Pada Zaman Akhir Tidur Bisa Lebih Baik dari Sholat Tahajud, Gus Baha Jelaskan Pendapat Imam Ghazali

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah di zaman akhir menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Banyak orang yang menganggap ibadah harus selalu berupa aktivitas fisik seperti sholat dan doa. Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan pendapat unik dari Imam Ghazali yang menyatakan bahwa di akhir zaman, tidur bisa menjadi ibadah terbaik.

Menurut ulama ahl tafsir asal Rembang Gus Baha, Imam Ghazali pernah berpendapat bahwa ada kondisi di mana tidur lebih baik daripada ibadah sunnah, termasuk sholat tahajud. Namun, hal ini tentu tidak berlaku untuk ibadah wajib seperti sholat lima waktu.

Pendapat ini bukan berarti meremehkan tahajud atau ibadah lainnya, tetapi sebagai bentuk pemahaman bahwa tidak semua orang mampu menjalani ibadah dengan niat yang benar. Ada orang yang tahajud dengan harapan keinginannya terkabul, tetapi ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, ia justru kecewa.

Dilansir dari sebuah tayangan di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf, Gus Baha menjelaskan bahwa tidur bagi sebagian orang bisa lebih bermanfaat dibandingkan tahajud yang dilakukan dengan niat yang keliru.

“Daripada tahajud terus nuntut Allah supaya hajatnya terkabul, lebih baik tidur dan menikmati rahmat-Nya,” ujar Gus Baha mengutip pemikiran Imam Ghazali.

Simak Video Pilihan Ini:

Alhamdulillah, 497 Santri Ponpes El Bayan Majenang Sembuh Covid-19

Promosi 1

Bahayanya Tahajud Jika Dijadikan Alat Menuntut Allah SWT

Menurut Gus Baha, ada bahaya tersendiri jika seseorang menjadikan tahajud sebagai alat untuk menuntut Allah. Ketika doanya tidak terkabul, setan bisa membisikkan keraguan dan menyesatkan pikirannya.

“Banyak orang yang awalnya rajin tahajud, tetapi ketika permintaannya tidak dikabulkan, ia malah menyalahkan kiainya yang memberi ijazah doa atau bahkan menyalahkan agama,” lanjutnya.

Pendapat ini tidak bermaksud mengurangi nilai ibadah tahajud, tetapi lebih kepada pemahaman bahwa ibadah harus dilakukan dengan niat yang benar. Jika seseorang hanya tahajud demi urusan dunia, maka ibadahnya bisa kehilangan makna.

Gus Baha menjelaskan bahwa para ulama sejak dahulu sudah memahami kecenderungan manusia yang beribadah hanya karena kepentingan pribadi. Oleh sebab itu, Imam Ghazali menekankan bahwa tidur dengan niat yang baik bisa lebih bermanfaat dibandingkan tahajud yang penuh dengan tuntutan.

“Ulama dari dulu sudah berpikir, banyak orang menjadikan tahajud sebagai alat untuk mencapai keinginannya. Ketika tidak terkabul, akhirnya mereka kecewa,” tutur Gus Baha.

Menurutnya, jika seseorang sudah terbiasa menyalahkan keadaan karena ibadahnya tidak menghasilkan sesuatu yang diinginkan, maka lebih baik ia tidur dan bekerja keras di siang harinya.

“Daripada mutung karena tahajudnya tidak terkabul, lebih baik tidur lalu berusaha dengan sungguh-sungguh di siang hari,” ucap Gus Baha.

Ngeluh Sudah Biasa Tahajud,Tapi Doa Tak Terkabul

Namun, Gus Baha menekankan bahwa pendapat ini tidak berarti melupakan ibadah wajib. Sholat lima waktu tetap harus ditegakkan dan tidak boleh ditinggalkan hanya karena alasan tidur.

Ada juga orang yang ketika beribadah terlalu terobsesi dengan keinginannya, sehingga niatnya menjadi tidak murni lagi. Padahal, ibadah seharusnya dilakukan dengan penuh ketulusan kepada Allah.

Menurut Gus Baha, ada banyak orang yang mengeluh setelah lama tahajud tetapi tidak kunjung mendapatkan yang mereka inginkan. Akhirnya, mereka merasa putus asa dan berhenti beribadah sama sekali.

“Kalau sudah seperti itu, lebih baik tidur saja daripada tahajud tapi malah berujung kecewa,” kata Gus Baha.

Ia juga menambahkan bahwa tidur yang dinikmati dengan niat bersyukur atas nikmat Allah bisa menjadi bentuk ibadah tersendiri.

Orang-orang yang selalu menyalahkan keadaan karena ibadahnya tidak segera membuahkan hasil sebaiknya memahami bahwa ada banyak faktor dalam kehidupan yang harus diikhtiarkan dengan usaha, bukan hanya dengan doa.

Imam Ghazali, kata Gus Baha, tidak melarang tahajud, tetapi mengingatkan bahwa ibadah harus dilakukan dengan pemahaman yang benar. Jangan sampai ibadah justru membawa seseorang pada kekecewaan yang berujung pada keburukan.

Pendapat ini sekaligus menjadi pengingat agar setiap muslim tidak menjadikan ibadah sebagai alat transaksi dengan Allah. Karena sejatinya, ibadah adalah bentuk penghambaan yang tulus tanpa syarat.

Gus Baha mengingatkan bahwa banyak orang yang tetap mendekat kepada agama meskipun memiliki pemahaman yang terbatas. Hal ini lebih baik daripada mereka yang merasa kecewa lalu menjauh dari agama.

Pada akhirnya, tidur atau tahajud sama-sama bisa menjadi ibadah, tergantung bagaimana niat seseorang dalam menjalankannya. Yang terpenting, ibadah dilakukan dengan keikhlasan dan tidak hanya untuk kepentingan dunia semata.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |