Memahami Dzikir: Arti, Macam, dan Keutamaan dalam Mengamalkannya

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta Dzikir merupakan salah satu amalan yang memiliki peran penting dalam pembinaan spiritual individu. Melalui lantunan kalimat-kalimat yang mengagungkan asma Allah, seseorang diajak untuk senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam berbagai situasi kehidupan, dzikir menjadi sarana yang efektif untuk menenangkan hati dan menjaga kestabilan emosi. Kegiatan ini tidak hanya berdimensi ibadah, tetapi juga memberikan dampak positif secara psikologis.

Oleh karena itu, dzikir perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk penguatan iman. Dengan membudayakan amalan ini, diharapkan terbentuk pribadi yang lebih tenang, sabar, dan penuh rasa syukur.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang arti hingga keutamaan dzikir, Rabu (2/7/2025).

Kumpulan doa Ramadan kali ini berisi doa yang dibaca ketika kita akan masuk ke dalam kamar mandi atau toilet.

Arti Dzikir

Secara etimologis, istilah "dzikir" berasal dari bahasa Arab dzakara yang mengandung makna mengingat, menyebut, atau mengenang. Dalam konteks keislaman, dzikir tidak hanya bermakna pelafalan kalimat tertentu, tetapi juga mencerminkan kesadaran ruhani seorang hamba atas kehadiran Tuhannya. 

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Volume. 2 Nomor. 1 Tahun 2025, dzikir adalah memanggil nama Allah, amalan yang rutin atau disebut wirid, adalah salah satu ibadah mahdah, yaitu ibadah langsung kepada Allah dengan mengingat-Nya. Dzikir adalah kebutuhan jiwa seorang muslim, baik itu seorang sufi maupun orang awam, yang dapat dilakukan secara diam-diam atau dengan bersuara.

Menurut Mustofa Bisri dikutip dari sumber yang sama, dzikir dapat diartikan sebagai tindakan lisan(memanggil, menyebut) atau hati (memanggil dan mengingat). Selanjutnya, dia mengatakan bahwa ada pendapat yang menyebutkan zukur (zikir dibaca dengan dhammah) yang berartiaktivitas hati dan lisan yang bersifat umum dan zikir (dibaca dengan kasrah) berarti aktivitas lisan yang bersifat khusus.

Pelaksanaan dzikir dapat dilakukan secara lisan, dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), takbir (Allahu Akbar), istighfar (Astaghfirullah), dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ucapan tersebut merupakan bentuk pujian dan pengagungan kepada Allah SWT yang sangat dianjurkan dalam berbagai kesempatan, baik setelah sholat, saat menghadapi kesulitan, maupun dalam rutinitas harian. 

Amalan dzikir memiliki banyak keutamaan, di antaranya menenangkan jiwa, mendatangkan rahmat, serta menjadi penyebab diampuninya dosa. Dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'd ayat 28, disebutkan bahwa "Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." Hal ini menunjukkan bahwa dzikir memiliki kekuatan spiritual yang besar dalam menjaga keseimbangan batin manusia. 

Mengutip buku berjudul Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani dijelaskan bahwa doa dan dzikir menempati posisi yang sangat vital dalam proses penghambaan diri kepada Sang Khaliq. Tujuan utama Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya. Salah satu bentuk ibadah kepada-Nya di antaranya adalah dengan berdoa dan berdzikir.

Keutamaan Dzikir dalam Islam

Al-Ghazali menjelaskan sebagaimana masih dikutip dalam kajian di Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Volume. 2 Nomor. 1 Tahun 2025 bahwa dzikir yang membawa manfaat adalah dzikir yang dilakukan secara terus-menerus (istiqamah) dengan menghadirkan hati dan mengingat Allah. Dengan demikian, mengingat Allah akan membiasakan diri untuk selalu menghadirkan Allah dalam hati dan setiap perbuatan. Dari penjelasan ini, al-Ghazali menjelaskan bahwa cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan mengingat Allah.

Manfaat dzikir adalah untuk menghapus dan menghilangkan keruhnya hati yang tertutupi oleh setan dan nafsu yang telah mengakar. Selain itu, terdapat keutamaan-keutamaan dzikir lainnya, antara lain:

1. Mendapatkan Ampunan dari Allah

Banyak dzikir dan mengingat Allah merupakan salah satu ciri orang-orang yang bertakwa, yang membiasakan diri dengan memuji Allah melalui doa dan kalimat-kalimat tayyibah untuk mendapatkan ampunan serta pahala dari Allah. Dengan berusaha mengingat Allah melalui dzikir, karunia Allah senantiasa tercurah kepada hamba-Nya. Selain mendapatkan ampunan, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa zikir juga bermanfaat sebagai ibadah sosial (Al-Ghazali, 1990).

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 35 tentang ampunan Allah kepada seorang sebagai buah dari menyebut nama-Nya, yang artinya :

“Sesungguhnya muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan penyabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kemaluannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar.” (QS: Al-Ahzab: 35)

2. Menghindari Kelalaian

Menurut Ansori (2003) jika kelalaian telah menyelimuti kehidupan manusia, maka tidak ada penyesalan saat melakukan hal-hal yang tidak baik. Kelalaian juga menyebabkan seseorang menjadi malas untuk melakukan hal-hal positif. Dzikir adalah kebalikan dari kelalaian (nisyān), sehingga ketika manusia mengingat Allah dalam kondisi apapun, mereka akan terhindar dari segala dosa. Menurut al-Ghazali, kesempurnaan manusia diperoleh dengan mengembangkan kemampuan batinnya dan ketenangan dalam mengingat Allah.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut: 45 tentang salat (yang termasuk mengingat Allah) bisa mencegah perbuatan keji, munkar, termasuk lalai dalam mengingat Allah, yang artinya :

“Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).

3. Mendapatkan Ketentraman Jiwa

Menurut Ilyas (2017) menjelaskan, Al-Ghazali berpendapat bahwa esensi kehidupan manusia adalah mencari kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup untuk mewujudkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Al Ghazali memberikan cara untuk mencapainya melalui muraqabah (melihat kekurangan dirisendiri), muhasabah (memperhitungkan amal perbuatan sendiri), dan mujahadah (melatih dirimenuju kebenaran).

4. Mendapatkan Pahala dari Allah

Dzikir kepada Allah merupakan amalan yang penuh dengan keberkahan dan pahala. Setiap kalimat yang diucapkan dalam zikir membawa kedamaian bagi hati dan ketenangan bagi jiwa. Dengan mengingat Allah, seorang hamba menunjukkan rasa syukur dan tunduk kepadaNya, yang pada gilirannya membuka pintu-pintu kebaikan dan kemudahan dalam hidup.

Pahala dari setiap dzikir yang diucapkan tidak hanya datang dalam bentuk kebaikan di dunia, tetapi juga menjanjikan ganjaran yang luar biasa di akhirat. Hal ini sebagaimana hadis riwayat Muslim nomor 4860 tentang dzikir atau kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangan pahalanya, artinya :

“Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa bihamdihi subhaanallaahilazhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).”(HR. Muslim: 4860).

Jenis-jenis Dzikir

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Indonesian Journal of Islamic Counseling 3(1) (2021) 1-9, dzikir bisa memelihara kita dari rasa was-was syaitan khannas dan membentangi diri dari dari maksiat, serta dapat mendatangkan kebahagian dunia dan akhirat. Melakukan relaksasi dzikir yaitu dengan menyebut asma-asma bisa menjadi energi positif dan motivasi tersendiri bagi seseorang. Setiap bacaan dzikir mengandung makna yang sangat dalam yang dapat menghilangkan dan mencegah timbulnya stress.

Berikut ini jenis-jenis dzikir :

1. Dzikir Lisan

Dzikir lisan merupakan bentuk dzikir yang paling umum dan mudah dilakukan, yaitu dengan mengucapkan kalimat-kalimat pujian dan pengagungan kepada Allah SWT melalui lisan. Kalimat-kalimat seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), takbir (Allahu Akbar), istighfar (Astaghfirullah), dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi amalan yang sangat dianjurkan dalam berbagai kesempatan. Dzikir jenis ini tidak hanya menjadi pengingat akan keagungan Allah, tetapi juga melatih lidah dan lisan untuk senantiasa berada dalam kebaikan. Pelafalan dzikir secara konsisten dapat memperkuat keimanan dan menenangkan hati.

2. Dzikir Hati (Dzikir Khafi)

Dzikir hati atau dzikir khafi adalah bentuk dzikir yang dilakukan tanpa menggerakkan lisan, melainkan hanya dalam hati. Meskipun tidak terdengar, dzikir ini memiliki kedalaman spiritual yang sangat kuat karena dilakukan dengan kesadaran penuh dan perenungan terhadap keesaan serta kebesaran Allah SWT. Dzikir ini sangat bermanfaat dalam situasi-situasi yang tidak memungkinkan untuk berdzikir secara terbuka, seperti ketika berada di tempat umum atau saat dalam keadaan tenang dan sunyi. Selain itu, dzikir hati juga mendorong seseorang untuk lebih introspektif, mengarahkan pikirannya pada nilai-nilai ketuhanan, dan memperkuat hubungan batiniah dengan Sang Pencipta.

3. Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir pagi dan petang adalah amalan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yaitu selepas waktu subuh dan selepas waktu ashar hingga menjelang malam. Dzikir ini berisi bacaan-bacaan yang mengandung pujian kepada Allah, permohonan perlindungan dari berbagai keburukan, serta doa-doa untuk keselamatan dan keberkahan hidup. Dzikir pada waktu-waktu ini dipercaya memiliki manfaat besar, baik untuk kesehatan jiwa maupun perlindungan fisik, karena waktu pagi dan petang merupakan momen transisi penting dalam kehidupan manusia. Membiasakan dzikir pagi dan petang dapat menjadikan seorang Muslim lebih tenang, sabar, dan senantiasa bergantung kepada Allah SWT dalam setiap langkahnya.

4. Dzikir Setelah Sholat

Dzikir setelah sholat adalah bentuk dzikir yang dilakukan sesaat setelah menyelesaikan sholat fardhu. Amalan ini sangat dianjurkan karena menjadi pelengkap dan penyempurna dari ibadah sholat itu sendiri. Dalam dzikir setelah sholat, umat Muslim biasanya mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali, serta ditutup dengan bacaan tahlil. Dzikir ini membantu seseorang untuk tidak segera berpaling dari Allah setelah menyelesaikan sholat, melainkan tetap berada dalam suasana ibadah dan kekhusyukan. Dengan menjaga kebiasaan berdzikir setelah sholat, seorang hamba dapat memperpanjang hubungannya dengan Allah dan memperkokoh keimanannya.

Q & A Seputar Topik Dzikir

Apa yang dimaksud dengan dzikir dalam Islam? 

Dzikir adalah amalan dalam Islam yang berarti mengingat, menyebut, atau menyadari kehadiran Allah SWT secara terus-menerus. Dzikir dapat dilakukan melalui ucapan lisan maupun perenungan dalam hati sebagai bentuk kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya.

Apa keutamaan berdzikir bagi umat Muslim? 

Dzikir memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menenangkan hati, memperkuat keimanan, menghapus dosa, dan mendatangkan rahmat Allah. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra'd: 28). Dzikir juga menjadi cara menjaga kesadaran spiritual dalam berbagai aktivitas kehidupan.

Apa saja jenis-jenis dzikir yang dikenal dalam ajaran Islam?

Dzikir terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:

- Dzikir lisan, yaitu menyebut kalimat-kalimat pujian kepada Allah seperti tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), takbir (Allahu Akbar), istighfar (Astaghfirullah), dan shalawat.

- Dzikir hati (dzikir khafi), yaitu dzikir yang dilakukan secara diam, tanpa suara, namun dengan perenungan dan kesadaran penuh dalam hati.

- Dzikir pagi dan petang, yaitu rangkaian dzikir dan doa yang dilakukan pada waktu pagi dan sore untuk memohon perlindungan serta keberkahan dari Allah SWT.

- Dzikir setelah sholat, yakni bacaan dzikir yang dianjurkan setelah melaksanakan sholat fardhu untuk menyempurnakan ibadah.

Kapan waktu terbaik untuk berdzikir?

Dzikir dapat dilakukan kapan saja, baik pagi, siang, sore, maupun malam. Namun, terdapat waktu-waktu yang sangat dianjurkan untuk berdzikir, seperti setelah sholat fardhu, di waktu pagi dan petang, serta di saat-saat tenang ketika hati lebih mudah fokus kepada Allah SWT.

Apakah dzikir harus dilakukan secara berjamaah? 

Dzikir dapat dilakukan secara individu maupun berjamaah. Keduanya memiliki keutamaan tersendiri. Dzikir individu memungkinkan seseorang lebih mendalami makna dan menyesuaikan dengan kondisi pribadi, sedangkan dzikir berjamaah dapat memperkuat ikatan ukhuwah serta memberi semangat bersama dalam beribadah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |