Doa Diterima Amal Ibadah, Dicontohkan Nabi Ibrahim dan Rasulullah

3 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Doa diterima amal ibadah merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang dicontohkan langsung oleh para nabi, walau mereka sendiri adalah kekasih Allah SWT, dipastikan ma'shum dan amal ibadahnya pasti diterima.

Doa para nabi ini menjadi ibrah bagi umat Islam agar senantiasa memohon kemurahan hati Allah menerima amal ibadah kita. Sebab, Allah SWT tidak otomatis menerima semua amal manusia, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Ma’idah: 27).

Mengutip jurnal Konsep Doa dalam Perspektif Islam, karya Zhila Jannati, UIN Raden Fatah, doa adalah suatu sarana ibadah untuk memohon dan meminta pertolongan Allah. "Doa juga merupakan tanda bahwa manusia sangat membutuhkan Allah SWT. Sebab Allah SWT dapat dengan mudah mengubah sesuatu sesuai dengan kehendaknya," tulis Zhila.

Berikut ini adalah doa agar amal dan ibadah diterima, sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.

1. Doa Nabi Ibrahim

Merujuk Buku Doa Para Nabi, karya Hendra Suherman, Lc, para nabi dan rasul serta orang-orang saleh telah memberi teladan kepada kita dengan selalu memohon kepada Allah SWT, dalam doa di setiap aktivitasnya. Kita hendaknya mengikuti amalan tersebut.

Berikut ini adalah doa Nabi Ibrahim dan Ismail agar amal dan ibadahnya diterima:

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Latin: Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antassamii’ul ‘aliim

Artinya: Ya Tuhan kami, terimalah dari pada kami (amalan kami). Sesungguhnya. Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Doa ini merupakan petikan Surat Al-Baqarah ayat 127. 

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِيمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’” (QS. Al-Baqarah: 127).

Dalam Tafsir Al-Qur'anul Adzim karya Ibnu Katsir dijelaskan, doa ini dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim AS ketika selesai membangun Ka’bah di Makkah. Tujuannya, agar amal perbuatan tersebut semata-mata dilakukan karena Allah SWT serta mengharap ridha agar diterima.

Doa ini bukan sekadar pengharapan, tetapi juga cerminan rasa rendah hati di hadapan Allah. Mereka sadar, meski mereka melakukan ibadah agung atas perintah langsung dari Rabb mereka, itu belum menjamin diterimanya amal mereka.

2. Doa Rasulullah SAW Agar Amal Ibadah Diterima

Teladan doa agar amal ibadah ditermima juga dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Doa ini senantiasa dipanjatkan Rasulullah sebagai doa rutin.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Latin: Allahumma innii asaluka ‘ilmaan naafi’aa, wa rizqaan thoyyibaan, wa ‘amalaan mutabballaan.

Artinya, “Ya Allah, sungguh aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.”

Doa ini berasal dari hadis sahih yang diriwayatkan oleh beberapa perawi, di antaranya: Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

"Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai shalat subuh, beliau membaca: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا (Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima)." (HR. Ibnu Majah, no. 925; Ahmad, no. 27125; Ibnu Hibban, no. 970; dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Sahih Ibnu Majah)

Hikmah Doa Nabi Ibrahim

Sebagaimana dijelaskan di awal, doa Nabi Ibrahim ini dipanjatkan dengan putranya, Nabi Ismail AS. Terdapat hikmah mendalam dari doa Nabi Ibrahim. Berikut ini adalah rangkumannya, merujuk Tafsir Ibnu Katsir, Taisir Karimir Rahman, Imam As-Sa’di, Al-Bahrul Madid karya Ibnu Ajibah dan Ma’alim at-Tanzil, Al-Baghawi:

1. Merasa Butuh kepada Allah dan Tidak Ujub

Meskipun Ibrahim dan Ismail melakukan amal agung (membangun Ka’bah), mereka tetap merendahkan diri dan memohon agar amal mereka diterima. Ini menunjukkan tawadhu’ (rendah hati) dan takut amal tidak diterima.

2. Amal Kebaikan Besar Belum Tentu Diterima

Doa ini mengajarkan bahwa sebesar apapun amal kebaikan yang dilakukan, seorang hamba tetap harus takut jika amalnya tidak diterima dan selalu berharap serta memohon penerimaan dari Allah.

3. Amal Tidak Otomatis Diterima

Doa ini menunjukkan bahwa amal saleh, meski dikerjakan oleh para nabi, tetap membutuhkan penerimaan dari Allah. Karena amal bisa saja tertolak jika tidak memenuhi syarat ikhlas dan ittiba’ (mengikuti tuntunan Allah).”

4. Sifat Allah: Maha Mendengar dan Maha Mengetahui

Penyebutan sifat Allah ‘As-Sami’ul ‘Alim’ (Maha Mendengar dan Maha Mengetahui) menunjukkan keyakinan bahwa Allah mendengar doa dan mengetahui niat serta amal hamba-Nya.

5. Mengajarkan Ikhlas dan Khauf (Rasa Takut Amal Tidak Diterima)

Doa ini mengajarkan agar seorang hamba selalu menggabungkan antara amal dengan rasa takut (khauf) dan harap (raja’), tidak merasa sombong dengan amal, serta selalu memohon kepada Allah agar amal diterima.

Makna Mendalam Doa Rasulullah SAW

Imam Ibnul Qayyim dalam Al-Wabil Ash-Shayyib menjelaskan, doa Nabi Muhammad mencakup permintaan untuk kebaikan dunia dan akhirat sekaligus. Berikut ini adalah hikmah mendalam doa Rasulullah SAW:

1. Meminta kebaikan dunia dan akhirat secara seimbang

Doa ini mencakup tiga hal terpenting: ilmu yang bermanfaat (bekal akhirat dan dunia), rezeki yang baik (halal dan berkah), dan amal yang diterima (bekal utama menuju surga).

2. Ilmu yang bermanfaat

Menurut ulama seperti Al-Ghazali dan Ibnu Rajab, ilmu yang bermanfaat adalah yang mengantarkan kepada amal saleh, memperbaiki diri, dan mendekatkan kepada Allah.

3. Rezeki yang baik

Rezeki yang halal dan thayyib adalah sumber keberkahan hidup dan diterimanya amal.

4. Amal yang diterima

Syarat diterimanya amal adalah ikhlas dan sesuai sunnah. Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan agar tidak hanya banyak beramal, tetapi juga memperhatikan kualitas amal.

5. Mengajarkan adab dalam berdoa

Kita diajarkan untuk memohon hal-hal yang benar-benar penting, bukan hanya urusan duniawi, dan selalu berharap diterimanya amal.

Ibrah dari Doa Nabi Ibrahim dan Rasulullah

Doa para Nabi adalah teladan dalam beramal dan berdoa, selalu memohon agar amal diterima, tidak ujub, selalu berharap dan takut, serta menekankan pentingnya keikhlasan, takwa, dan mengikuti sunnah.

Ini adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat menurut para ulama.

1. Pentingnya Penerimaan Amal

Baik Nabi Ibrahim maupun Nabi Muhammad ﷺ sama-sama menekankan pentingnya amal yang diterima, bukan sekadar amal yang banyak.

2. Tawadhu’ dan Tidak Ujub

Kedua Nabi mengajarkan agar tidak sombong dengan amal, selalu merasa butuh pertolongan Allah, dan takut amal tertolak.

3. Kombinasi Ikhlas, Takwa, dan Sunnah

Amal saleh yang diterima adalah yang ikhlas, penuh takwa, dan sesuai tuntunan (ittiba’).

4. Menggabungkan Harap dan Takut

Doa-doa para Nabi mengajarkan agar kita selalu berharap (raja’) amal diterima, namun juga takut (khauf) amal tertolak.

5. Menyadari Kelemahan Diri

Sebesar apapun amal dan ilmu, manusia tetap lemah tanpa rahmat Allah.

People also Ask:

1. Apa doa Nabi Ibrahim di depan Ka'bah?

Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah (amal bakti) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui”

2. Cara Agar amal ibadah diterima Allah?

Agar ibadah kita diterima Allah SWT, dua syarat utama yang harus dipenuhi adalah ikhlas (melakukan ibadah semata-mata karena Allah) dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW (ittiba') (melakukan ibadah sesuai syariat dan tidak mengada-ada). Selain itu, dasar keimanan yang kuat, memiliki ilmu agama untuk memahami tuntunan, serta menjaga hati dari penyakit seperti riya', sum'ah, dan ujub juga penting untuk keabsahan dan kesempurnaan ibadah

3. Apakah amal ibadah kita diterima?

Setiap amal ibadah yang dilakukan manusia bisa jadi diterima atau tidak oleh Allah SWT. Allah punya hak prerogatif untuk menerima atau menolak ibadah seorang hamba.

4. Doa apa yang dibaca di depan Ka'bah?

Allahumma zid hadzal bayta tasyrifan wa ta\'zhiman wa takriman wa mahabatan, wa zid man syarrafahu wa karramahu min man hajjahu aw i\'tamarahu tasyrifan wa takriman wa ta\'zhiman wa birran.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |