Liputan6.com, Jakarta - Menjadi pendakwah muda dengan ribuan jemaah, nama Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab disapa Gus Iqdam tak hanya dikenal karena ceramahnya yang menyentuh, tetapi juga gaya bicaranya yang penuh humor. Di balik popularitasnya, ternyata ada keluh kesah yang diam-diam membuatnya pusing.
Dalam sebuah pengajian terbaru, Gus Iqdam secara blak-blakan mengaku paling kapok jika harus menerima tamu yang datang dengan membawa persoalan asmara. Bukannya mendapat solusi, sang tamu justru kerap membuat suasana menjadi rumit.
Gus Iqdam, pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah Blitar, menyampaikan bahwa ada dua jenis orang yang sangat sulit diberi nasihat, orang yang sedang jatuh cinta dan orang gila. Dua-duanya, menurutnya, sama-sama tidak bisa diajak berpikir jernih.
"Ditakoni wong nek ngomongi wong ora pasah. Nek wong edan karo wong jatuh cinta kuwi, gawe budrek sirahku,” ucapnya sambil tertawa dalam pengajian yang dihadiri ribuan jemaah.
Lebih lanjut, Gus Iqdam menyebut dengan guyon bahwa berbagai dalil Al-Qur'an dan hadis pun terkadang tak mempan jika dihadapkan pada orang yang sedang dikuasai rasa cinta.
"Dalil sak Qur’an tak tokne, hadise Kanjeng Nabi tak wacakne kabeh, tetep aku sing disalahke,” katanya.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-detik Penampakan Terakhir Remaja Sebelum Tenggelam di Saluran Irigasi di Serayu Banyumas
Bikin Lelah jika Tamunya Soal Asmara
Dilansir Minggu (04/05/2025) dari tayangan video di kanal YT Tujuh Detik, momen kocak ini terjadi saat Gus Iqdam tengah berdakwah dalam sebuah majelis terbuka. Penggalan ceramahnya pun sontak viral dan mendapat berbagai tanggapan dari warganet.
Meski dibalut guyonan, pesan yang disampaikan Gus Iqdam tetap menyiratkan makna dalam. Ia ingin mengingatkan bahwa cinta yang tak terkontrol bisa menjerumuskan seseorang pada kebingungan dan kesalahan berulang.
Saking seringnya dimintai nasihat soal percintaan, Gus Iqdam sampai merasa lelah. Apalagi jika ujung-ujungnya dia yang malah dianggap tak paham perasaan sang tamu. “Ngomong nganggo akal ora diterima, ya angel,” ujarnya.
Dalam pengajian itu pula, Gus Iqdam sempat berdialog langsung dengan seorang perempuan muda bernama Lindi. Interaksi keduanya berlangsung seru dan mengundang gelak tawa para jemaah.
“Namanya siapa?” tanya Gus Iqdam.
“Saya Lindi, dari Panekan, Jawa Timur,” jawab perempuan itu dengan malu-malu.
“Umur pinten?” tanya Gus Iqdam lagi.
“Umur kulo 18, mau 19,” sahut Lindi yang mengenakan hijabhitam, berhias senyum manis.
“Pun pengin nikah dereng?” tanya Gus Iqdam menyelidik.
“Dereng, tapi calonnya Insyaallah sudah ada,” jawab Lindi yang membuat suasana langsung riuh.
“Waduh, lah iki bahaya,” celetuk Gus Iqdam sembari tertawa yang langsung disambut tawa jemaah.
Curhatan Asmara Bikin Kapok
Lindi pun menambahkan bahwa dirinya lahir tahun 2005, sementara calon pasangannya lahir tahun 2004. “Tapi dia itu beda dari yang lain,” ucapnya, membuat Gus Iqdam kembali melontarkan komentar lucu.
Gus Iqdam mengatakan, cinta yang terlalu dalam tanpa arah yang jelas bisa membuat orang menjadi sulit menerima nasihat. Bahkan logika bisa hilang begitu saja.
“Yen wes tresna, dikandani rolas jam ora mlebu. Wonge pancen wes kebacut,” ujar Gus Iqdam menegaskan.
Meski begitu, ia tetap menyambut para tamunya dengan baik. Hanya saja, ketika urusannya asmara, Gus Iqdam mengaku lebih memilih untuk berhati-hati dalam memberikan nasihat.
Ceramah-ceramah Gus Iqdam memang kerap dipenuhi tawa, namun tetap membumi dan menyentuh persoalan kehidupan sehari-hari. Termasuk urusan yang paling sensitif: cinta.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul