Tutup Aurat atau Bersihkan Hati Dulu, Mana Lebih Penting? Begini Kata Buya Yahya

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang Muslimah, mengenakan hijab merupakan bagian dari kewajiban syariat. Hijab bukan sekadar kain yang menutupi tubuh, melainkan juga mencakup niat, sikap, dan cara pandang terhadap kehidupan.

Namun, dalam perbincangan mengenai hal ini, sering kali muncul pertanyaan, manakah yang lebih penting untuk diutamakan menutup aurat atau membersihkan hati terlebih dahulu?

Di satu sisi, menutup aurat yang terlihat di luar tubuh menunjukkan kekuatan dan kesopanan serta identitas sebagai Muslim. Sementara itu, masalah hati yang tidak tampak secara fisik juga penting untuk menjaga niat dan tujuan hidup seseorang.

Kedua hal ini, meskipun tampak terpisah, tapi saling berhubungan dan saling melengkapi diri individu yang seutuhnya. Terkait hal ini, Buya Yahya turut memberikan pandangannya tentang pentingnya hijab bagi perempuan.

Menjaga aurat adalah kewajiban yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Menurutnya, masalah aurat ini berkaitan erat dengan perzinaan.

Dosa-dosa besar, termasuk zina, masih bisa diampuni jika seseorang bertaubat dengan tulus. Namun, ada hal yang perlu kita ingat, bahwa perzinaan itu seringkali terjadi karena tidak menutup aurat.

Saksikan Video Pilihan ini:

Jurnalis dan Mitra Kerja Banyumas Bantu Penyaluran Internet Gratis untuk MTs Pakis

Membuka Aurat adalah Awal dari Perzinaan

Saat seorang wanita mulai mengabaikan kewajibannya untuk menutupi aurat, maka ada potensi besar untuk terjerumus ke dalam perilaku yang lebih buruk.

"Zina adalah rendah, tapi dari mana perzinaan itu akan terlaksana? Di saat wanita sudah mulai membuka auratnya. Masa orang berzina enggak buka auratnya?," ujarnya.

Banyak yang berkata bahwa yang penting adalah hati, tetapi Buya Yahya memperingatkan bahwa ini adalah bentuk kesombongan.

"Jangan meremehkan, lalu jangan berkata 'yang penting kan hatinya'. Oo ini orang paling sombong di dunia dan di akhirat, yang penting hatinya. Berarti dia kan merendahkan orang pakai kerudung, hatinya jelek," sambungnya.

"Makanya kalau ada wanita tidak bisa menutup auratnya, kok ngomong 'yang penting hatinya', puncak kesombongan. Kalau ada wanita yang belum bisa menutup aurat, terbuka tetapi mengatakan 'Ya Allah mudahkan saya untuk menutup aurat saya, ya Allah, selamet dia," tuturnya.

Ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang belum sempurna dalam menutup aurat, niat untuk berubah dan berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan adalah langkah yang benar.

Fatwa-fatwa yang menyatakan bahwa menutup aurat bukan kewajiban, sangatlah berbahaya. Beliau mengingatkan agar kita tidak mudah terpengaruh oleh pandangan yang salah yang bisa menyesatkan diri dan keluarga.

"Tapi kalau sudah masuk wilayah sombong dan kalimat yang sering diperdengarkan adalah "yang penting kan hatinya", Masya Allah, hatimu kayak apa? Ini masalah aurat. Tidak cukup dengan dirimu, anakmu. Aurat putra-putrimu. Jangan terbawa, jangan terpedaya dengan fatwa-fatwa picisan, dan itu salah, melanggar," jelasnya.

Pentingnya Menjaga Kehormatan dan Kemuliaan Seorang Wanita

"Para ulama mengatakan enggak wajib menutup kepala. Bahkan ada contohnya, mungkin anaknya seorang tokoh. Ketahuilah, Nabi Nuh punya Kan'an, Nabi Muhammad ada Abu Lahab, biarpun dari sanak kerabat dan keluarga, bukan jaminan, seperti itu," ucapnya.

Buya Yahya juga menekankan bahwa pelanggaran syariat yang terjadi di rumah-rumah para ahli ilmu bisa menjadi fitnah besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga, terutama orang tua dalam mendidik dan mengingatkan tentang pentingnya menjaga syariat Islam.

Namun dalam konteks ini, beliau menambahkan bahwa kita pun tidak boleh langsung menyalahkan ulama atau orang tua, bisa jadi sudah dinasihati tetapi tetap ada yang membangkang.

"Misalnya mungkin sudah nasihati putri yang tak mau, bandel, mungkin istri hati-hati enggak mau. Bukankah Nabi Nuh punya istri juga nggak mau patuh kan?," jelasnya.

Salah satu pesan penting dari Buya Yahya adalah pentingnya bagi seorang wanita untuk menjaga kehormatan dan kemuliaannya dengan menutup aurat.

"Saya kembalikan kehormatanmu, wanita, kehormatanmu, kemuliaan-mu. Jangan buka auratmu kecuali untuk yang halal untukmu. Dan jangan meremehkan dari membuka betis, akan membuka paha. Setelah itu tidak tahu apa yang terjadi dengan kehinaan, kehinaan," tuturnya.

Perilaku seseorang bisa dipengaruhi oleh bagaimana mereka menjaga aurat. Seorang yang tidak menjaga aurat dengan baik dapat berisiko terjebak dalam perilaku yang lebih buruk.

"Maka seorang wanita yang mau berzina dengan satu laki-laki sangat mudah berzina dengan 1000 laki-laki. Laki-laki yang pernah berzina dengan satu perempuan bisa saja berzina dengan 1000 wanita," sebutnya.

Di akhir penjelasannya, Buya Yahya menekankan bahwa masalah perzinaan sering kali bukan hanya karena perilaku, tetapi sebab urusan syahwat atau nafsu yang tidak terjaga.

"Sebab apa? Urusannya bukan urusan wanitanya, urusannya syahwatnya, sahwatnya kebutuhan seperti orang lapar lalu makan. Di saat tidak ada itu maka, makan yang lainnya, itu adalah pezina," pungkasnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |