Sholat Dzuhur dan Ashar Disatukan di Waktu Dzuhur Disebut Jamak Takdim, Ini Niat dan Tata Caranya

1 month ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kondisi tertentu, umat Islam menghadapi kondisi ketika tidak bisa melaksanakan sholat tepat waktu atau merasa keberatan. Salah satunya adalah ketika dalam perjalanan (safar, musafir). Dalam kondisi demikian, maka orang tersebut mendapat rukhshah atau keringanan.

Dalam Islam diatur keringanan bagi musafir, salah satunya dengan sholat jamak. Misalnya, sholat dzuhur dan ashar disatukan di waktu dzuhur.

Dalil pelaksanaan sholat jamak mengacu pada hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, ia mengatakan,

"Rasulullah SAW jika bepergian sebelum matahari tergelincir menangguhkan sholat Dzuhur sampai tiba waktu sholat Ashar, kemudian beliau menjamak keduanya. Lalu, jika matahari telah tergelincir sebelum beliau berangkat, beliau menunaikan sholat Dzuhur (terlebih dahulu), kemudian beliau menaiki (hewan tunggangannya)." (HR Bukhari dan Muslim).

Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari, Kitab al-Jama‘ baina as-Shalātain menjelaskan, Nabi SAW menunda Dzuhur saat hendak safar supaya lebih ringan (karena safar itu menyulitkan). Namun jika waktu Dzuhur sudah masuk sebelum berangkat, beliau sholat dahulu agar tidak meninggalkan sholat di awal waktunya atau sholat jamak takdim tanpa uzur.

Di sisi lain, hadis ini menjadi dalil kebolehan sholat jamak ta’khir (menunda Dzuhur ke waktu Ashar) ketika safar. Menurut Ibnu Hajar, ini termasuk bentuk rukhsah (keringanan) dari Allah untuk musafir.

Cara Sholat Dzuhur dan Ashar Disatukan di Waktu Dzuhur

Mengutip Buku Risalah Tuntutan Sholat Lengkap karya Ustadz Abu Quro, S.Ag sholat jamak adalah sholat yang dikumpulkan dalam satu waktu. Misalnya, Mgahrib dengan Isya, Dzuhur dengan Ashar. Ada dua jenis sholat jamak, yaitu jamak takdim dan jamak takhir.

Lantas, bagaimana cara sholat dzuhur dan ashar disatukan di waktu dzuhur?

Sholat Dzuhur dan Ashar yang dikumpulkan di waktu dzuhur disebut sebagai jamak takdim. 

Ahmad Sultoni dalam bukunya yang berjudul Panduan Salat Lengkap dan Praktis-Wajib dan Sunnah menjelaskan tata cara jamak taqdim salat Dzuhur dan Ashar. Berikut ini bacaan niat dan tata caranya:

Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Jamak Takdim Dzuhur dan Ashar

1. Niat

Niat Jamak Takdim Sholat Dzuhur dan Ashar:

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî fardladh-dhuhri arba‘a raka‘âtin majmû‘an bil-‘ashri jam‘a taqdîmin lillâhi ta‘ala

Artinya: “Saya niat sholat fardlu Dzuhur empat rakaat dijama’ bersama Ashar dengan jama’ taqdim karena Allah Ta’ala”.

2. Kemudian, melakukan sholat Dzuhur empat rakaat

3. Setelah salam langsung dilanjutkan dengan melaksanakan sholat Ashar empat rakaat dengan niat seperti biasanya, tidak perlu berniat jamak taqdim lagi.

Syarat Melaksanakan Jamak Takdim

Syarat melaksanakan shalat jama’ taqdim ada 4 (empat), yaitu:

1. Tertib

Maksud tertib di sini adalah mendahulukan shalat pertama daripada yang kedua. Seperti mendahulukan shalat Dhuhur daripada Ashar atau mendahulukan shalat Maghrib daripada Isya’.

2. Niat

Niat jamak sholat di shalat yang pertama, pelaksanaan niat disunahkan bersamaan dengan takbiratul ihram.

3. Muwalat (berurutan)

Maksud berurutan adalah tidak ada jeda antara shalat pertama dengan shalat kedua, jadi setelah selesai shalat yang pertama harus segera takbiratul ihran untuk shalat yang kedua.

4. Masih dalam Perjalanan

Ketika mengerjakan shalat yang kedua masih tetap dalam perjalanan, meskipun perjalanan itu tidak harus mencapai masafatul qashr.

Bolehkah Sholat Jamak Takdim Dzuhur dan Ashar Diqashar?

Imam An-Nawawi (Syafi‘iyah) dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menjelaskan, jamak boleh digabung dengan qashar. Contohnya yakni jamak taqdim Dzuhur dan Ashar. Keduanya diqashar menjadi 2 rakaat dan 2 rakaat.

Akan tetapi, qashar hanya berlaku untuk shalat 4 rakaat (Dzuhur, Ashar, Isya’), tidak untuk Maghrib dan Subuh.

Senada dengan hal itu, Ibnu Qudamah (Hanabilah) dalam Al-Mughni mengungkatkan, dalam safar (perjalanan), musafir boleh jamak tanpa qashar, qashar tanpa jamak, atau jamak-qashar sekaligus. Dalilnya adalah praktik Nabi ﷺ dalam banyak perjalanan (haji, jihad, safar jauh). Jadi jamak & qashar bisa berdiri sendiri maupun digabung.

Hal ini selarang dengan dalil Al-Qur’an tentang Qashar, sebagaimana firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 101.

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa atasmu untuk mengqashar shalat.” QS. An-Nisa’ (4:101)

Ayat ini menjadi dasar kebolehan qashar shalat bagi musafir (Dzuhur, Ashar, Isya’ → dari 4 rakaat menjadi 2 rakaat).

Dalil Hadis tentang Jamak-Qashar, dari riwayat Ibnu Umar RA:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا جَامَعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فِي السَّفَرِ صَلَّى أَرْبَعًا قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ، وَإِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ أَخَّرَ الظُّهْرَ حَتَّى يَجْمَعَهَا إِلَى الْعَصْرِ، وَيُصَلِّيهِمَا جَمِيعًا.

“Rasulullah ﷺ apabila menjamak dua shalat dalam safar, beliau shalat empat rakaat sebelum berangkat. Dan apabila beliau berangkat sebelum matahari tergelincir, beliau menunda shalat Dzuhur sampai menjamaknya dengan Ashar, lalu beliau shalat keduanya sekaligus.” (HR. Bukhari no. 1108, Muslim no. 705).

Ketentuan Sholat Jamak dan Qashar bagi Musafir

Petunjuk teknis jamak dan qashar sholat bagi musafir salah satunya dijelaskan dalam Kitab Matnul Gyayah wat Taqrib karya Qadhi Abu Suja’ . Bagi seorang musafir diperbolehkan mengqashar shalat yang memiliki empat rakaat dengan lima syarat:

1. Kepergiannya bukan dalam rangka maksyiat.

2. Jarak perjalanannya paling sedikit 16 farsakh.

3. Shalat yang diringkas adalah yang berrakaat empat.

4. Niat mengqashar bersamaan dengan takbiratul ihram.

5. Dan hendaknya tidak bermakmum pada orang yang mukim (tidak musafir).

Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa syarat mengqashar shalat pada dasarnya adalah ketika dalam berpergian. Namun syarat ini bisa ditawar dalam kondisi perang. Apabila dirasa empat rakaat terlalu lama dan mengkhawatirkan keamanan maka diperbolehkan mengqashar sholat.

Mengenai jarak tempuh perjalanan, maka mengqashar shalat hanya diperbolehkan ketika jarak tempuh bepergian mencapai 16 farsakh atau kira-kira 90 km. Yaitu jarak yang biasanya para musafir telah mengalami kelelahan dan kepayahan.

People also Ask:

1. Bagaimana cara sholat jamak dzuhur dan ashar di waktu dzuhur?

Untuk menjamak (menggabungkan) Sholat Dzuhur dan Ashar di waktu Dzuhur (jamak taqdim), Anda harus melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu, dilanjutkan dengan Sholat Ashar tanpa jeda yang lama. Setelah salam Sholat Dzuhur, segera berdiri dan melaksanakan Sholat Ashar dengan niat yang sesuai. Pastikan Anda sudah memiliki niat jamak taqdim sebelum memulai sholat, dan kedua sholat ini dilakukan secara berturut-turut.

2. Berapa rakaat menjamak shalat Dzuhur dan ashar di waktu dzuhur?

Saat menjamak salat Dzuhur dan Ashar di waktu Dzuhur (Jamak Taqdim), jumlah rakaatnya adalah 4 rakaat untuk Dzuhur dan 4 rakaat untuk Ashar, total menjadi 8 rakaat, kecuali jika dilakukan dengan qashar (memendekkan), maka menjadi 2 rakaat Dzuhur dan 2 rakaat Ashar, total 4 rakaat. Pelaksanaannya harus dilakukan secara tertib (Dzuhur dulu baru Ashar) dan berurutan tanpa jeda yang lama setelah salat pertama.

3. Gimana niat sholat jamak taqdim dzuhur dan ashar?

Niat jamak awal (taqdim) untuk Dzuhur dan Ashar adalah membaca niat untuk sholat Dzuhur, yaitu "Ushollii fardhadh-dhuhri arba'a raka'aatin majmuu'an ma'al 'ashri jam'a taqdiimin lillaahi ta'ala". Niat ini dibaca saat sholat Dzuhur yang pertama, dan setelah sholat Dzuhur selesai, langsung dilanjutkan dengan sholat Ashar tanpa jeda yang lama.

4. Bagaimana niat sholat ashar di waktu dzuhur?

Untuk meniatkan sholat Ashar pada waktu Dzuhur (jamak taqdim), Anda cukup berniat sholat Dzuhur empat rakaat yang dijama' dengan Ashar, kemudian dilanjutkan dengan sholat Ashar empat rakaat. Niat sholat Dzuhur dengan jamak taqdim adalah: "Usholli fardhodh-dhuhri arba'a raka'aatin majmu'an ma'al 'ashri jam'a taqdiimin lillahi ta'aala".

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |