Ternyata Hingga Kini Gus Baha Masih Suka Naik Bus Ekonomi dan Memandikan Anaknya, Alasannya Bikin Meleleh

10 hours ago 9

Liputan6.com, Cilacap - Sosok ulama kondang yang tersohor dengan julukan ‘Manusia Al-Qur’an’ yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah, yaitu KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengisahkan pengalaman pribadinya yang hingga kini masih tetap ia lakoni.

Kehidupan yang sejatinya penuh dengan kemuliaan ini tidak serta merta membuat pendakwah yang merupakan santri kinasih Mbah Moen ini gengsi untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan penuturan beliau, di tengah-tengah popularitasnya kini, ia masih bersedia naik bus kelas ekonomi dan memandikan anak-anaknya.

Mengawali kisahnya, Gus Baha menegaskan pentingnya menghormati ilmu atas dirinya. Menurutnya beliau sama sekali tidak membutuhkan penghormatan.

“Ngaji ini menghilangkan kebodohan,” terangnya mengawali kisahnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @MuhammadNurBinYusuf, Minggu (16/03/2025).

“Sudah kamu ini tidak perlu hormat saya, hormat sama ilmuku, sudah begitu saja,” imbuhnya.

Simak Video Pilihan Ini:

Santri Bisa Dinyatakan Sembuh Tanpa Swab Ulang, Kok Bisa?

Promosi 1

Tidak Butuh Dihormati

Gus Baha melakoni hal-hal sederhana yang banyak dilakukan oleh orang biasa ini sebab dirinya tidak ingin dihormati iatau dimuliakan.

“Aku tidak perlu kamu hormati. Aku sampai sekarang masih biasa naik bus (ekonomi),” ujarnya.

“Memang saya latih diri saya. Saya sering menasihati anak istri, “Aku sampai tua sudah biasa hidup sendirian,” sambungnya.

Beliau juga kerap memandikan sendiri anak-anaknya tanpa harus menggantungkan pekerjaan ini kepada istrinya. Ia melakoni hal ini tak lain menunjukkan bahwa ia merupakan sosok ulama yang zuhud.

"Saya sampai sekarang biasa memandikan anak, sekarang anak saya ini saya ajak semua ke sini,” paparnya.

“Ya biasa saya mandikan, saya membayangkan hidup itu sendirian, ilmu saya ikhlaskan kepada Allah," sambungnya.

“Jadi hidup saya ini tidak butuh mulia, anak saya saya mandikan sendiri itu sudah biasa,” tandasnya.

Keutamaan Zuhud

Mengutip dsp.uii.ac.id, dalam ajaran Islam, cinta akhirat dan zuhud (menghindari kecintaan berlebihan pada dunia) adalah konsep spiritual yang memberikan panduan hidup bagi setiap Muslim agar senantiasa fokus pada tujuan kehidupan yang abadi.

Dengan mencintai akhirat dan menjalani kehidupan dunia dengan zuhud, seseorang diajak untuk melihat hidup ini bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat.

عن زيد بن ثابت رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/ tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama) nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/ selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai dihadapannya). HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Darimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |