Liputan6.com, Jakarta - Ibadah kurban merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu, khususnya saat Hari Raya Idul Adha. Esensi dari ibadah kurban bukan hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga berbagi kebahagiaan dan rezeki dengan sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
Oleh karena itu, pemahaman tentang cara pembagian daging kurban yang benar sangatlah penting agar ibadah ini dapat dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam dan memberikan manfaat yang optimal.
Cara pembagian daging kurban yang tepat akan memastikan bahwa daging kurban didistribusikan secara adil dan merata kepada mereka yang berhak menerimanya. Hal ini mencakup fakir miskin, kerabat, tetangga, serta shohibul kurban (orang yang berkurban) beserta keluarganya.
Panduan ini akan membahas secara rinci mengenai cara pembagian daging kurban kambing dan sapi yang benar, termasuk perhitungan yang ideal, contoh-contoh praktis, serta kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari dalam proses pembagian.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (28/5/2025).
Tradisi Muslim di Indonesia berbagi daging qurban kepada yang membutuhkan. Hewan kurban disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah
Cara Pembagian Daging Kurban Kambing
Pembagian daging kurban kambing memerlukan pemahaman yang baik agar setiap pihak yang berhak menerima mendapatkan bagian yang sesuai. Melansir dari baznas.go.id, daging kurban idealnya dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk shohibul kurban dan keluarga, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, serta sepertiga untuk fakir miskin. Pembagian ini memastikan bahwa manfaat kurban dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Jumlah daging yang dihasilkan dari seekor kambing biasanya berkisar antara 20 hingga 25 kg. Pembagian ini perlu disesuaikan dengan jumlah penerima di masing-masing kategori. Prioritaskan fakir miskin dan mereka yang benar-benar membutuhkan, namun jangan lupakan hak kerabat dan tetangga untuk turut merasakan kebahagiaan Idul Adha. Dengan pembagian yang adil, ibadah kurban akan menjadi lebih bermakna dan membawa berkah bagi semua.
PWMJATENG.COM menjelaskan dalam Fiqhus-Sunnah Juz III halaman 227 disebutkan bahwa kurban bersama atau bergabung diperbolehkan jika hewan yang dikurbankan berupa unta atau sapi. Dalam hal ini, unta atau sapi tersebut dapat mewakili 7 (tujuh) orang yang berniat untuk berqurban atau mendekatkan diri kepada Allah.
- Shohibul Kurban dan Keluarga: Sepertiga bagian diperuntukkan bagi shohibul kurban dan keluarganya. Bagian ini boleh dikonsumsi sendiri atau disedekahkan kepada orang lain.
- Kerabat dan Tetangga: Sepertiga bagian diberikan kepada kerabat dan tetangga, baik yang mampu maupun yang kurang mampu. Tujuannya adalah untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan.
- Fakir Miskin: Sepertiga bagian dikhususkan untuk fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Golongan ini menjadi prioritas utama dalam pembagian daging kurban.
Contoh Pembagian Daging Kurban Kambing:
- Kasus 1: Seekor kambing menghasilkan 21 kg daging bersih. Maka, setiap golongan (shohibul kurban, kerabat, fakir miskin) mendapatkan 7 kg daging.
- Kasus 2: Seekor kambing menghasilkan 24 kg daging bersih. Maka, setiap golongan mendapatkan 8 kg daging.
- Kasus 3: Jika shohibul kurban ingin menyedekahkan lebih banyak, ia bisa mengurangi bagian untuk dirinya dan menambahkannya ke bagian fakir miskin.
Cara Pembagian Daging Kurban Sapi
Pembagian daging kurban sapi sedikit berbeda dengan kambing karena jumlah daging yang dihasilkan jauh lebih banyak. Melansir dari baznas.go.id, seekor sapi yang dikurbankan secara kolektif oleh tujuh orang biasanya menghasilkan sekitar 120 hingga 140 kg daging bersih. Pembagian ini harus dilakukan secara adil dan proporsional agar setiap peserta kurban mendapatkan haknya.
Idealnya, pembagian daging kurban sapi tetap mengikuti prinsip sepertiga untuk masing-masing golongan (shohibul kurban, kerabat, fakir miskin). Namun, karena jumlah daging yang banyak, pembagian kepada fakir miskin bisa diperluas ke wilayah yang lebih luas atau diberikan dalam jumlah yang lebih besar kepada setiap penerima. Transparansi dan keadilan dalam pembagian ini sangat penting untuk menjaga keberkahan ibadah kurban.
PWMJATENG.COM menjelaskan dalam Fiqhus-Sunnah Juz III halaman 227 disebutkan bahwa kurban bersama atau bergabung diperbolehkan jika hewan yang dikurbankan berupa unta atau sapi. Dalam hal ini, unta atau sapi tersebut dapat mewakili 7 (tujuh) orang yang berniat untuk berqurban atau mendekatkan diri kepada Allah.
- Pembagian untuk Peserta Kurban: Setiap peserta kurban (maksimal 7 orang) berhak mendapatkan bagian yang sama dari total daging bersih.
- Pembagian per Golongan: Setelah setiap peserta mendapatkan bagiannya, daging tersebut dibagi lagi menjadi tiga bagian (sepertiga untuk masing-masing golongan penerima).
- Prioritaskan Fakir Miskin: Alokasikan sebagian besar daging untuk fakir miskin dan mereka yang membutuhkan.
Contoh Pembagian Daging Kurban Sapi:
- Kasus 1: Sapi menghasilkan 126 kg daging bersih. Maka, setiap peserta (7 orang) mendapatkan 18 kg daging. Kemudian, 18 kg tersebut dibagi tiga (6 kg untuk masing-masing golongan).
- Kasus 2: Sapi menghasilkan 140 kg daging bersih. Maka, setiap peserta mendapatkan 20 kg daging. Kemudian, 20 kg tersebut dibagi tiga (sekitar 6.7 kg untuk masing-masing golongan).
- Kasus 3: Jika ada peserta yang ingin menyedekahkan seluruh bagiannya, maka bagian tersebut dialokasikan untuk fakir miskin.
Cara Pembagian Daging Kurban yang Ideal
Pembagian daging kurban yang ideal tidak hanya mempertimbangkan aspek kuantitas, tetapi juga kualitas dan kebermanfaatan bagi penerima. Melansir dari baznas.go.id, banyak ulama menyarankan bahwa pembagian daging kurban untuk tiap penerima sebaiknya antara 1 hingga 2 kg. Jumlah ini dianggap cukup untuk satu keluarga menikmati sajian daging selama satu atau dua kali makan.
PWMJATENG.COM menjelaskan dalam Fiqhus-Sunnah Juz III halaman 227 disebutkan bahwa kurban bersama atau bergabung diperbolehkan jika hewan yang dikurbankan berupa unta atau sapi. Dalam hal ini, unta atau sapi tersebut dapat mewakili 7 (tujuh) orang yang berniat untuk berqurban atau mendekatkan diri kepada Allah.
- Prioritaskan Fakir Miskin: Utamakan fakir miskin dan mereka yang benar-benar membutuhkan.
- Pertimbangkan Jumlah Keluarga: Sesuaikan jumlah daging yang diberikan dengan jumlah anggota keluarga penerima.
- Transparansi dan Dokumentasi: Lakukan pembagian secara transparan dan terdokumentasi dengan baik.
- Jangkauan yang Luas: Sebarkan daging kurban ke wilayah yang lebih luas, termasuk daerah terpencil jika memungkinkan.
Kesalahan-Kesalahan dalam Pembagian Daging Kurban
Dalam praktik pembagian daging kurban, seringkali terjadi beberapa kesalahan yang perlu dihindari agar ibadah kurban tetap sah dan berkah. Melansir dari baznas.go.id, salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menimbang daging dengan akurat. Pembagian daging harus dilakukan dengan adil dan merata menggunakan timbangan, bukan hanya mengira-ngira.
Kesalahan lainnya adalah menyimpan terlalu banyak daging untuk konsumsi pribadi. Shohibul kurban memang diperbolehkan mengonsumsi sepertiga dari daging kurban, tetapi jangan berlebihan dan mengabaikan bagian untuk fakir miskin dan kerabat. Selain itu, membagikan daging kepada orang yang mampu atau sudah berkecukupan juga merupakan kesalahan. Prioritaskan pemberian daging kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
- Tidak menimbang daging dengan akurat.
- Menyimpan terlalu banyak daging untuk konsumsi pribadi.
- Memberikan daging kepada orang yang mampu atau sudah berkecukupan.
- Tidak mempertimbangkan jumlah anggota keluarga penerima.
- Kurangnya transparansi dalam proses pembagian.
- Tidak memprioritaskan fakir miskin dan mereka yang benar-benar membutuhkan.
- Membagikan daging yang tidak layak konsumsi (busuk atau tercemar).
- Tidak mendata penerima daging kurban dengan baik.
- Membagikan daging kurban hanya kepada kelompok atau golongan tertentu.
- Tidak memperhatikan kebersihan dan sanitasi saat memproses dan membagikan daging.