Liputan6.com, Jakarta - Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Selain rukun Islam kelima ini sebagai bentuk ketundukan kepada Allah, haji juga menyimpan banyak keberkahan di setiap tempat yang dikunjungi jamaah. Salah satu tempat istimewa yang tak boleh dilewatkan jamaah haji 2025 adalah Raudah di Masjid Nabawi, Madinah.
Raudah menjadi tempat yang sangat dirindukan oleh para peziarah. Letaknya berada di antara kamar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam—yang kini menjadi makam Nabi—dengan mimbar tempat Nabi biasa menyampaikan khutbah. Luasnya hanya beberapa meter persegi, namun keutamaannya sangat luar biasa.
Tempat ini disebut secara langsung dalam hadis sebagai bagian dari taman surga. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda, "Apa yang berada di antara rumahku dan mimbarku merupakan taman-taman surga."
Pernyataan ini menjadikan Raudah sebagai salah satu tempat yang paling mulia di bumi. Tak heran jika para jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia sangat antusias ingin masuk dan berdoa di dalamnya, meski hanya sebentar.
Dikutip Minggu (04/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @siaomiaw, Raudah memiliki sejarah panjang yang berawal dari masa Nabi Muhammad masih hidup. Dahulu, Raudah merupakan ruang terbuka antara rumah Nabi dan masjid yang dibangun bersahaja di Madinah.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah umat Islam, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali perluasan. Area rumah Nabi yang dulu berada di luar masjid kini telah menyatu menjadi bagian dalam kompleks masjid.
Simak Video Pilihan Ini:
Innalillah, Kecelakaan Maut Kendaraan dan Motor di Bawen Semarang
Salah Satu Tempat Mustajab untuk Berdoa
Raudah sendiri ditandai dengan karpet berwarna hijau zamrud. Warna ini menjadi penanda bahwa jamaah sedang berada di lokasi istimewa tersebut.
Mereka yang berdoa di Raudah diyakini sedang berada di salah satu tempat paling mustajab. Banyak jamaah mengusahakan agar bisa bersujud dan memanjatkan doa di sana, meski harus menunggu lama atau berdesakan.
Keutamaannya bukan hanya karena disebut sebagai taman surga, tapi juga karena tempat ini sering menjadi saksi pertemuan Nabi dengan para sahabat dan tempat diturunkannya banyak hikmah dan wahyu.
Namun karena tempatnya sempit dan permintaan jamaah sangat tinggi, pemerintah Arab Saudi menerapkan sistem antrean dan jadwal kunjungan yang ketat agar tidak terjadi penumpukan jamaah di satu titik.
Bagi jamaah haji tahun 2025, penting untuk mengetahui waktu yang tepat dan cara pendaftaran agar mendapat kesempatan masuk ke Raudah dengan tertib dan nyaman.
Sebagian jamaah yang berhasil masuk sering kali menangis haru karena merasa sangat dekat dengan Nabi. Banyak dari mereka yang membawa doa-doa khusus, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat Islam secara umum.
Tak sedikit pula jamaah yang mengaku merasakan ketenangan luar biasa ketika berada di dalam Raudah, seakan berada di dunia lain yang penuh cahaya dan kelembutan rahmat Allah.
Keistimewaan Raudah
Keistimewaan Raudah juga diperkuat oleh kenyataan bahwa tempat ini sangat dijaga oleh petugas dan dihormati oleh semua Muslim. Tidak ada aktivitas selain ibadah yang diperbolehkan di sana.
Karena itu, setiap detik di Raudah menjadi sangat berharga. Doa yang diucapkan dari hati, air mata yang menetes karena rindu kepada Rasulullah, dan permohonan kepada Allah diyakini sampai lebih cepat dari tempat lainnya.
Sebagai salah satu bagian dari sejarah kenabian dan warisan spiritual umat Islam, Raudah mengajarkan tentang adab, kesabaran, dan kecintaan sejati kepada Rasulullah.
Oleh sebab itu, setiap calon jamaah haji perlu mempersiapkan diri tidak hanya secara fisik, tapi juga secara spiritual agar dapat memanfaatkan momen berada di Raudah dengan sebaik-baiknya.
Raudah bukan hanya sekadar tempat ziarah, melainkan juga ruang pertemuan spiritual antara seorang hamba dengan Tuhannya, dengan wasilah cinta kepada Rasulullah.
Semoga setiap jamaah haji 2025 mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di taman surga ini dan mendapatkan limpahan keberkahan serta pengabulan doa.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul