Siapa yang Paling Berhak dengan Uang Suami, Hanya Istri-Anak atau Boleh untuk Orangtuanya? Ini Kata Buya Yahya

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mendapat pertanyaan dari jemaahnya tentang orang yang berhak menerima uang suami. Apakah hanya istri dan anak atau boleh diberikan kepada orang tua?

Buya Yahya mengatakan, seorang suami memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya secukupnya. Selebihnya dia boleh memberikan kepada orangtuanya. Bahkan, disalurkan ke masjid, pondok pesantren, atau ke orang lain yang membutuhkan pun boleh.

“Cuma yang paling utama secukupnya untuk anak dan keluarga. Selebihnya, jika ingin membantu ibundanya istimewa. Cuma yang wajib adalah anak dan istrinya. Jangan berpikir lainnya dulu. Cuma setelah itu boleh memberikan (kepada) lainnya. Bukan berarti yang lain gak boleh dikasih,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (30/1/2025).

Buya Yahya sering menemukan istri yang aneh. Dia tidak mau gaji suami diberikan kepada mertuanya. Dia ingin penghasilan suami sepenuhnya milik istri.

“Buya saya punya suami kayak punya istri dua. Masa setiap gajian itu separuh dikasih ke ibunya separuh dikasih ke saya. Oh kamu yang kurang ajar. Mau ngasih ke ibunya biarin dong, wong ibunya kok,” imbuh Buya Yahya.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Kesal, Bupati Banjarnegara Sentil Anggota DPRD

Istri Harus Dukung Perbuatan Baik Suami

Buya Yahya menuturkan, suami yang masih menyisihkan penghasilannya untuk orangtuanya adalah perbuatan yang sangat terpuji. Itu termasuk bentuk bakti seorang anak kepada orangtuanya, meskipun sudah berumah tangga.

Menurut Buya Yahya, seharusnya istri mendukung perbuatan baik suami seperti itu, selama nafkah untuk istri dan anaknya sudah terpenuhi.

“Kalau mau ngasih ke ibunya namanya berbakti kepada ibunya. Kamu (istri) cukup nggak? Cukup, ya sudah. Memangnya ada aturan suami kerja saja, gaji istri yang pegang semuanya?” kata Buya Yahya.

Istri juga sebaiknya mendukung suami yang ingin bersedekah kepada orang lain. Buya Yahya sering mendengar cerita para suami yang ketakutan sedekahnya diketahui istri karena gajinya harus sepenuhnya diberikan kepadanya.

“Sebaiknya kalau seorang suami ketika ingin bersedekah didukung sama istri. Suami mau sedekah ke masjid. Saya mau sedekah ke masjid Rp50 juta. Apa bang Rp50 juta? Mana bisa jadi masjid gitu, tambah deh Rp100 juta. Itu baru istri sholehah,” tutur Buya Yahya.

Apakah Suami Wajib Beri Tahu Gajinya ke Istri?

Menurut Buya Yahya, suami tidak harus memberi tahu soal penghasilan yang didapatkannya. Kewajiban suami adalah menafkahi istri dan anak-anaknya, tak perlu mengumbar jumlah penghasilannya.

"Tidak harus seorang istri mengetahui berapa pemasukan sang suami, dan tidak wajib bagi seorang suami memberi tahu pemasukannya kepada seorang istri. Yang wajib bagi seorang suami adalah memberikan nafkah yang cukup di saat dia mampu," jelas Buya Yahya.

Selain itu, tidak seharusnya juga bagi suami memberikan semua pendapatannya kepada istri. Sebab, kriteria istri dalam mengelola keuangan berbeda-beda.

Buya Yahya menerangkan berbagai kriteria istri berkaitan dengan keuangan. Ada istri yang pintar dalam mengelola uang, ada yang hobi belanja yang tidak dibutuhkan, bahkan ada pula yang sering mengutang.

"Kalau Anda menemukan istri baik yang bisa mengatur keuangan, dia juga senang berbagi, senang berderma, ngerti kebaikan, maka lebih indah jika Anda berterus terang tentang pemasukan Anda. Tapi kalau punya istrinya pemboros, jago ngutang, jago belanja, beli yang gak jelas, maka nggak perlu Anda beri semuanya," tutur Buya Yahya mengingatkan.

Wallahu a’lam. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |