Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan tegas pernah dilontarkan Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendakwah muda yang dikenal kritis terhadap dinamika sosial dan politik di Indonesia. Kali ini, sasarannya adalah para anggota DPR RI yang dinilai tidak becus dalam menjalankan amanah rakyat.
Melalui ceramahnya yang berisi kritik tajam, UAH menyuarakan kegelisahan publik atas kinerja lembaga legislatif yang dinilai kerap mengabaikan kepentingan rakyat demi kepentingan kelompok tertentu.
Pendakwah yang banyak membahas persoalan sehari-hari ini menyoroti bagaimana wakil rakyat seharusnya menjadi teladan dalam menjunjung hukum, norma, dan etika.
“Kalau Anda mengaku wakil rakyat, maka jagalah amanah itu. Kami tidak pernah mewakilkan Anda untuk melanggar hukum atau menciderai etika,” kata Ustadz Adi Hidayat dengan tegas dalam ceramahnya.
Pernyataan tersebut dikutip Jumat (25/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @nasiramestv4322 yang mengangkat tajuk perenungan untuk para pemimpin negeri.
Dalam ceramah itu, UAH meminta para anggota DPR untuk melakukan introspeksi mendalam terhadap tugas dan tanggung jawab mereka. Ia menyayangkan apabila posisi strategis itu justru dijadikan alat untuk mempermainkan nasib rakyat.
“Kalau gaduh terjadi di masyarakat, ulama diminta turun tangan untuk meredam. Tapi ketika suasana sudah tenang, justru yang membuat gaduh adalah para elit sendiri,” ucap UAH dengan nada kecewa.
Simak Video Pilihan Ini:
Penggelapan Mobil Modus Balik Nama di Samsat Pemalang Terungkap
Bangsa Ini Mau Dibawa ke Mana?
Menurutnya, kondisi ini sangat memprihatinkan. Rakyat yang mestinya dilindungi, malah seringkali menjadi korban dari permainan politik yang tidak sehat.
UAH juga mengingatkan bahwa kekuasaan adalah titipan, bukan milik pribadi. Maka dari itu, semua tindakan para pemangku kebijakan harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya di dunia tetapi juga di hadapan Allah.
Ia menegaskan, jika wakil rakyat mengaku sebagai representasi publik, maka sikap, ucapan, dan keputusan yang diambil harus mencerminkan aspirasi rakyat, bukan kepentingan pribadi atau partai.
“Bangsa ini mau dibawa ke mana? Negara ini mau diarahkan ke mana? Harus ada perenungan yang serius,” tambahnya.
UAH menyesalkan bahwa banyak anggota DPR yang tidak memahami makna dari representasi rakyat yang sebenarnya. Mereka lebih sibuk menjaga citra ketimbang memperjuangkan nasib konstituen.
Peringatan keras ini bukan untuk mempermalukan, tetapi untuk mengingatkan bahwa jabatan publik adalah amanah besar. Jika tidak dijalankan dengan benar, akan menjadi petaka, baik secara sosial maupun spiritual.
“Kalau Anda merasa pernyataan saya keras, anggaplah ini sebagai nasihat. Karena kami para pendakwah selalu diajak ketika ada konflik, tapi dilupakan ketika suasana sudah membaik,” lanjut UAH.
Jangan Hanya Jadi Objek Permainan Politik
Ia berharap pernyataan ini tidak berhenti sebagai berita viral sesaat, tetapi menjadi bahan refleksi yang memunculkan perubahan nyata di kalangan pejabat negara.
UAH juga menyuarakan harapan agar bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang jujur, adil, dan memiliki komitmen kuat terhadap keadilan sosial.
Bagi UAH, kebenaran tetap harus disampaikan walau pahit. Apalagi jika menyangkut masa depan bangsa dan keutuhan masyarakat.
Pendakwah muda ini mengajak rakyat untuk terus kritis dan peka terhadap kondisi politik. Jangan sampai suara mereka dimanfaatkan oleh segelintir orang demi kekuasaan semata.
“Jangan biarkan rakyat hanya jadi objek dari permainan elit politik. Ini peringatan keras untuk semua yang merasa menjadi pemimpin,” pungkas UAH.
Pesan ini diharapkan menggugah hati para wakil rakyat untuk kembali ke jalur yang benar, menjadikan amanah sebagai ladang ibadah, bukan sebagai alat untuk meraup keuntungan pribadi.
Jika pesan ini disampaikan oleh seorang pendakwah, itu berarti sudah ada kegelisahan serius di tengah masyarakat. Maka para pemimpin seharusnya tidak lagi menutup mata dan telinga.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul