Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan mengenai apakah neraka abadi akan merepotkan Allah SWT membuka wacana tentang konsep keadilan dan kuasa-Nya dalam agama Islam.
Neraka, sebagai tempat hukuman bagi orang-orang kafir dan pelanggar perintah-Nya, diakui memiliki sifat kekal yang menunjukkan bahwa konsekuensi dari tindakan di dunia ini sangat serius.
Meskipun neraka abadi, hal itu tidak berarti Allah akan terperangkap dalam ciptaan-Nya, sebaliknya, neraka berfungsi sebagai pelajaran bagi umat manusia mengenai pentingnya mematuhi perintah-Nya.
Konsep neraka yang diabadikan oleh Allah menunjukkan bahwa segala sesuatu dalam penciptaan-Nya, termasuk neraka, merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar untuk menegakkan keadilan.
Dalam konteks ini, KH Yahya Zainul Ma'arif, pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, memberikan penjelasan mendalam mengenai eksistensi neraka abadi dan konsekuensinya bagi umat manusia.
Dalam tayangan video di kanal YouTube @belajarislam93, Buya Yahya mengungkapkan bahwa neraka bukan hanya terbatas pada neraka jahanam. Ia menjelaskan ada berbagai jenis neraka, termasuk neraka wail dan neraka muthaffifin, di mana orang-orang yang curang dalam timbangan akan dihukum.
Buya Yahya menekankan bahwa neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir adalah neraka abadi, yang artinya keberadaannya diabadikan oleh Allah.
Simak Video Pilihan Ini:
Suasana Malam Tahun Baru 2022 di Tenda Pengungsian Erupsi Semeru Lumajang
Neraka Tak Repotkan Allah SWT
"Kalau abadi berarti diabadikan oleh Allah, dan neraka tidak akan hancur, tidak akan sirna, dan tidak akan berakhir," tuturnya.
Hal ini menunjukkan bahwa neraka abadi akan terus berlanjut tanpa ada batas waktu. Dengan demikian, neraka ini tidak hanya sebagai tempat hukuman, tetapi juga sebagai pelajaran bagi umat manusia tentang konsekuensi dari perbuatan mereka di dunia.
Dalam pemahaman Buya Yahya, siksa neraka tidak hanya menimpa orang-orang kafir, tetapi juga mencakup orang-orang beriman yang melakukan dosa.
"Ada orang beriman yang dihukum di neraka, tetapi akan diangkat setelah siksanya selesai," katanya.
Penting untuk diingat bahwa hukuman di neraka abadi tidak untuk merepotkan Allah. Buya Yahya menjelaskan bahwa kita tidak bisa membayangkan Allah seperti lampu yang hanya menghidupkan dan mematikan sesuka hati.
Nerka Tak Sekedar Ancaman, tapi Motivasi
“Jangan dianggap neraka ini seperti lampu, kita perintahkan apa saja akan terjadi. Itu tidak sama dengan Allah, jangan bayangkan neraka ada saklar on dan offnya. Allah punya kuasa, karena yang menciptakan,” ujarnya.
Kehadiran neraka abadi, menurutnya, lebih merupakan bentuk keadilan Allah. Buya Yahya mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sehingga, neraka abadi menjadi pengingat akan pentingnya berbuat baik selama hidup.
Dengan menjelaskan konsep neraka abadi, Buya Yahya mengajak umat untuk tidak hanya melihatnya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai motivasi untuk melakukan kebaikan. Dia berharap umat Islam senantiasa menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang merugikan.
Buya Yahya menekankan bahwa kita harus senantiasa berusaha menjauhi perbuatan dosa dan memperbanyak amal baik agar tidak terjatuh ke dalam siksaan neraka.
"Semoga kita tidak termasuk yang masuk ke neraka dan tidak merasakan siksa abadi," pintanya.
Pernyataan Buya Yahya ini menjadi refleksi bagi umat Islam untuk lebih introspektif dalam berperilaku. Dengan memahami konsekuensi dari setiap tindakan, diharapkan kita bisa lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Sebagai penutup, Buya Yahya mengajak umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri, dan berusaha untuk mencapai ridha-Nya. Dalam keyakinannya, itu adalah jalan terbaik untuk menghindari neraka abadi dan meraih surga yang dijanjikan.
Dengan demikian, pemahaman tentang neraka abadi dan siksa yang ada di dalamnya menjadi penting bagi setiap Muslim. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kehidupan setelah mati, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk hidup lebih baik di dunia ini.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul