Niat Idul Adha dan Tata Cara Sholat dalam Islam, Simak Hukum Pelaksanaannya

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Menyambut hari raya Idul Adha dengan penuh rasa syukur tentu menjadi momen yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satu amalan penting yang tidak boleh dilewatkan adalah membaca niat Idul Adha, sebagai bentuk kesadaran dan kesiapan dalam melaksanakan ibadah salat secara khusyuk. Niat ini menjadi pembeda antara ibadah yang disengaja dan sekadar rutinitas, sehingga memiliki peran penting dalam kesempurnaan pelaksanaan salat Idul Adha.

Pelafalan niat Idul Adha biasanya dilakukan sebelum salat dimulai, baik secara lisan maupun dalam hati. Meski terkesan sederhana, makna dari niat tersebut sangat mendalam karena mengandung pengakuan, atas niat beribadah hanya karena Allah SWT. Ini menjadi awal yang baik untuk mengarahkan hati dan pikiran agar lebih fokus, serta menjauhkan diri dari gangguan selama beribadah di momen penuh keberkahan ini.

Dalam praktiknya, niat Idul Adha juga menjadi penanda bahwa seseorang benar-benar memahami esensi ibadah yang sedang dijalankan. Selain menjadi bagian dari tata cara salat Idul Adha, niat ini juga mencerminkan keikhlasan serta pengharapan akan ampunan dan pahala dari Allah. Oleh sebab itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami, menghayati dan mengamalkannya dengan sepenuh hati, sebagai wujud ketundukan dan cinta kepada Sang Pencipta.

Berikut ini niat Idul Adha dan tata caranya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (8/5/2025).

Pada Minggu pagi, umat Muslim di Rusia berbondong-bondong menuju masjid untuk merayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban. Ribuan jamaah terlihat melaksanakan shalat di dalam dan di luar Masjid Katedral Pusat di Moskow dan Masjid Ahmad Kadyrov di ibukota C...

Niat Idul Adha

Salat Idul Adha merupakan salah satu ibadah tahunan yang hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriah. Ibadah ini menjadi momen penting dan penuh kekhusyukan bagi umat Islam di seluruh dunia, terutama setelah menjalani puasa sunnah Arafah serta mengumandangkan takbir yang menggema di berbagai penjuru. Selain sebagai ajang spiritualitas bersama, salat ini juga menjadi tanda dimulainya pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan teladan dari Nabi Ibrahim AS.

Meskipun termasuk ibadah yang istimewa dan hanya dilaksanakan setahun sekali, tidak sedikit dari umat Islam yang masih belum memahami secara mendalam bagaimana tata cara dan niat yang benar saat menjalankan salat Idul Adha. Karena jarang dilakukan, sebagian orang sering kali merasa ragu atau bahkan lupa dengan urutannya. Padahal, pemahaman yang tepat mengenai niat serta pelaksanaan salat ini sangatlah penting, agar ibadah yang dilakukan tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga memiliki kesempurnaan nilai di sisi Allah SWT.

Pelaksanaan salat Idul Adha diawali dengan niat yang menjadi rukun penting dalam setiap ibadah salat. Niat ini sebaiknya tidak hanya dibaca dalam hati, tetapi juga dianjurkan untuk dilafalkan dengan lisan guna menambah kekhusyukan dan ketegasan dalam memulai ibadah.

Berikut lafal niatnya:

1. Untuk Sholat Idul Adha Berjamaah

أُصَلِّيْ  سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Usholli sunnatan li ‘iidil adhaa rok’ataini (makmuman / imaaman) lillaahi ta’aalaa

Artinya yaitu: 

"Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."  

2. Untuk Sholat Idul Adha Sendiri

  أُصَلِّيْ  سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــالَى   

Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhaa rak'taini lillahi ta’ala.

Artinya yaitu: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta’ala."

Niat menjadi fondasi penting karena tanpa niat, ibadah tidak sah secara hukum syar’i. Bahkan Imam Syafi’i dalam kitabnya menekankan bahwa semua amal harus diawali dengan niat.

Tata Cara Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim. Sholat ini bisa dilakukan secara berjamaah maupun sendirian. Pelaksanaan sholat ini terdiri dari 2 rakaat dengan tambahan takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Berikut adalah tata cara lengkap sholat Idul Adha beserta dalil dan ayat yang mendukungnya.

1. Membaca Niat Sholat Idul Adha

Sebelum memulai sholat, penting untuk melafalkan niat sholat Idul Adha. Niat ini diucapkan di dalam hati dengan penuh keikhlasan kepada Allah Ta'ala. Niat sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:

Bahasa Arab:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Bahasa Latin:

Usholli sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa

Artinya:

"Saya niat shalat sunah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta'ala."

Apabila menjadi imam, Anda melafalkan "imaman" dalam niat dan "ma'muuman" jika menjadi makmum. Dalil tentang niat dalam sholat dapat ditemukan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab r.a:

"Sesungguhnya segala amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Melakukan Takbiratul Ihram

Setelah niat, langkah berikutnya adalah melakukan takbiratul ihram. Takbir ini merupakan takbir pertama dalam sholat yang diiringi dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu.

3. Membaca Doa Iftitah

Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca doa iftitah yang mengandung pujian kepada Allah SWT. Doa ini adalah sunnah yang dianjurkan untuk dibaca sebelum melanjutkan ke bacaan takbir berikutnya.

4. Takbir Sebanyak 7 Kali (Rakaat Pertama)

Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan melakukan takbir sebanyak tujuh kali di rakaat pertama. Setiap takbir diselingi dengan pujian kepada Allah SWT. Bacaan yang dianjurkan di sela-sela setiap takbir adalah:

Bahasa Arab:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Bahasa Latin:

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."

Atau bisa juga membaca tasbih berikut ini:

Bahasa Arab:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Bahasa Latin:

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim

Artinya:

"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."

Dalil mengenai takbir dalam sholat Idul Adha dapat ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a:

"Bahwa Rasulullah SAW bertakbir pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

5. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah melakukan takbir sebanyak tujuh kali, rukun selanjutnya adalah membaca Surat Al-Fatihah yang merupakan rukun dalam setiap sholat. Setelah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat pendek seperti pada sholat lainnya. Pada sholat Idul Adha, disunnahkan untuk membaca Surat Al-A'la di rakaat pertama.

Dalil mengenai membaca Al-Fatihah dalam sholat adalah sebagai berikut:

"Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah), maka sholatnya kurang." (HR. Muslim).

6. Ruku' Hingga Berdiri Lagi

Setelah membaca surat pendek, dilanjutkan dengan ruku'. Bacaan dalam ruku' sama seperti sholat pada umumnya:

Bahasa Arab:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

Bahasa Latin:

Subhaana rabbiyal ‘adhiim

Artinya:

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung."

Kemudian, bangkit dari ruku' dan berdiri tegak, dilanjutkan dengan sujud, duduk di antara dua sujud, hingga berdiri kembali untuk rakaat kedua.

7. Takbir Lima Kali (Rakaat Kedua)

Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud kedua, dilakukan takbir sebanyak lima kali. Bacaan yang dilafalkan di sela-sela takbir sama seperti pada rakaat pertama. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a:

"Bahwa Rasulullah SAW bertakbir pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

8. Mengulangi Rukun Seperti Rakaat Pertama

Setelah melakukan takbir sebanyak lima kali, rukun sholat Idul Adha selanjutnya sama seperti pada rakaat pertama mulai dari membaca surat Al-Fatihah, ruku', sujud, hingga salam. Pada rakaat kedua, disunnahkan untuk membaca Surat Al-Ghâsyiyah.

Melaksanakan sholat Idul Adha dengan penuh khidmat dan mengikuti tata cara yang benar adalah bentuk kepatuhan dan penghambaan kepada Allah SWT. Ibadah ini menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada-Nya serta mempererat silaturahmi antar sesama umat Muslim.

Hukum Pelaksanaan Salat Idul Adha

Shalat Idul Adha bukanlah ibadah yang bersifat wajib, melainkan termasuk ke dalam kategori sunnah muakkadah, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, siapa saja yang mengerjakan shalat sunnah ini akan mendapatkan pahala besar dari Allah SWT sebagai bentuk penghambaan dan ketaatan.

Lebih dari sekadar rutinitas tahunan, pelaksanaan shalat Idul Adha juga menjadi simbol konkret atas keimanan dan ketakwaan seorang Muslim kepada Tuhannya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW secara konsisten dan penuh keteladanan selalu melaksanakan ibadah shalat ini sejak kali pertama disyariatkan hingga akhir hayat beliau. Keteladanan Nabi ini menjadi landasan kuat bagi umat Islam untuk terus melestarikan sunnah yang sangat dianjurkan tersebut.

Dalam literatur fikih, khususnya kitab Al-Fiqhul Manhaji 'ala Madzhabil Imam asy-Syafi'i, Syekh Dr. Musthafa al-Bugha menjelaskan bahwa perintah syariat untuk melaksanakan shalat Idul Adha mulai diberlakukan pada tahun kedua hijriah, setelah Rasulullah SAW hijrah dari kota Makkah ke Madinah. Sejak saat itulah, beliau tidak pernah meninggalkan pelaksanaan shalat ini setiap tahunnya hingga wafat, dan tradisi itu terus dilanjutkan oleh para sahabat, para tabiin, serta para ulama, hingga akhirnya menjadi praktik yang masih dijaga oleh umat Islam hingga masa kini.

Dalil anjuran sholat tersebut ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)

Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar [108]: 1-2).

Sholat yang dimaksud dalam ayat ini adalah sholat sunnah Idul Adha. Maka dari itu, sholat Idul Adha ini sangat dianjurkan dan tidak seharusnya ditinggalkan umat Islam. (Syekh Musthafa al-Bugha, dkk, al-Fiqhul Manhaji 'ala Madzhabil Imam asy-Syafi'i, [Damaskus, Darul Qalam: 1992], juz I, halaman 221).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |