebih khusyuk dan tenang.

Kritik juga muncul terkait anggapan bahwa acara ini lebih seperti 'pertunjukan' agama daripada ibadah yang khusyuk. Namun, panitia menekankan bahwa tujuan utama acara ini adalah beribadah dan berdakwah.

Panitia berupaya mengatasi kekhawatiran dan kritik dengan menjelaskan tujuan acara dan memastikan acara berlangsung dengan khusyuk dan tertib. Mereka juga membuka ruang dialog dan diskusi dengan berbagai pihak.

8. Dampak Dakwah yang Nyata

Shalat Tarawih di Times Square telah menghasilkan dampak dakwah yang nyata. Beberapa orang yang menyaksikan acara ini menyatakan telah terinspirasi untuk memeluk Islam.

Meskipun sulit untuk mengukur secara pasti, banyak kesaksian dan laporan menunjukkan peningkatan pemahaman dan pandangan positif tentang Islam di kalangan non-Muslim.

Distribusi Al-Quran dalam berbagai bahasa juga membantu menyebarkan pesan Islam dan meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama ini. Hal ini menjadi sarana dakwah yang efektif.

Acara ini secara bertahap membantu mengurangi stereotip dan Islamofobia, menunjukkan wajah Islam yang damai dan toleran kepada masyarakat luas.

9. Keunikan Visual: Kontras Cahaya Iman di Tengah Gemerlap Kota

Kontras antara jamaah shalat yang khusyuk dengan gemerlap lampu dan papan iklan Times Square menciptakan visual yang unik dan menarik. Momen ini diabadikan oleh banyak fotografer dan tersebar luas di media sosial.

Foto-foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan keindahan visual yang luar biasa. Jamaah shalat terlihat khusyuk di tengah keramaian dan cahaya terang benderang.

Suasana sebelum, saat, dan setelah shalat Tarawih sangat berbeda. Sebelum shalat, suasana ramai dan penuh hiruk pikuk. Saat shalat, suasana menjadi khusyuk dan tenang. Setelah shalat, suasana kembali ramai.

Reaksi wisatawan dan penduduk setempat beragam. Ada yang penasaran, ada yang terkesan, ada juga yang kurang memahami. Namun, secara umum, acara ini mendapat perhatian dan apresiasi yang positif.

10. Inspirasi Global, Tarawih di Ruang Publik Kota-Kota Besar Dunia

Shalat Tarawih di Times Square telah menginspirasi komunitas Muslim di kota-kota besar lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Acara ini menunjukkan potensi dakwah di ruang publik.

Perbandingan dengan Trafalgar Square di London dan lokasi ikonik lainnya menunjukkan bahwa shalat Tarawih di ruang publik dapat menjadi sarana dakwah yang efektif dan menarik.

Inisiatif ini telah menginspirasi kegiatan serupa di berbagai negara. Komunitas Muslim di berbagai belahan dunia mulai mempertimbangkan untuk menyelenggarakan shalat Tarawih di ruang publik.

Visi masa depan untuk shalat Tarawih di ruang publik adalah untuk memperluas jangkauan dakwah dan membangun jembatan komunikasi antar-umat beragama. Hal ini menunjukkan potensi dakwah yang damai dan modern.

Shalat Tarawih di Times Square telah memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi komunitas Muslim maupun masyarakat luas. Acara ini telah memperkuat persaudaraan antar-umat Muslim, meningkatkan pemahaman tentang Islam, dan membangun jembatan komunikasi antar-umat beragama.

Tradisi ini diharapkan akan terus berkembang dan menginspirasi kegiatan serupa di berbagai belahan dunia. Shalat Tarawih di Times Square menjadi bukti nyata bahwa dakwah dapat dilakukan dengan cara yang damai, modern, dan efektif, sekaligus menjadi contoh nyata toleransi dan keberagaman.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |