Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto akan memberikan pembelakan kepada seluruh menteri Kabinet Merah Putih pada 25 Oktober hingga 27 Oktober 2024. Mereka akan menginap di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
Dalam sidang kabinet di Kantor Presiden, Prabowo mengungkapkan bakal menggembleng menteri Kabinet Merah Putih. Selain pembekalan, Prabowo juga bakal memberikan koordinasi kepada para menterinya.
"Saudara-saudara, saya sangat mengutamakan kerja sama sebagai tim. Untuk itu dalam waktu dekat saya akan mengajak saudara-saudara ke Magelang dimana kita akan melaksanakan beberapa hari menambah pembekalan," kata Prabowo, Rabu (23/10/2024).
"Kemudian kita akan adakan koordinasi-koordinasi di tempat di Magelang Jawa Tengah di kawasan Akademi Militer," sambungnya.
Akademi Militer (Akmil) merupakan lembaga pendidikan kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Lulusan Akmil nantinya akan dilantik menjadi perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau TNI AD.
Sejarah Akademi Militer
Dikutip dari laman akmil.ac.id, Akademi Militer bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Pada 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan. Namun, karena alasan tehnis, MA ditutup sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Belanda.
Pada kurun waktu yang sama di sejumlah tempat yakni Malang, Mojoangung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.
Kemudian pada 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGi AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), dan pada 23 September 1956 berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara pada 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung.
Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada 11 November 1957, Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang.
Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta. Sedangkan taruna yang masuk pada 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4. Pada 1961 Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang.
Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat.
Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV. Pada 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.
Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akademi Militer (Akmil). Pada 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari Akmil, AAL, AAU.
Berdasarkan Perpang Nomor: Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung dibawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan IV.