Liputan6.com, Jakarta - Memberikan nafkah kepada istri merupakan kewajiban suami. Untuk mencukupi kewajibannya, seorang suami harus berikhtiar dengan bekerja atau berjualan.
Perjuangan suami untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-harinya amat mulia. Begitu mulianya kepala keluarga yang berusaha untuk menafkahi keluarganya, disebutkan dalam berbagai hadis tentang keutamaan pencari nafkah.
Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فِى امْرَأَتِكَ
Artinya: “Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR Bukhari)
Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, "Nafkah yang diberikan seorang kepala rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi ganjaran karena meski sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut keluarganya." (HR Muttafaq alaih).
Memberi nafkah kepada istri dan anak-anak juga bisa menjadi salah satu penyebab diampuni dosa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Thabrani. Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek karena bekerja dengan kedua tangannya dalam mencari nafkah maka di saat itu diampuni dosa baginya." (HR Thabrani)
Seorang suami wajib memberi nafkah kepada istri. Lantas, wajibkah suami memberi tahu kepada istrinya tentang jumlah penghasilannya? Pertanyaan ini dijawab lugas oleh KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menyusuri Curug Bandung, Air terjun Kembar Legendaris di Cilacap Barat
Tidak Wajib Beri Tahu
Menurut Buya Yahya, suami tidak harus memberi tahu soal penghasilan yang didapatkannya. Kewajiban suami adalah menafkahi istri dan anak-anaknya, tak perlu mengumbar jumlah penghasilannya.
"Tidak harus seorang istri mengetahui berapa pemasukan sang suami, dan tidak wajib bagi seorang suami memberi tahu pemasukannya kepada seorang istri. Yang wajib bagi seorang suami adalah memberikan nafkah yang cukup di saat dia mampu," jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (28/1/2025).
Selain itu, tidak seharusnya juga bagi suami memberikan semua pendapatannya kepada istri. Sebab, kriteria istri dalam mengelola keuangan berbeda-beda.
Buya Yahya menerangkan berbagai kriteria istri berkaitan dengan keuangan. Ada istri yang pintar dalam mengelola uang, ada yang hobi belanja yang tidak dibutuhkan, bahkan ada pula yang sering mengutang.
"Kalau Anda menemukan istri baik yang bisa mengatur keuangan, dia juga senang berbagi, senang berderma, ngerti kebaikan, maka lebih indah jika Anda berterus terang tentang pemasukan Anda. Tapi kalau punya istrinya pemboros, jago ngutang, jago belanja, beli yang gak jelas, maka nggak perlu Anda beri semuanya," tutur Buya Yahya mengingatkan.
Apakah Dosa jika Suami Memberi Nafkah Kurang?
Dalam tayangan YouTube Al Bahjah TV berbeda, Buya Yahya mengatakan bahwa yang terpenting adalah sudah berusaha untuk memberi nafkah. Seandainya sudah berikhtiar tapi belum mencukupi kebutuhan sehari-harinya, suami tidak akan dosa.
“Jadi yang wajib bagi Anda berusaha. Asalkan sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan akal dan tenaganya, kok ternyata gak dapat duit, tidak dosa jika istrinya kelaparan,” kata Buya Yahya.
Berbeda halnya dengan suami yang tidak bisa mencukupi nafkah rumah tangganya tapi tidak berusaha sama sekali. Misalnya, suami tersebut lebih sibuk ibadah ketimbang mencari nafkah. Menurut Buya Yahya, suami seperti ini kurang ajar.
“Yang gak benar itu orang ongkang-ongkang (sementara) istrinya suruh kerja. Dianya i'tikaf di masjid. Kurang ajar dia itu. Dianya ikut pengajian ustadz, misalnya, tapi gak pernah ngasih nafkah. Keblinger,” imbuh Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, orang yang malas mencari nafkah telah berbuat dzalim terhadap anak dan istrinya. Hukumnya adalah dosa.
“Tapi Anda sebagai seorang suami (jika) sudah berusaha semaksimal mungkin, kalau gak dapat gak dosa, karena Anda sudah maksimal. Nanti peran istri membantu setelah itu,” Buya Yahya menekankan.
Wallahu a'lam.