Benarkah Hewan Qurban Bakal Jadi Tunggangan di Akhirat? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

20 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan qurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, di balik ibadah tersebut, muncul pertanyaan menarik yang kerap menjadi perbincangan di tengah umat.

Pertanyaan itu adalah, benarkah hewan qurban yang kita sembelih akan menjadi kendaraan kita di akhirat kelak? Keyakinan ini telah menyebar luas di masyarakat, namun masih menimbulkan kebingungan akan keabsahannya secara dalil.

Hal ini penting dibahas mengingat sebentar lagi umat Islam merayakan Idul Adha 2025. Salah satu yang ditunggu adalah ibadah qurban.

Topik ini mencuat dalam sebuah majelis ilmu ketika seorang jamaah bertanya secara langsung kepada seorang pendakwah. Ia penasaran apakah memang benar hewan qurban akan menjadi alat bantu bagi pemiliknya saat hari kiamat.

Pertanyaan itu disampaikan dengan penuh rasa ingin tahu. “Saya pernah mendengar bahwa qurban kita akan menjadi kendaraan orang yang berkurban saat di akhirat. Apakah benar, Ustadz?” tanya sang jamaah.

Pertanyaan tersebut dijawab secara langsung oleh Ustadz Adi Hidayat, salah satu pendakwah muda Indonesia yang dikenal dengan penjelasan ilmiahnya. UAH memberikan uraian berdasarkan sejumlah referensi keislaman yang pernah dibacanya.

Dilansir Liputan6.com, Selasa (06/05/2025), dari tayangan video di kanal YouTube @sejuksunnahislam, UAH menjawab pertanyaan tersebut dalam sebuah forum terbuka yang disaksikan banyak jamaah.

Dalam penjelasannya, UAH membenarkan bahwa memang terdapat riwayat yang kerap dikaitkan dengan keutamaan memperindah hewan qurban. Di antaranya adalah anjuran untuk memilih hewan terbaik karena hewan tersebut kelak akan kembali kepada pemiliknya.

Simak Video Pilihan Ini:

Wanita Histeris Saat Puting Beliung Merusak Puluhan Kios dan Rumah di Kebumen

Perbaguslah Hewan Qurban

“Ya, saya pun demikian. Pernah mendengar dan membaca juga referensi-referensi terkait. Khususnya ada riwayat yang disandarkan kepada Nabi SAW dengan kalimat: gemukkanlah, baguskanlah hewan-hewan sembelihan kalian,” ujar UAH.

Lebih lanjut, UAH menguraikan bahwa dalam riwayat tersebut dijelaskan alasan di balik perintah untuk memperindah hewan sembelihan. Alasannya karena hewan tersebut akan datang di hari kiamat dan menjadi kendaraan pemiliknya untuk melewati Shirath.

Shirath merupakan jembatan di akhirat yang sangat tipis dan tajam, yang harus dilewati oleh semua manusia. Menurut riwayat, hanya orang-orang yang memiliki amal baik yang akan selamat menyeberanginya.

Dalam konteks ini, memperbagus hewan qurban bukan hanya soal penampilan, tetapi juga berkaitan dengan pahala yang lebih besar. Semakin baik hewan yang dikurbankan, semakin besar pula nilai pahalanya.

UAH menjelaskan bahwa pahala yang besar itu akan membantu seseorang ketika melewati Shirath. Dengan kata lain, semakin banyak pahala dari hewan qurban, semakin mudah proses penyeberangan jembatan akhirat tersebut.

“Jadi, hewan-hewan ini, jika memang kita bisa mencari yang paling bagus, paling baik, maka dimungkinkan pahalanya semakin bagus. Semakin baik, semakin banyak,” tegas UAH.

Perhatikan Kualitas Hewan Qurban

Hal ini bukan berarti secara harfiah seseorang akan menaiki hewan qurban tersebut seperti menunggang kuda, tetapi maknanya lebih kepada kemudahan yang didapat dari amal ibadahnya.

Dengan kata lain, hewan qurban tidak secara fisik menjadi kendaraan, tetapi amalan di balik ibadah tersebut yang menjadi sebab kemudahan bagi pemiliknya di akhirat.

UAH juga menegaskan pentingnya niat dalam berqurban. Tidak hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga memastikan bahwa prosesnya dilakukan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan syariat.

Ia menambahkan bahwa memperhatikan kualitas hewan, mulai dari kesehatan hingga usia yang sah, juga menjadi bagian dari keutamaan ibadah qurban.

Selain itu, qurban juga menjadi bentuk kepedulian sosial. Dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan, sehingga pahala sosialnya pun turut menambah keberkahan bagi yang berqurban.

UAH mengingatkan agar umat Islam tidak asal-asalan dalam memilih hewan qurban. Jika mampu, sebaiknya memilih yang sehat, besar, dan tidak cacat agar memenuhi kriteria qurban yang disukai Allah.

Dalam penutupan kajiannya, UAH menyampaikan bahwa keikhlasan dan usaha terbaik dalam berqurban akan selalu dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Dengan demikian, pertanyaan tentang hewan qurban sebagai kendaraan di akhirat memiliki dasar pemahaman yang kuat dalam bentuk pahala besar, bukan dalam bentuk fisik semata.

Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kualitas ibadah, termasuk dalam berqurban. Menyambut Idul Adha bukan hanya dengan semangat menyembelih, tetapi juga menanamkan niat terbaik dalam setiap amal.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |